jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayaran.
2.1.5 Industri Rumah Tangga 2.1.5.1 Pengertian Industri Rumah Tangga
Industri merupakan suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik BPS, industri rumah tangga adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau perorangan, yang jumlah tenaga kerjanya 1-5 orang termasuk pekerja yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja yang tidak dibayar
anggota keluarga pemilik usaha.
2.1.5.2 Karakteristik Industri Rumah Tangga
Pada umumnya industri rumah tangga memiliki ciri-ciri khusus tertentu yang tidak terdapat pada industri besar, misalnya rumah pemilik usaha tidak hanya sebagai
tempat tinggal, tetapi sekaligus juga sebagai tempat usaha dan tempat kerja. Mesin- mesin, peralatan, bahan baku, barang setengah jadi, dan seluruh bahan lain untuk
proses usaha tertampung di rumah pengusaha sendiri. Secara umum sektor industri rumah tangga memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
Universitas Sumatera Utara
b. Modal terbatas. c. Pengalaman manajerial dalam mengelola usaha masih terbatas.
d. Skala ekonomi yang terlalu kecil. e. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan dana dari sebuah perusahaan besar atau instansi pemerintah
harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan Anoraga dan Sudantoko, 2002:225-226.
Menurut Komisi Perkembangan Ekonomi Musselman, 1996:61, kriteria industri rumah tangga adalah sebagai berikut :
a. Manajer berdiri sendiri dan manajer adalah pemilik. b. Modal disediakan oleh pemilik.
c. Daerah operasi bersifat lokal. d. Ukuran dalam keseluruhan relative kecil.
2.1.5.3 Kekuatan dan Kelemahan Industri Rumah Tangga
Keberadaan industri rumah tangga sebagai suatu bentuk pembangunan jangka panjang dalam perekonomian tentu memiliki kekuatan dan kelemahan,
sebagai mana yang dikemukakan oleh Suryana 2003:120 beberapa kekuatan industri kecil diantaranya adalah :
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak, bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, teknologi baru dan perubahan mesin baru,
Universitas Sumatera Utara
industri rumah tangga bisa bergerak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut. Sedangkan pada usaha besar,
tindakan cepat tersebut sulit untuk dilakukan. 2. Fleksibel, industri rumah tangga sangat luwes, ia dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produknya pada umumnya menggunakan sumber-sumber setempat yang
bersifat lokal. Adanya keunggulan dari industri rumah tangga bukan berarti industri rumah
tangga tidak memiliki kelamahan, menurut Suryana 2003:121 kelemahan industri rumah tangga adalah :
1. Kelemahan dalam struktur usaha misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam pengedalian mutu,
kelemahan dalam mengadopsi dan pengusaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasanya akses
pasar. 2. Kurangnya peluang dan pengetahuan akan cara memasarkan produk,
adanya kendala pada distribusi produk, sulit memperoleh fasilitas dan bantuan pemerintah dan pengusaha besar, kurangnya pengetahuan
tentang pengembangan produk diversifikasi produk serta lemahnya kualitas atau desain kemasan.
Universitas Sumatera Utara
Tulus Tambunan 2008:227, menganalisis kekuatan dan kelemahan industri rumah tangga dari sudut manusia dan ekonomi yang diuraikan dalam tabel dibawah
ini :
Tabel 2.2 : Analisis Kekuatan dan Kelemahan Industri Rumah Tangga
Faktor Kekuatan
Kelemahan
Manusia - Motivasi yang kuat dalam
mempertahankan usahanya.
- Suplai tenaga kerja berlimpah dan murah.
- Kualitas SDM rendah, termasuk melihat peluang
bisnis terbatas. - Produktivitas rendah.
- Etos kerja dan disiplin kerja rendah.
- Penggunaan tenaga kerja cenderung eksploitatif dengan
tujuan untuk mencapai target. - Sering mengandalkan anggota
keluarga sebagai tenaga kerja tidak di bayar.
Ekonomi - Mengandalkan sumber-
sumber keuangan informal yang mudah diperoleh.
- Mengandalkan bahan- bahan baku lokal
- Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya
sulit terjadi. - Manajemen keuangan yang
buruk.
Universitas Sumatera Utara
tergantung pada jenis produk yang dibuat.
- Melayani segmen pasar bawah yang tinggi
permintaannya proporsi dari populasi yang paling
besar. Sumber : Jurnal Tulus Tambunan, 2008
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zainuddin 2003 mengenai : “Pengaruh diversifikasi produk terhadap tingkat omzet penjualan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi produk pada tingkat omzet penjualan untuk mendapatkan konsumen demi keuntungan dengan berbagai macam
strategi pengembangan ditampilkan untuk menarik minat para konsumen untuk membeli produk. Untuk menganalisis pengaruh tersebut, metode yang dilakukan
adalah analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada omzet
penjualan melalui pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh diversifikasi produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Arumsari 2012 yang berjudul : “Analisis pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian air
Universitas Sumatera Utara