Unsur-unsur Disiplin Kajian tentang Disiplin

28 yang ditafsirkan anak pujina tersebut adalah rasa kasih sayang yang diberikan. d. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan anak berperan sebagai motivasi dan pendorong yang mendorong anak untuk macapai apa yang mereka harapkan. e. Disiplin secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong untuk membantu dan mengembangkan hati nurani dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku yang baik dan tidak baik, yang melanggar maupun tidak melanggar aturan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Disiplin yang tumbuh secara sadar dalam membentuk sikap, perilaku dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan peserta didik lebih sukses dalam belajar.

5. Bentuk-bentuk disiplin

Bentuk-bentuk disiplin menurut Sutirna 2013: 115 yaitu disiplin karena paksaan dan disiplin tanpa paksaan. Disiplin dengan paksaan otoriter merupakan cara pendisiplinan secara paksa. Dimana anak dituntut dan diharuskan untu mengikuti aturan yang telah ditentukan. Jika anak tidak melakukannya maka anak akan mendapatkan hukuman. Sedangkan disiplin tanpa paksaan permisif adalah disiplin yang membiarkan anak untuk mencari batasan sendiri. lebih lanjut dijelaskan Sutirna 2013: 116 bahwa tujuan disiplin terbagi atas tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. 29 Tujuan jangka pendek merupakan upaya mendisiplinkan anak untuk terlatih dan terkontrol dengan mengupayakan ajaran bentuk perilaku yang pantas dan tidak pantas. Sedangkan untuk tujuan jangka panjang adalah untuk membentuk perkembangan pengendalian diri sendiri self control dan self direction, sehingga anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. Komponen dalam disiplin menurut Sutirna 2013: 116 antara lain, peraturan petunjuk bertingkah laku, konsisten memotivasi tingkah laku yang baik, penghargaan membuat anak mengerti apakah perilaku atau perbuatannya diterima atau tidak dan baik atau tidak serta hukuman sebagai akibat melanggar peraturan. Oleh karena itu, untuk membentuk kedisiplinan pada anak, maka perlu dibuat peraturan dan mensosialisasikan peraturan yang berlaku serta harus konsisten terhadap ketentuan dan perjanjian peraturan. Berikan penghargaan bagi anak jika mematuhi aturan yang sudah dibuat dan beri hukuman jika anak melanggar peraturan tersebut. Ada tiga macam disiplin menurut Rohinah M. Noor 2012: 43- 45 yaitu sebagai berikut. a. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoriter Menurut konsep disiplin otoriter ini, keadaan dimana peserta didik didalam lingkungan sekolah dikatakan memiliki sikap disiplin yang tinggi, dikarenakan disaat siswa berada didalam kelas untuk menerima pembelajaran dari guru, siswa harus 30 memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru dengan seksama. Siswa diharuskan mengiyakan apa saja yang diperintah oleh guru dan tidak diperkenankan untuk membantahnya. Artinya guru disini secara tidak langsung memberikan tekanan serta paksaan kepada siswa untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Sehingga siswa akan merasa takut dan dengan terpaksa akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru. b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive Menurut konsep disiplin permissive, konsep ini memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan segala aktivitas baik didalam kelas maupun di lingkungan sekolah, dengan catatan masih dalam batas kewajaran. Aturan-aturan disekolah tidak terlalu ketat dan tidak mengikat siswa. Konsep ini merupakan antitesis dari konsep otoritarian diatas, sehingga keduanya masuk dalam wilayah disiplin ekstrem. c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau atau kebebasan yang bertanggung jawab. Menurut konsep ini, disiplin tersebut diberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan apa saja, tetapi ada konsekuensi yang akan didapatkan peserta didik manakala, ia melanggar aturan tersebut. Peserta didik diberikan kebebasan , asalkan yang bersangkutan tidak menyalahgunakan kebebasan yang diberikan dari pihak sekolah. Kebebasan jenis ini sering 31 disebut juga dengan kebebasan terbimbing. Konsep ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarian dan permissive.

6. Teknik-teknik pembinaan disiplin

Dari ketiga konsep yang sudah dijelaskan diatas menurut Rohinah M. Noor 2012: 45-46, selanjutnya dijelaskan teknik-teknik alternatif dalam pembinaan disiplin peserta didik, yaitu: 1 Teknik external control Merupakan teknik pendisiplinan siswa yang harus diawasi dari para stakeholder, seperti guru, orang tua, kepala sekolah, dll. Teknik ini akan selalu mengawasi dan mencegah peserta didik untuk tidak melanggar aturan sehingga peserta didik tidak terjerumus kedalam kegiatan-kegiatan yang buruk, tidak baik, tidak produktif dan tidak bermanfaat. Mendisiplinkan peserta didik dengan teknik ini bisa dengan memberikan ancaman serta menakut- nakuti dan ditawari dengan ganjaran. Ancaman diberikan kepada peserta didik yang tidak disiplin, sedangkan ganjaran diberikan kepada peserta didik yang berdisiplin tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh Tina Rahmawati Dosen Manajemen Pendidikan, FIP, UNY menjelaskan bahwa teknik external control adalah pengendalian yang berasal dari luar diri anak, berupa bimbingan dan penyuluhan.