Hakikat Cooperative Learning Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Jerman sebagai Bahasa Asing
Lie lebih menjelaskan tentang pengertian cooperative learning. Menurut Lie 2008: 29 model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning
yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif. Bennet 1995 dalam Isjoni, 2010: 60 menyatakan ada lima unsur dasar
yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 1 Positive interdepedence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya. 2
Interaction face to face , yaitu interaksi yang langsung terjadi antar peserta didik
tanpa adanya perantara. 3 Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, sehingga peserta didik termotivasi untuk
membantu temannya. 4 Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok dan memelihara hubungan
kerja yang efektif. 5 Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah proses kelompok, yaitu tujuan terpenting yang diharapkan
dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah peserta didik belajar keterampilan bekerja sama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting
dan sangat diperlukan di masyarakat. Dari uraian tersebut pembelajaran kooperatif adalah sebuah perilaku belajar
secara berkelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana anggota
kelompoknya memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam kelompok kecil ini terdapat saling ketergantungan di antara anggota kelompoknya. Mereka
bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan sebuah tugas dan mengatasi masalah secara bersama-sama. Namun, pembelajaran kooperatif tidak hanya
sekedar belajar dalam kelompok, terdapat unsur-unsur yang membedakannya. Menurut Stahl dalam Isjoni Ismail: 157 dengan melaksanakan model
pembelajaran kooperatif peserta didik memungkinkan dapat meraih kecemerlangan dalam belajar, di samping itu juga dapat melatih peserta didik
untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill. Bentuk keterampilan yang dimaksud seperti
keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan dan mengurangi kelompok bulnya perilaku
yang menyimpang dalam kehidupan ruang kelas. Endraswara 2009: 71 juga berpendapat yang serupa, bahwa cooperative
learning memang sejalan dengan hakikat manusia, di samping sebagai makhluk
sosial yang senang berkelompok. Hal ini sesuai dengan konsep dalam pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari bermacam-macam latar belakang dan kemampuan. Tujuan dari kelompok pembelajaran kooperatif adalah agar masing-masing anggota
kelompok menjadi seorang individu yang lebih kuat Johnson, dkk, 2010: 9. Pembelajaran kooperatif dapat membuat kemajuan besar para peserta didik
ke arah pengembangan sikap, nilai dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai karena tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk memperoleh pengetahuan dari teman
sesamanya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya melainkan dari belajar kelompok. Seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman
yang lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain, saling mengoreksi kesalahan dan saling membetulkan satu
sama lainnya.