Gambar 2.2. Kontribusi Propinsi Utama Penghasil Kentang
BPS, 2008
Gambar 2.3 Peta KabupatenKota Sentra dan Pengembangan Produksi Kentang di Jawa Barat
2.4. Sistem Multi Agent
Perkembangan penelitian tentang agent telah membawa ketahap yang lebih pesat. Pesatnya perkembangan ini membawa dampak terdahap teknologi
agent dan multi agent untuk di implementasikan kedalam dunia nyata yang dapat
mempengaruhi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi. Multi agent system
MAS merupakan pengembangan dari suatu cabang ilmu artificial
intelligence AI yang bernama distributed artificial intelligence DAI. Dalam
suatu komunitas, agent-agent dapat saling berinteraksi, berkoordinasi dan bernegosiasi satu sama lain dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini disebut
sebagai multi agent system MAS. Diantara peneliti yang membahas mengenai MAS, Harsani, P., et al.
2008 dengan menggunakan metodologi Gaia, mampu menghasilkan model- model yang menggambarkan arsitektur sistem dan dokumentasi teknis untuk
pengembangan sistem lebih lanjut. Dengan simulasi ini proses pengambilan keputusan menjadi lebih efektif karena pengguna mampu mengontrol dan
mengamati jalannya simulasi untuk kemudian melakukan pengaturan skenario simulasi yang sesuai dengan kondisi dan keputusan yang diharapkan.
Multi-agent atau sistem berbasis agent digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang khas dalam domain logistik dan transportasi yaitu sistem pendukung keputusan, sistem perencanaan logistik serta simulasi dan pemodelan
sistem yang mendukung pengambilan keputusan dan perencanaan. Penggunaan informasi yang lebih spesifik dan analisis yang lebih rinci sangat diperlukan
untuk menyelesaikan isu-isu mendesak dalam pengembangan lingkungan kerja yang kolaboratif untuk logistik dan transportasi yang berbasis agent Graudina.,
Vita., Janis Grundspenkis , 2005
2.5. Java Agent Development Framework JADE
JADE Java Agent Development Framework adalah sebuah middleware yang memberikan fasilitas pengembangan sistem berbasis multi-agents pada
aplikasi Java. JADE dikembangkan oleh Telecom Italia pada tahun 1998 dalam rangka verifikasi spesifikasi awal FIPA Foundation for Intellegent
PhysicalAgent . JADE memiliki lisensi di bawah LPGL Library Gnu Public
License , yang berarti semua orang berhak untuk menyalin, mengakses kode
sumber, merubah kode sumber, dan melakukan penggabungan dengan perangkat lunak lain yang berlisensi sama dengan catatan hasil kerja harus dikembalikan ke
komunitas dengan lisensi yang sama.
Sebagai sebuah framework, JADE terdiri atas Runtime Environment, sebuah lingkungan dimana agen-agen dapat berkerja dan hidup. Pustaka berisi
kelas-kelas yang dapat digunakan pengembang dalam membangun aplikasinya. Paket perangkat dengan GUI Graphical User Interface yang memiliki fitur
manajemen dan pengawasan terhadap aktivitas agent-agent yang sedang berlangsung Bellifemine et al., 2007. Selain untuk komputasi pada komputer
desktop , JADE juga dapat dijalankan pada platform J2ME Java Micro Edition
yang dikhususkan untuk perangkat bergerak bersumber daya terbatas, seperti telepon genggam. Ini merupakan kemampuan tambahan bagi JADE melalui
ekstensi. Ekstensi yang diperlukan untuk fitur ini dikenal dengan nama LEAP. Pustaka JADE menyediakan beberapa fitur yang dapat memudahkan pengembang
dalam mengimplementasikan spesifikasi FIPA untuk agent. Fitur-fitur tersebut antara lain. Sistem terdistributif, agen dijalankan pada sistem distributif dan tetap
dapat saling berkomunikasi. JADE secara otomatis akan menjalankan seluruh perilaku dari sebuah agent secara paralel. Setiap perilaku tersebut dapat terdiri
dari beberapa sub perilaku lagi yang dapat dijalankan secara paralel atau sekuensial. Kemudahan mengatur siklus hidup agent. JADE menyediakan API
Application Programming Interface dan aplikasi untuk menghidupkan, menunda,
memulai lagi,
membekukan, mencairkan,
memindahkan, menggandakan, dan mengakhiri sebuah agent. Perintah-perintah tersebut juga
dapat dilakukan dari jarak jauh remote. agent dapat dipindahkan dari satu mesin kemesin lainnya. Dengan spesifikasi FIPA dan dukungan Java, agent dapat saling
berinteraksi tanpa dibatasi jenis sistem operasi yang digunakan Nikraz et al., 2006
. Menurut Ahn, H., Lee, H. 2004, kolaborasi praktis untuk manajemen
rantai pasok dengan sistem multi-agen membentuk jaringan informasi yang dinamis dengan mengkoordinasikan produksi dan perencanaan agar sesuai dengan
estimasi yang disinkronkan dengan tuntutan pasar. Dalam kerangka kerja ini, agent
diperlakukan secara berulang untuk menemukan pemasok yang paling diinginkan dengan menggunakan analisis nonparametrik. Selain itu, rantai
pembeli dan pemasok, dari pasar akhir kepada pemasok bahan baku, membentuk jaringan informasi dinamis untuk perencanaan disinkronisasi. Penggunaan analisis
nonparametrik secara berulang dalam realisasi kontrak untuk pembentukan rantai pasok dinamis dan jaringan informasi yang memungkinkan perusahaan untuk
memperkirakan permintaan masa depan dari beberapa jalur pasar dengan cara disinkronkan. Model perilaku berbasis Petri-Net untuk setiap agent
dikembangkan untuk menjelaskan kondisi, transisi, dan kebutuhan komunikasi dari agent dan juga untuk memudahkan turunan prosedur konkret untuk perilaku
agent yang dapat digunakan untuk pengembangan aktual sistem agen, dimana
hubungan antar agent menggunakan model protokol FIPA yang ber- Platform JADE. Hasil dari simulasi ini menunjukkan pendekatan kelayakan yang praktis.
Potensi yang terus tumbuh dari teknologi agent untuk manajemen rantai pasok di mana penggunaan metode analitik atau optimasi hasil dari rantai pasok sederhana
tidak dapat dengan mudah diterapkan.
2.6. Penelitian Terdahulu dan Posisi Peneltian