Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap pembentukan metil ester

49

b. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap pembentukan metil ester

Rendemen CME terbesar diperoleh pada kecepatan pengadukan 250 rpm yaitu sebesar 81.63 dan rendemen terkecil pada kecepatan pengadukan 150 rpm yaitu sebesar 79.74 Gambar 14. Namun berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 6, kecepatan pengadukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen CME yang dihasilkan p0.05. Sedikit berbeda, kadar ester dan perolehan metil ester tertinggi diperoleh pada kecepatan pengadukan 200 rpm. Kadar ester tertinggi yang diperoleh sebesar 98.82 Gambar 15 dan perolehan metil ester tertinggi yang diperoleh sebesar 84.59 Gambar 16. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Sama halnya dengan rendemen CME, berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 7 dan 8 kecepatan pengadukan juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar ester dan perolehan metil ester p0.05. Hal ini memperlihatkan bahwa kecepatan pengadukan 150 rpm sudah dapat menghasilkan metil ester dengan rendemen, kadar ester dan perolehan metil ester yang cukup tinggi. Noureddini dan Zhu 1997 melaporkan bahwa dengan pengadukan 300 rpm selama 2 jam dan pada suhu 60 o C dapat diperoleh rendemen metil ester sebesar 80. Keterangan: a = huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Gambar 14. Rendemen CME pada berbagai kecepatan pengadukan 81.10 81.48 79.74 81.63 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 100 150 200 250 300 350 Kecepatan Pengadukan rpm R en d em en C M E a a a a 50 Keterangan: a = huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Gambar 15. Kadar ester CME pada berbagai kecepatan pengadukan Keterangan: a = huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Gambar 16. Perolehan metil ester pada berbagai kecepatan pengadukan Kecepatan pengadukan 250 rpm dianggap sebagai kondisi terbaik berdasarkan perolehan konsentrasi karotenoidnya yang tinggi serta rendemen CME, kadar ester dan perolehan metil esternya yang tinggi pula. Kecepatan pengadukan 250 rpm selanjutnya ditetapkan sebagai kondisi terpilih dan digunakan pada tahap optimasi selanjutnya.

2. Penentuan Konsentrasi Katalis, Suhu dan Waktu Reaksi Optimum