Hakikat Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran

Uno juga menjelaskan 2008: 2 metode pembelajaran didefinisikan sebagai metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan cara yang berbeda. Sementara Ismail 2008: 8 mendefinisikan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan defisien sesuai yang diharapkan. Hampir sama dengan Ismail, Sudjana 2004: 76 juga mengungkapkan metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran cara untuk menyajikan proses mengajar dan belajar. Menurut Ghazali 2013: 102 teknik pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan metode pengajaran di dalam kelas. Fachrurrazi dan Mahyudin 2011: 17 menjelaskan bahwa perbedaan antara metode-metode dapat dengan mudah diamati dari teknik-teknik yang dilahirkan. Teknik bersifat implementasional. Pengertian teknik pembelajaran selanjutnya dijelaskan oleh Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 66, teknik merupakan kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode. Dari penjelasan tentang pendekatan, metode dan teknik di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan suatu proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, dimana proses tersebut disusun dengan menggunakan strategi. Kemudian strategi tersebut dapat direalisasikan dengan menggunakan metode. Teknik adalah cara yang digunakan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini kemampuan seorang guru sangat diperlukan dalam memilih pendekatan, metode dan teknik yang mana yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Hakikat Cooperative Learning

Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok belajar bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar Slavin dalam Isjoni dan Ismail, 2008: 150. Menurut Isjoni 2010: 14 pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu dari teman dalam kelompok belum menguasai pelajaran. Senada dengan Isjoni, Johnson, dkk 2010: 4 menyebutkan pembelajaran kooperatif adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan peserta didik untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain. Idenya sederhana. Setelah menerima pelajaran dari guru, anggota kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Mereka kemudian mengerjakan tugas yang diberikan sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dengan baik materi tersebut dan menyelesaikan tugasnya. Menurut Solihatin dan Raharjo 2007: 4 cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan dari Parker 1994 dalam Huda, 2012: 29 bahwa kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para peserta didik saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Artz dan Newman 1990 dalam Huda, 2012: 32 mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to slove a problem, complete a task, or accomplish a common goal . Kalimat tersebut jika diartikan memiliki makna kelompok kecil pembelajar peserta didik yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. Lie lebih menjelaskan tentang pengertian cooperative learning. Menurut Lie 2008: 29 model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif. Bennet 1995 dalam Isjoni, 2010: 60 menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 1 Positive interdepedence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya. 2 Interaction face to face , yaitu interaksi yang langsung terjadi antar peserta didik tanpa adanya perantara. 3 Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, sehingga peserta didik termotivasi untuk membantu temannya. 4 Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5 Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah proses kelompok, yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah peserta didik belajar keterampilan bekerja sama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di masyarakat. Dari uraian tersebut pembelajaran kooperatif adalah sebuah perilaku belajar secara berkelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana anggota

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN FOTO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 316

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 10 292

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK SLEMAN.

0 4 281

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 4 224

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MUNTILAN.

3 6 253

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK ASOSIOGRAM DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHAS JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.

1 2 238

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMPEL SLEMAN.

1 2 220

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK SLEMAN.

1 4 160