34
a. Penentuan respon faktor R
f
standar asam lemak:
area standar internal mg asam lemak X
R
f
= x
mg standar internal area asam lemak
b. Penentuan kadar asam lemak sampel
WSI mg area X
Konsentrasi asam lemak mgg = x Rf x
W
minyak
g Area SI
Keterangan : WSI
= bobot asam lemak standar internal SI mg W
minyak
= bobot minyak yang dimetilasi g
c. Penentuan persen asam lemak
Luas area puncak asam lemak Persen asam lemak = x 100
Luas total puncak asam lemak
3. Kadar Air, Metode Oven Vakum AOAC, 1995
Sampel minyak sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan aluminium. Sampel lalu dikeringkan dalam oven vakum pada suhu 20-25
o
C dan tekanan di bawah 100 mmHg hingga bobotnya konstan. Cawan dan sampel tersebut
kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Bobot konstan terjadi bila pada selang selama 1 jam pengeringan perubahan bobot kurang
dari 0.05. Perhitungan: Bobot yang hilang g
Kadar air = x 100 basis basah Bobot sampel g
35
4. Rendemen Muchtadi, 1992
Rendemen dari masing-masing perlakuan dihitung berdasarkan jumlah berat contoh yang diperoleh setelah perlakuan dibagi dengan jumlah bahan
awal. Perhitungan: Berat akhir g
Rendemen = x 100
Berat awal g
5. Bilangan Asam AOCS, 1995
Sampel ditimbang sebanyak 19-21 + 0.05 g ke dalam sebuah erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 100 ml campuran pelarut yang
telah dinetralkan ke dalam labu erlenmeyer tersebut. Campuran pelarut yang digunakan terdiri atas 50 volume dietil eter dan 50 volume etanol
95. Dalam keadaan teraduk kuat, larutan isi labu erlenmeyer dititrasi dengan larutan KOH 0.1 N dalam alkohol sampai berwarna merah muda.
Warna merah muda ini harus bertahan paling sedikit 15 detik. Indikator yang digunakan yaitu phenolphtalein yang dilarutkan dalam etanol. Perhitungan:
56.1 x V x N Bilangan asam mg KOHg sampel =
m Keterangan: V = volume larutan KOH yang dibutuhkan pada titrasi ml
N = normalitas larutan KOH hasil standarisasi m = bobot sampel g
6. Bilangan Penyabunan AOCS, 1995
Sampel ditimbang sebanyak 4-5 g ke dalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 50 ml KOH alkoholik 0.5 N. Labu erlenmeyer
kemudian disambungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 1 jam agar terjadi reaksi saponifikasi. Setelah reaksi saponifikasi selesai, labu dan
kondensor didinginkan sebentar dan kemudian bagian dalam kondensor dicuci dengan sedikit akuades. Labu dilepaskan dari kondensor dan
36 ditambahkan 1 ml indikator phenolphtalein dan dititrasi dengan HCl 0.5 N
sampai warna merah muda menghilang. Titrasi juga dilakukan pada blanko, yaitu semua perlakuan seperti sampel tetapi tanpa penambahan sampel.
Perhitungan: B-S x N
Bilangan penyabunan mg KOHg sampel = x 56.1
W Keterangan: B = volume HCl 0.5 N yang dibutuhkan pada titrasi blanko
ml S = volume HCl 0.5 N yang dibutuhkan pada titrasi sampel
ml N = normalitas larutan HCl hasil standarisasi
W = bobot sampel g
7. Total Gliserol AOCS, 1995