dipengaruhi sistem nilai dan sudut pandang penerjemah. Dengan kata lain, pemilihan metode penerjemahan dan teknik penerjemahan tidak bisa dilepaskan
dari ideologi yang dianut penerjemah. Ketiga hal tersebut akan sangat berpengaruh pada kualitas terjemahan.
Untuk memperoleh hasil terjemahan yang ideal, menurut Larson 1984:6 maka terjemahan tersebut harus 1 menggunakan bahasa sasaran yang wajar, 2
menyampaikan makna yang sama dari penutur bahasa sumber sehingga mudah dimengerti oleh penutur bahasa sasaran, 3 berusaha mempertahankan dinamika
bahasa sumber sehingga makna tersampaikan dan direspon dengan baik oleh penutur bahasa sasaran.
Seorang penerjemah juga harus berkualitas dalam segala hal yang berkaitan dengan penerjemahan, agar hasil terjemahannya juga berkualitas. Hal ini berkaitan
dengan ketepatan translasi dan tingkat kewajaran dari sebuah teks. Tujuannya agar produk terjemahan itu akurat dan berterima oleh pembaca.
Selanjutnya, Larson di dalam choliluddin 2005:22 mengklasifikasikan terjemahan menjadi dua tipe, yaitu terjemahan yang berdasarkan bentuk dan
tejemahan berdasarkan makna. Terjemahanyang berdasarkan bentuk lebih mengikuti bentuk dasar dari bahasa sumber, sedangkan yang berdasarkan makna
lebih membicarakan tentang makna teks bahasa sumber kedalam bahasa sasaran secara alamiah.
2.2.4 Keakuratan Pada Terjemahan
Kualitas terjemahan diibaratkan seperti tiga sisi yang saling berhubungan. Sisi pertama adalah sisi keakuratan dalam pengalihan pesan. Sisi yang kedua
adalah sisi tingkat keberterimaan terjemahan dan sisi yang ketiga adalah sisi
Universitas Sumatera Utara
tingkat keterbacaan dari terjemahan. Keutuhan dari suatu kualitas terjemahan dapat dilihat dari ketiga sisi tersebut.
Terkadang kita menemukan terjemahan yang isi atau pesan yang terkandung pada T2 sesuai dengan isi atau pesan yang terkandung pada T1, tetapi
cara mengungkapkan isi atau pesan tersebut tidak sesuai dengan kaidah atau norma budaya yang berlaku pada Bsa. Dan terkadang ada juga suatu terjemahan
yang dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca Bsa, tetapi tingkat keakuratan pesannya rendah. Hal tersebut mengakibatkan hasil terjemahan dapat berupa
terjemahan akurat, terjemahan kurang akurat dan terjemahan tidak akurat. Suatu terjemahan dapat dikatakan akurat jika terjemahan tersebut tidak
mengalami distorsi makna. Maksudnya adalah makna kata, frasa, klausa dan kalimat yang ada di bahasa sumber dalihkan secara akurat ke dalam bahasa
sasaran. Kesimpulannya adalah jika suatu terjemahan diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa sasaran tanpa ada penambahan ataupun penghilangan
informasi yang tidak sesuai dengan teks sumbernya, maka terjemahan yang dihasilkan adalah terjemahan yang akurat.
Sedangkan jika di dalam suatu terjemahan ditemukan makna kata, istilah teknis, frasa, klausa dan kalimat pada Bsunya mengalami distorsi makna
terjemahan ganda ataupun ada makna yang dihilangkan dan menggangu keutuhan pesan, maka terjemahan tersebut dikatakan terjemahan kurang akurat.
Sementara itu, suatu terjemahan dikatakan terjemahan tidak akurat adalah jika makna kata, istilah teknis, frasa, klausa ataupun kalimat pada Bsu dialihkan
secara tidak akurat kedalam Bsa atau dihilangkan sehingga keutuhan pesan yang ada Bsu tidak diterjemahkan ke dalam Bsa. Hal tersebut dapat terjadi bila
Universitas Sumatera Utara
penerjemah; 1 tidak menemukan pemadanan kata yang tepat, 2 melakukan penghilangan yang tidak perlu, 3 melakukan penambahan yang tidak perlu dan 4
adanya pergeseran yang dapat menyebabkan distorsi makna.
2.3 Penelitian Yang Relevan