1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, seperti makanan dan minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat moderen
sekarang ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit-penyakit akibat pola makan dan minum yang tidak sehat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi makan
adalah Diabetes Mellitus DM atau penyakit gula darah. DM merupakan salah satu penyakit yang cukup menonjol di antara penyakit-penyakit yang lain seperti
jantung, kanker serta stroke. Penyakit-penyakit tersebut diakibatkan oleh pola makan, gaya hidup kurang sehat serta tidak diimbangi oleh olahraga yang
kemudian memicu menurunnya antibodi dan menyebabkan kerusakan pada organ serta sistem tubuh yang vital.
Secara ruang lingkup penyakit DM dibagi menjadi 2 antara lain, yaitu: 1.
DM tipe 1 DM yang tergantung kepada insulin, IDDM 2.
DM tipe 2 DM yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM Penyakit DM dapat muncul karena adanya beberapa faktor antara lain :
1 kegemukan obesitas, statistik menyatakan bahwa 30 penderita DM adalah berbadan subur. Karena lemak menghentikan kemampuan tubuh untuk
menggunakan insulin, jadi orang gendut lebih beresiko terserang DM tipe 2. 2 pola hidup, orang yang tidak mau merubah diri ke gaya hidup sehat dan tidak
mempedulikan masalah kegemukan, lebih mudah terserang DM tipe 2. Terlalu
banyak diam dan kurang aktivitas akan menjadikan obesitas, selanjutnya obesitas akan menyebabkan orang terserang DM tipe 2.
3 kebiasaan makan tidak sehat, pola makan yang tidak terkontrol merupakan kontribusi besar untuk obesitas. Terlalu banyak lemak, tidak cukup serat, dan
terlalu banyak karbohidrat dapat memicu terjadinya penyakit DM. 4 sejarah keluarga dan genetika, orang-orang yang memiliki anggota keluarga
yang telah didiagnosis penyakit DM juga merupakan peluang besar bagi orang tersebut untuk terkena DM, orang yang mempunyai keturunan DM 6 kali lebih
beresiko daripada yang tidak mempunyai keturunan. www.gambar hidup-faktor
penyebab diabetes blogspot.com Fenomena dalam kehidupan sekarang, DM termasuk salah satu penyakit
tidak menular yang telah menjadi masalah serius kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Berdasarkan hasil riset data WHO World
Health Organisasion serta IDF Internasional Diabetes Federation diperkirakan kini jumlah penderita DM mencapai 285 juta dan terus meningkat hingga 438
juta pada tahun 2030. Lebih besar dari populasi penduduk di seluruh Eropa pada saat ini. Di indonesia berdasarkan data WHO jumlah penderita DM tipe-2 atau
NIDDM Non Insulin Dependent Diabetes meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun dan pada 2010 telah mencapai 21,3 juta orang. Berbeda dengan tahun 2000,
yang jumlah penderitanya baru mencapai 8,4 juta orang. www.detik- healthy.com
Di Indonesia sendiri, DM merupakan penyakit penyebab kematian nomor 6 dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8 setelah stroke, TB, hipertensi,
cedera dan perinatal. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas pada tahun 2007 menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia
45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke dua yaitu 14,7, sedangkan di daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke enam yaitu 5,8.
www.depkes.go.id .
Di Kabupaten Tegal, data lapangan dari rekam medik tahunan RSUD Dr. Soeselo Slawi, tercatat pada tahun 2010 penderita DM menempati posisi ketujuh
terbanyak dengan jumlah 591 kasus. Pada tahun 2011 menunjukan adanya peningkatan pada pasien rawat inap DM, yaitu naik satu tingkat berada pada
posisi keenam dengan jumlah 598 kasus, sedangkan jumlah bagi penderita rawat jalan data terakhir 2011 ada 218 kasus Data Rekam Medik Tahunan 20 Penyakit
Terbesar RSUD Dr.Soeselo Slawi Tegal 2010 dan 2011. Meningkatnya Prevalensi DM di Indonesia yang semakin meningkat
berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan kemajuan bangsa Indonesia. Kemajuan suatu
negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, sehat dan unggul. Beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DM,
baik secara primer maupun sekunder. Pencegahan primer yaitu berupa pencegahan melalui modifikasi gaya hidup seperti pola makan yang sesuai,
aktifitas fisik yang memadai atau olahraga. Adapun pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pengecekan atau kontrol fisik, pengecekan urine, penghentian
merokok bagi penderita yang merokok. http:www.detik-healthy.com
.
