Tes  dilakukan  dengan  menggunakan  instrumen  yang  telah  disusun sedemikian  rupa.  Menurut  Nurgiyantoro  2010:  201,  dalam  penyusunan  tes
struktur, masalah yang pertama kali muncul adalah pemilihan bahan atau struktur yang mana yang akan diteskan. Pemilihan bahan hendaknya mewakili bahan yang
telah diajarkan  atau mencerminkan tujuan tes pengetahuan tentang struktur  yang dilakukan.  Hal  ini  dikarenakan  bahan  struktur  atau  gramatik  suatu  bahasa
sangatlah  banyak,  sehingga  tes  tentang  gramatik  atau  struktur  tidak  mungkin diberikan dalam satu waktu yang sama.
Mengenai  pemilihan  tes  gramatik,  Nurgiantoro  lebih  lanjut  2010:  331 menjelaskan bahwa:
Soal  tes  struktur  atau  gramatik  baik  bentuk  morfologi  maupun  struktur kalimat sebaiknya berada konteks kalimat dan tidak berdiri sendiri bersifat
diskret.  Hal  itu  memiliki  keuntungan  jawaban  soal  dapat  dibantu  oleh konteks yang mendukungnya sehingga soal menjadi bersifat integratif dan
bermakna.  Hal  itu  penting  dilakukan  karena  secara  alamiah  bahasa  baru bermakna  jika  berada  dalam  konteks  pemakaian.  Bentuk  soal  yang
dimaksud adalah pilihan ganda, jadi masih bersifat tradisional.
Masih menurut Nurgiantoro 2010: 129 tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk  tes  yang  paling  banyak  dipergunakan  dalam  dunia  pendidikan.  Pada
hakikatnya,  tes  pilihan  ganda  tidak  berbeda  dengan  tes  benar  salah.  Tes  pilihan ganda juga memberikan pernyataan benar dan salah pada setiap alternatif jawaban,
hanya saja lebih dari sebuah. Tes pilihan ganda terdiri dari sebuah pernyataan atau kalimat yang belum lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau
bentuk yang dapat melengkapinya. Tes  gramatik  juga  terdapat  pada  ZiDS.  Tes  ini  ada  pada  bagian
Sprachbausteine . Seperti yang disebutkan oleh Dinsel dan Reinmann 2000: 33,
in diesem Teil des Zettifikat Deutsch werden Ihre Kenntnisse zur Grammatik und zum Wortschatz geprüft. Sie halten zwei Lückentexte und sollen aus einer Auswahl
von  Wörter  das  heraussuchen,  was  im  Textzusammenhang  jeweils  in  die  Lücke passt.
Berdasarkan  kalimat  tersebut,  dalam  bagian  pada  ujian  Zertifikat  Bahasa Jerman  akan  diujikan  pengetahuan  tentang  gramatik  dan  kosakata.  Anda
menghadapai dua teks rumpang dan harus mencari kata-kata  yang cocok dengan konteks dari pilihan jawaban.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  tes  yang  digunakan  dalam  penelitan  ini  adalah tes objektif bentuk pilihan ganda. Jumlah soal pada saat uji coba instrumen adalah
45 butir soal. Dan pada pre-test dan post-test menjadi 34 butir soal karena ada 11 butir soal yang gugur pada saat uji coba instrumen.
B.  Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  relevan  dari  penelitian  ini  adalah  penelitian  dari  “Aprilia Kartika  Hidayah
”  dengan  judul  “Keefektifan  Metode  Snowball  Throwing Terhadap  Kemampuan  Menyimak  Berita  Siswa  Kelas  VII  SMP    N  5  Depok
Sleman”. Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kuantitatif  dengan  metode
eksperimen.  Hasil  uji-t  post-test  kelompok  eksperimen  dan  kelompok  kontrol menunjukkan bahwa nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
t
h
= 2,931  t
t
= 1,980 pada taraf signifikan 5 dengan db 68  dan diperoleh nilai p = 0,020 yang lebih kecil
dari 0,05. Kesimpulan pertama dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak berita kelas VII SMP N 5 Depok Sleman
yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing dan kemampuan  menyimak  berita    siswa  kelas  VII  SMP  N  5  Depok  Sleman    yang
melaksanakan  pembelajaran  tanpa  menggunakan  metode  Snowball  Throwing. Kesimpulan kedua yaitu pembelajaran menyimak berita siswa kelas VII SMP N 5
Depok  Sleman  lebih  efektif  menggunakan  metode  Snowball  Throwing dibandingkan  dengan  pembelajaran  menyimak  berita  siswa  kelas  VII  SMP  N5
Depok Sleman tanpa menggunakan metode Snowball Throwing.
