Kromatografi Kolom Adsorpi TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT

21 teknik fluida superkritik hingga 39 kali tingkat pemekatan dengan rendemen karotenoid sebesar 42. Dibandingkan dengan pelarut lain, fluida superkritik mempunyai densitas dan viskositas yang rendah serta difusitas yang tinggi, sehingga memungkinkan untuk ekstraksi dan pemisahan yang cepat. Daya pelarut dari fluida superkritik cukup tinggi terhadap senyawa padat, cair atau gas dan ini dapat diubah dengan memvariasikan tekanan dan suhu. Selanjutnya fluida dapat dipisahkan dari ekstrak dan residu karena perbedaan volatilitas yang cukup tinggi Sulaswatty, 1998.

E. Kromatografi Kolom Adsorpi

Kromatografi kolom pada dasarnya adalah pemisahan komponen- komponen dalam sampel dengan cara mengalirkan sampel melewati suatu kolom. Sampel dalam hal ini dibawa carrier atau disebut fase gerak mobile phase . Sedangkan kolom berisi suatu bahan yang disebut fase diam stationary phase yang berfungsi memisahkan komponen sampel. Ada komponen yang ditahan lebih kuat dan ada yang ditahan secara lemah. Untuk yang ditahan lebih lemah akan keluar dari kolom lebih dahulu dan yang ditahan lebih kuat akan keluar lebih akhir Gritter et al., 1991. Komponen-komponen tersebut bergerak pada tingkatan yang berbeda membentuk pita. Kromatografi kolom konvensional biasanya menggunakan adsorben padat yaitu silika gel. Eluen pada kromatografi ini biasanya bergerak lamban Houghton, 1998. Mekanisme interaksi antara komponen yang dipisahkan dengan fase diam adsorben beragam, tergantung pada cara pemisahan dari adsorben yang digunakan apakah secara adsorpsi, partisi, pertukaran ion atau filtrasi gel. Mekanisme interaksi ini sangat kompleks dan bisa saja terjadi lebih dari satu jenis interaksi. Interaksi yang terjadi melibatkan beragam proses fisiko-kimia, baik antara komponen zat yang terlarut solute dengan fase diam, komponen zat terlarut dengan fase gerak maupun antara fase gerak dengan fase diam. Ikatan yang terlibat dalam interaksi tersebut biasanya ikatan antar molekul yang lemah, misalnya ikatan van der Walls, ikatan hidrogen, dan pada beberapa kasus terjadi ikatan ionik Gritter, et al., 1991. Prinsip pemisahan kromatografi 22 adsorpsi adalah kompetisi antara zat terlarut sampel dan fase gerak dengan permukaan fase diam. Kekuatan adsorpsi terutama bergantung sifat gugus fungsionalnya, dimana gugus-gugus fungsional ini menentukan tingkat kepolaran. Sebagai contoh asam-asam akan diadsorpsi lebih kuat daripada alkohol, alkohol diadsorpsi lebih kuat daripada aldehid, aldehid diadsorpsi lebih kuat daripada hidrokarbon dan sebagainya Adnan, 1997. Proses desorpsi terjadi karena adanya interaksi antara pelarut dengan adsorben dan antara sampel dengan adsorben dalam bentuk ikatan yang lemah. Untuk melarutkan molekul non polar yang hanya memiliki interaksi yang lemah dengan adsorben yaitu van der Waals, dibutuhkan pelarut non polar yang juga hanya memiliki interaksi yang lemah. Meskipun solut dan pelarut tidak membentuk interaksi yang kuat satu sama lain hanya interaksi van der Waals pelarutan terjadi secara spontan Casiday dan Frey, 2001. Adanya interaksi antara pelarut dan solut akan menyebabkan solut akan memutuskan ikatannya dengan adsorben. Ikatan yang terjadi ini pun sangat lemah sehingga selanjutnya terjadi lagi interaksi antara solut dengan penjerap. Hal ini terjadi secara berulang-ulang seiring penambahan pelarut yang terus-menerus sehingga terjadi pemisahan komponen dalam solut karena perbedaan kepolaran yang menyebabkan perbedaan waktu terjerap. Proses adsorpsi dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antara solute dan adsorben dan kekuatan untuk memisahkan solute dari adsorben. Kekuatan untuk memisahkan solute yang netral dipengaruhi oleh ikatan dipol, ikatan hidrogen -OH dengan silika gel, ikatan setelah terjadi polarisasi adsorben yang polar dengan senyawa aromatik. Adsorben yang paling umum digunakan ialah silika gel dan alumina. Perlu diketahui, bahwa silika gel bersifat asam, sedangkan alumina bersifat basa. Oleh karena itu senyawa yang bersifat asam harus dipisahkan dengan silika gel, sedangkan yang bersifat basa harus dipisahkan dengan alumina sebagai adsorben. Apabila sebaliknya akan susah dilepaskan adsorben Adnan, 1997. 23

F. Abu Sekam Padi