Model Pengambilan Keputusan Keputusan Pembelian

konsumen kecewa; jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen puas. Perasaan ini menentukan apakah konsumen membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenagkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.

2.1.4.4 Model Pengambilan Keputusan

Proses psikoligis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Keputusan yang diambil satu konsumen lainnya relative berbeda, namun para ahli berusaha membuat sejumlah model yang mampu mengakomodasi berbagai keputusan konsumen tersebut. Menurut Schiffman dan Kanuk 2008:560, terdapat empat macam model konsumen yang mempunyai cara pandang yang berbeda dalam mengambil keputusan, yaitu : 1. An Economic View Dalam pasar persaingan sempurna konsumen sering digolongkan sebagai seseorang yang mengambil keputusan dengan rasional. Model ini disebut dengan teori economic man. Untuk mengambil keputusan secara rasional, konsumen harus 1 menyadari semua alternatif produk yang tersedia, 2 mampu membuat urutan setiap alternatif yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugiannya, 3 mampu untuk mengidentifikasi alternatif terbaik. Bagaimanapun juga konsumen jarang memiliki Universitas Sumatera Utara informasi yang lengkap atau bahkan tingkat keterlibatannya yang cukup untuk membuat keputusan yang sempurna. 2. A Passive View Pada dasarnya konsumen mengikuti keinginannya sendiri dan usaha-usaha dari pemasar. Konsumen dirasakan sebagai pembeli yang inplusif menuruti kata hati dan tidak logis serta bersedia untuk menerima tujuan-tujuan dari pemasar. 3. A Cognitive View Konsumen digambarkan sebagai orang yang aktif mencari produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperkaya hidup mereka. Model ini memfokuskan pada proses bagaimana konsumen mencari dan menilai informasi mengenai merek dan tokoh yang dipilih. 4. An Emotional View Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada emosi dan tidak menekankan pada pencarian informasi sebelum pembelian. Bahkan lebih menekankan pada perasaan dan suasan hati pada saat itu hal ini tidak berarti bahwa keputusan yang emosional bukan merupakan keputusan yang rasional. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan Universitas Sumatera Utara memutuskan pada dasarnya adalah sama seperti seorang inividu dalam memecahkan banyak permasalahannya. Konsumen membentuk preferensi atau merek-merek dalam kumpulan pilihan pada saat evaluasi. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Setiap keputusan membeli mempunyai struktu sebanyak tujuh komponen. Komponen tersebut menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko 2000:102, adalah : 1. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berniat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. 2. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen dapat mengambil keputusan membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pola ukur, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya. 3. Keputusan tentang merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah produk. 4. Keputusan tentang penjualannya Konsumen harus mengambil keputusan dimana senuah produk dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. 5. Keputusan tentang jumlah pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. 6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli sebuah produk. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasaran. 7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan Universitas Sumatera Utara jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayaran. 2.1.5 Industri Rumah Tangga 2.1.5.1 Pengertian Industri Rumah Tangga