Kelompok Tani GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI CEMPAKA
a. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan kesepakatan yang berlaku dalam kelompok tani.
b. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugaspenyuluh untuk selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok.
c. Bersama petugaspenyuluh membuat rencana kegiatan kelompok dalam bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.
d. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif anggota.
e. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuanmusyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri
oleh petugaspenyuluh. f. Mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepa-
da anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah perbaikan. 2. Anggota Kelompok Tani
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani yang di- lakukan.
b. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan petugaspenyuluh serta kesepakatan yang berlaku.
c. Wajib bekerja sama dan akrap antar sesama anggota, penggurus maupun dengan petugaspenyuluh.
d. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok.
Beberapa aspek yang diperhatikan dalam pendekatan pengembangan kelompok tani antara lain :
1. Keanggotaan tidak terikat oleh jumlah. Karena sifatnya yang partisipatif dan arahnya ke pemberdayaan, maka yang
terpenting bukanlah jumlah, melainkan minat anggota untuk melakukan kegiatan secara bersama dan teratur. Dalam perkembangannya, jumlah
anggota kelompok bisa saja bertambah atau berkurang. 2. Perlu memperhatikan keterlibatan kaum perempuan
Dalam Pemberdayaan Masyarakat, jangan hanya melibatkan kaum pria saja, tetapi juga penting keterlibatan kaum perempuan. Kelompok bisa terdiri dari
kaum perempuan saja, kaum pria saja atau campuran. 111
3. Berpihak pada mereka yang miskin sumberdaya, tidak berpendidikan dan kelompok terabaikan lainnya.
Masyarakat yang terlibat bukan hanya tokoh masyarakat saja elit desa, tetapi terutama mereka yang miskin, yang tidak berpendidikan dan kelompok
lainnya agar pembangunan bisa merata. 4. Orientasi kegiatan berdasarkan kebutuhan; bukan ditentukan komoditasnya
oleh pihak luar Bantuan berorientasi komoditas tidak akan menciptakan rasa kepemilikan
masyarakat akan program, karena penentuan komoditas dari atas bukanlah berdasarkan kebutuhan yang timbul dari masyarakat. Realita mengatakan
bahwa kebutuhan masyarakat beragam dan tidak bisa ditentukan begitu saja oleh pihak luar.
5. Aspek keswadayaan tercermin dalam setiap kegiatan, termasuk pembiayaan Mulai dari awal proses, keswadayaan masyarakat penting untuk diterapkan.
Dengan demikian masyarakat merasa mereka mempunyai bagian dalam proses pembangunan dan bukan hanya sekedar penerima bantuan. Keswadayaan
penting untuk menunjang keberlanjutan suatu kegiatan. 6. Kelompok sebagai pelaku utama pengambilan keputusan
Dalam hal ini merekalah yang merumuskan permasalahan yang mereka hadapi, mencari jalan ke luar ataupun mengusulkan kegiatan dan pihak luar
hanya mendampingi. Dengan demikian pengembangan kelompok berpedoman dari, oleh dan untuk masyarakat.
7. Demokratis, terbuka transparan Dalam perjalanan pendampingan kelompok, pendamping perlu
memperlihatkan sikap yang demokratis, terbuka atau transparan. Sikap ini perlu pula ditanamkan kepada kelompok, terutama kepada pengurus kelompok
agar bersikap demokratis dalam arti mempertimbangkan setiap pendapat anggota dan terbuka mengenai segala hal, termasuk keuangan kelompok.
8. Berwawasan lingkungan dan budaya Pendamping perlu memperhatikan agar kegiatan kelompok tidak merusak
lingkungan, misalnya kegiatan yang bisa berdampak mencemari sumber air masyarakat desa, menebang hutan yang mengakibatkan lahan kritis, merusak
kesuburan tanah. Selain soal lingkungan, sikap menghargai nilai-nilai budaya
112
setempat diharapkan tercermin dalam pendekatan pendamping dan juga dari kegiatan-kegiatan yang dirumuskan masyarakat.
9. Mengoptimalkan sumberdaya lokal Sedapat mungkin kegiatan kelompok mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya baik bahan-bahan, keuangan, keahlian yang didapat dari sekitar dusun desa.
10. Peran masyarakat semakin meningkat, peran pendamping semakin berkurang Dalam prosesnya, peran masyarakat dari waktu ke waktu diarahkan semakin
besar, sedangkan peran pendamping lembaga sedapat mungkin lebih dikurangi. Berdasarkan kebutuhan masyarakat, peran pendamping sebagai
penasehat bisa berjalan terus. Dalam upaya pengembangan kelompok tani yang ingin dicapai adalah
terwujudnya kelompok tani yang dinamis, dimana para petani mempunyai disiplin, tanggungjawab dan terampil dalam kerjasama mengelola kegiatan
usahataninya, serta dalam upaya meningkatkan skala usaha dan peningkatan usaha ke arah yang lebih besar dan bersifat komersial.