nilai p 0,050 sehingga sebaran data dinyatakan normal. Uji linearitas memperoleh nilai p 0,050 sehingga hubungan variabel X dengan Y dinyatakan
linear. Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik dalam grafik scatterplot tidak membentuk pola yang jelas atau tersebar, yang berarti tidak
terdapat heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi determinan kemudian dilanjutkan dengan regresi
linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa positive reinforcement memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan motivasi belajar
matematika yang ditunjukkan memiliki model persamaan regresi Ŷ = 45.998 +
0.561X, koefisien korelasi r
xy
= 0.604, F
hitung
= 123.015 lebih besar daripada F
0.05
1:214 = 3.900 dan p 0.000 0,05. Positive reinforcement memberikan sumbangan efektif sebesar 36.5 dengan pembuktian memiliki korelasi
determinan r
2 xy
sebesar 0.365. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Wahyu Faida
adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh penggunaan reinforcement terhadap perilaku siswa, sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian ini tidak diteliti
tentang variabel motivasi belajar, serta perbedaan tempat dan waktu penelitiannya.
G. Kerangka Pikir
Ketertarikan yang rendah terhadap mata pelajaran dalam diri siswa menyebabkan kepuasan berkurang. Sehingga dengan berkurangnya kepuasan
akan menyebabkan turunnya minat dalam diri siswa. Berkurangnya minat pada mata pelajaran mempunyai banyak akibat diantaranya; intensitas belajar siswa
37
terhadap mata pelajaran tersebut berkurang, kurangnya pemahaman, bahkan prestasi yang menurun.
Mengetahui minat siswa dalam proses pembelajaran menjadi hal yang wajib diketahui oleh guru. Dengan mengetahui intensitas minat siwa, guru dapat
melakukan tindakan. Misalnya dengan memberikan dorongan, memberikan kegiatan yang bervariasi, dan sebagainya sehingga diharapkan minat siswa akan
tumbuh. Hal ini bertujuan menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan berkualitas, dimana terdapat komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus memiliki berbagai keterampilan dalam mengajar, diantaranya; keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka pertemuan dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta mengelola mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
Keterampilan-keterampilan tersebut digunakan dalam upaya meningkatkan kualitas dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru. Keterampilan penguatan mampu meningkatkan
minat pada siswa. Dalam hal ini ketrampilan penguatan merupakan upaya yang diberikan guru sebagai langkah untuk menumbuhkan minat dari pihak luar.
Berdasar pada beberapa uraian di atas, maka pembuktian secara ilmiah teori di atas sangat diperlukan, yakni melalui suatu penelitian. Oleh karenanya,
38
39
maka penulis melakukan penelitan tentang pengaruh penguatan terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, diperoleh suatu hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Hipotesis kerja Ha
Terdapat Pengaruh Pemberian Penguatan Positif terhadap Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SDN Pundungrejo 03 Tahun Ajaran
20152016. 2.
Hipotesis nol Ho Tidak terdapat Pengaruh Pemberian Penguatan Positif terhadap Minat Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SDN Pundungrejo 03 Tahun Ajaran 20152016.