36 ditambahkan 1 ml indikator phenolphtalein dan dititrasi dengan HCl 0.5 N
sampai warna merah muda menghilang. Titrasi juga dilakukan pada blanko, yaitu semua perlakuan seperti sampel tetapi tanpa penambahan sampel.
Perhitungan: B-S x N
Bilangan penyabunan mg KOHg sampel = x 56.1
W Keterangan: B = volume HCl 0.5 N yang dibutuhkan pada titrasi blanko
ml S = volume HCl 0.5 N yang dibutuhkan pada titrasi sampel
ml N = normalitas larutan HCl hasil standarisasi
W = bobot sampel g
7. Total Gliserol AOCS, 1995
Sampel ditimbang sebanyak 9.9-10.1 g ke dalam labu erlenmeyer, kemudian ditambahkan 100 ml KOH alkoholik + 0.7 N. Labu erlenmeyer
kemudian disambungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 30 menit agar terjadi reaksi saponifikasi. Setelah reaksi saponifikasi selesai, labu dan
kondensor didinginkan sebentar dan kemudian dicuci bagian dalam kondensor dengan sedikit akuades.
Labu erlenmeyer lalu dilepaskan dari kondensor dan dipindahkan isinya ke dalam larutan yang merupakan campuran 91 ml khloroform dan 25
ml asam asetat glasial dalam labu takar 1 liter. Labu erlenmeyer dibilas dengan menggunakan akuades sebanyak 500 ml. Labu takar tersebut
kemudian ditutup dan dikocok kuat-kuat selama 30-60 detik dan selanjutnya ditambahkan akuades sampai batas takar dan dibiarkan beberapa saat hingga
lapisan akuatik memisah sempurna. Sementara itu dipipet masing-masing 6 ml larutan asam periodat ke
dalam 2 atau 3 gelas piala 400-500 ml dan disiapkan dua blanko dengan
37 mengisi masing-masing 50 ml akudes sebagai pengganti asam periodat.
Lapisan akuatik yang telah terpisah kemudian dipipet sebanyak 100 ml ke dalam gelas piala berisi larutan asam periodat dan kemudian dikocok
perlahan. Sesudahnya, gelas piala ditutup dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit kemudian ditambahkan 3 ml larutan KI, dikocok
perlahan dan dibiarkan selama 1 menit tidak boleh lebih dari 5 menit sebelum dititrasi. Isi gelas piala dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat
yang sudah distandarkan. Titrasi diteruskan sampai warna coklat iodium hampir hilang. Setelah tercapai, ditambahkan 2 ml larutan indikator pati dan
titrasi diteruskan sampai warna biru kompleks iodium-pati hilang. Perhitungan:
2.302 B-C N Total gliserol -b =
W Keterangan:
C = volume larutan Na
2
S
2
O
3
yang dibutuhkan pada titrasi sampel ml
B = volume larutan Na
2
S
2
O
3
yang dibutuhkan pada titrasi blanko ml
N = normalitas larutan Na
2
S
2
O
3
Berat sampel x ml sampel lapisan akuatik W =
900
8. Kadar Ester SNI, 2006
Berdasarkan SNI dengan nomor 04-7182-2006 tentang “Biodiesel”, kadar ester dapat ditentukan dengan perhitungan berdasarkan bilangan asam,
bilangan penyabunan dan total gliserol. Perhitungan: 100 A
s
- A
a
- 4.57G
ttl
Kadar ester -b = A
s
38 Keterangan:
A
s
= angka penyabunan yang ditentukan dengan metoda AOCS Cd 3-25 mg KOHg sampel
A
a
= angka asam yang ditentukan dengan metoda AOCS Cd 3-63 mg KOHg sampel
G
ttl
= total gliserol yang ditentukan dengan metoda AOCS Ca 14-56 -b
9. Perolehan Metil Ester