57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pundungrejo 03 yang terletak di Sendangrejo RtRw 02III, Pundungrejo, Tawangsari, Sukoharjo. Lokasi
SDN Pundungrejo 03 termasuk lokasi yang strategis dimana terletak di tepi jalan raya. SDN Pundungrejo 03 merupakan sekolah dasar dengan
kelas tunggal. Jumlah guru dan karyawan berjumlah 11 orang termasuk kepala sekolah. SDN Pundungrejo 03 bukan merupakan salah satu sekolah
dasar favorit di Tawangsari, namun demikian sekolah yang berada di pedesaan ini merupakan salah satu pilihan bagi orang tua dalam memilih
sekolah untuk putra-putrinya. Subjek penelitian ini seluruh siswa kelas V SDN Pundungrejo 03
tahun ajaran 20152016 dengan jumlah siswa 24 orang, dengan perincian 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
B. Hasil Penelitian
Sesuai dengan desain penelitian ini yakni one-group pretes-postest design yang termasuk ke dalam jenis quasi eksperimet, maka penjabaran
hasil penelitian disesuaikan mulai dari pretest, perlakuan treatment, dan postest.
58
1. Pretest
Pretest dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2x35 menit dimana peneliti bertindak sebagai observer. Terdapat tiga instrumen
pada kegiatan pretest, yakni lembar observasi pelaksanaan penguatan oleh guru, lembar observasi respon siswa terhadap penguatan yang
dilakukan oleh guru, dan skala sikap minat belajar IPS siswa. Lembar observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data
terkait selama pelajaran IPS dilaksanakan, sedangkan skala sikap dilaksanakan di akhir pelajaran guna mengukur kondisi awal minat
belajar IPS siswa. Untuk lebih jelasnya berikut perincian pengambilan data pada
kegiatan pretest.
a. Hasil Observasi Pelaksanaan Penguatan oleh Guru
Observasi terhadap guru pada kegiatan pretest menunjukkan dilakukan atau tidaknya penguatan. Pada saat kegiatan awal, guru
menggunakan verbal reinforcement dan gestural reinforcement. Penguatan tersebut dilakukan guru dilakukan saat memulai
pembelajaran dengan melakukan apersepsi. Guru memulai dengan pertanyaan ”Anak-anak, siapa yang mau dipukul, ditendang, atau
dinakalin sama teman?”. Secara serempak siswa menjawab ”tidak”. Kemuadian guru menanyakan kembali kepada siswa, ”apa yang akan
kalian lakukan apabila kalian diperlakukan seperti itu?, coba tunjuk jari.” dua siswa mengacungkan jari, dan diberikan kesempatan oleh
59
guru untuk menjawab. ER mengatakan ”diajak berantem, Pak”. Kemudian guru tersenyum dan berkata ”ya.. ya.. ya...” sebagai tanda
penghargaan atas keberanian mengacungkan jari. Siswa NH juga diberikan kesempatan untuk menjawab. Siswa B menjawab,
”dilaporkan ke guru, Pak”. Kemudian guru tersenyum dan berkata, ”Sip. Bagus, sekarang bukan saatnya kita berantem dengan saudara
kita sendiri”. Kata sip dan bagus merupakan tanda penghargaan dan pujian atas jawaban siswa tersebut. Guru kembali menyanyakan pada
siswa, ”Bagaimana kalau jaman dulu pahlawan kita melawan penjajah?, ayo, tunjuk jari”. Kemudian ER ingin menjawab lagi,
namun guru memberikan kesempatan pada siswa lain yaitu IK. Siswa IK menjawab, ”perang, Pak. Soalnya para penjajah itu kejam, jadi gak
papa perang dan berantem sama penjajah”. Guru memberikan senyuman dan berkata ”ya.. ya... ya..., oke.. oke..” sebagai verbal
reinforcement terhadap siswa, sembari mengevaluasi jawaban siswa. Senyuman guru tersebut merupakan salah satu bentuk gestural
reinforcement. Pada kegiatan inti, guru memerintahkan kepada siswa untuk
membaca materi terkait masuknya bangsa Belanda di Nusantara Indonesia pada jaman dahulu serta maksud dan tujuan VOC
dibentuk. Setelah dirasa cukup, guru meminta salah satu siswa yang bersedia maju ke depan kelas untuk menceritakan masuknya bangsa
Belanda ke Nusantara. DS bersedia dan maju ke depan kelas. DS pun