C.  Kerangka Pikir 1.  Terdapat  perbedaan  yang  signifikan  terhadap  kemampuan  gramatik
bahasa  Jerman  peserta  didik  kelas  XI  SMA  Negeri  1  Seyegan  Sleman antara yang diajar dengan menggunakan metode Snowball Throwing dan
yang diajar dengan menggunakan metode konvensional
Manusia  menggunakan  bahasa  untuk  berkomunikasi  secara  lisan maupun  tulisan.  Pemerolehan  bahasa  pertama  berasal  dari  proses  alami
seperti lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Bahasa kedua dan bahasa  asing  diperoleh  melalui  pendidikan  formal,  khususnya  sekolah.
Tujuan pembelajaran bahasa asing ialah memberikan penguasaan bahasa lisan yang  wajar  agar  dapat  dipergunakan  untuk  berkomunikasi  timbal-balik  dan
saling pengertian antar bangsa. Salah  satu  bagian  yang  terpenting  dalam  pembelajaran  bahasa  asing
adalah gramatik. Sebuah kalimat dalam bahasa asing akan menjadi bermakna jika  gramatiknya  benar.  Gramatik  selalu  digunakan  dalam  bahasa  lisan
maupun  bahasa  tulisan.  Oleh  karena  itu  gramatik  tidak  dapat  berdiri  sendiri seperti  keempat  keterampilan  berbahasa  yaitu  keterampilan  menyimak,
keterampilan  berbicara,  keterampilan  membaca  dan  keterampilan  menulis. Dalam  keempat  ketemapilan  tersebut  gramatik  juga  akan  selalu  digunakan,
sehingga  pembelajaran  gramatik  diintegrasikan  dalam  materi  pembelajaran yang ada.
Kemampuan  gramatik  bahasa  Jerman  peserta  didik  kelas  XI  SMA Negeri  1  Seyegan  Sleman  masih  kurang  memuaskan.  Mereka  masih  terlihat
mengalami  kesulitan  dalam  menggunakan  gramatik  bahasa  Jerman  dengan benar. Hal tersebut membuat peserta didik berpendapat bahwa bahasa Jeman
adalah mata pelajaran yang sulit sehingga peserta didik tidak memiliki minat terhadap  bahasa  Jerman.  Padahal  gramatik  merupakan  bagian  yang  penting
dari sebuah bahasa asing. Kemampuan guru dalam memilih metode yang baik sangat diperlukan
karena  yang  dapat  menentukan  keberhasilan  pembelajaran  bahasa  adalah metode  pembelajaran  bahasa,  disamping  materi  pembelajaran  bahasa  itu
sendiri.  Metode  yang  baik  adalah  metode  yang  membuat  peserta  didik  terus berkeinginan  untuk  mengembangkan  pengetahuannya  secara  mandiri.  Guru
sebagai  pengajar  tentunya  harus  menguasai  metode  pembelajaran  yang  baik yang dapat meningkatkan semangat peserta didik untuk terus belajar.
Untuk itu harus ada metode pembelajaran bahasa asing yang baik yang dapat  dipergunakan  di  dalam  kelas  untuk  membantu  guru  meningkatkan
semangat  belajar  peserta  didik.  Metode  Snowball  Throwing  merupakan metode  yang  akan  membantu  peserta  didik  belajar  dalam  kelompok-
kelompok kecil dalam struktur kerja sama  yang teratur dan membahas topik