Keberhasilan suatu pengobatan baik secara primer maupun skunder, sangat dipengaruhi oleh kepatuhan penderita DM untuk menjaga kesehatannya. Dengan
kepatuhan yang baik, pengobatan secara primer maupun sekunder dapat terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan bisa tetap dirasakan. Sebabnya
apabila penderita DM tidak mempunyai kesadaran diri untuk bersikap patuh maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan yang berakibat pada
menurunya kesehatan. Bahkan akibat ketidakpatuhan dalam menjaga kesehatan, dapat berdampak pada komplikasi penyakit DM dan bisa berujung pada kematian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan RSUD Dr.Soeselo Slawi Slawi, rata-rata penderita DM akan patuh mengikuti anjuran
serta saran dari mereka selaku petugas kesehatan ketika penderita opname atau berada di Rumah Sakit. Namun saat di rumah dan menjalankan rutinitas seperti
biasa, penderita akan kembali ke gaya hidup yang tidak teratur, lupa dengan kondisi fisik sebelumnya, sehingga sakit yang diderita bertambah parah, kadar
glukosa dalam darah tinggi dan terjadi komplikasi. Hal ini dijadikan nilai penting penulis untuk meneliti pasien atau penderita rawat jalan, sehingga mengetahui
bagaimana penderita DM melaksanakan kepatuhannya dalam pengobatan baik diet maupun olahraga.
Pengetahuan penderita akan penyakit DM juga menjadi penting, mengingat tidak sedikit penderita DM yang kurang memiliki pmemahaman tentang penyakit
DM. Akibat dari ketidakpahaman akan penyakit DM, banyak penderita DM yang tidak patuh serta mengalami komplikasi dan mengakibatkan penyakitnya
bertambah parah. Awal mula pemicu timbulnya masalah-masalah kesehatan yang
kronis dan fatal cukup sederhana, ketidakpatuhan penderita DM dalam menjaga serta menjalani berbagai macam pengobatan tidak teratur, yang akhirnya
menyebabkan terjadinya komplikasi yang fatal dan berujung pada amputasi dan kematian.
Berdasarkan informasi dari dr.Imam Darjito selaku dokter spesialis penyakit dalam RSUD Dr.Soeselo Slawi mengatakan bahwa angka kematian penderita DM
yang terkena komplikasi semakin meningkat dari tahun ke tahun diakibatkan resiko penyakit DM yang tidak diketahui secara langsung dan kesadaran diri
penderita untuk berobat dan melakukan kontrol secara rutin masih rendah. Sehingga kepatuhan penderita DM sangat berkontribusi besar terhadap
peminimalisiran komplikasi akut DM yang berbahaya serta menjaga kesehatan dan kesetabilan gula dalam darah.
Wawancara awal yang peneliti lakukan terhadap penderita DM mengindikasikan tidak semua penderita DM memiliki masalah kepatuhan dalam
menjalani pengobatan, yakni meraka penderita yang mempunyai kegiatan- kegiatan yang baik dalam menjaga pola kesehatannya. Mereka tergabung dalam
ikatan ”PERSADI” Persatuan Penderita Diabetes Melitus RSUD Dr.Soeselo Slawi yang terdiri atas sebagian anggotanya merupakan pegawai RSUD
Dr.Soeselo Slawi. Anggota PERSADI rutin dalam menjalani konseling dan olahraga yang diselenggarakan oleh RSUD Dr.Soeselo Slawi. Setiap akhir pekan
atau hari Minggu mereka berkumpul dan melakukan konseling pengobatan serta olahraga yaitu senam diabetes.
Narasumber primer atau penderita DM pertama yang peneliti wawancarai adalah salah satu pegawai di bagian transfusi darah di RSUD Dr.Soeselo Slawi
Slawi berinisial HS. Ia sudah menderita penyakit gula darah DM selama 12 tahun. Selama rentang 12 tahun, HS tidak pernah diopname, narasumber tersebut
mampu menjaga serta mencegah dari komplikasi DM yang berbahaya. Bentuk- bentuk kepatuhan yang dilakukan HS antara lain menjaga pola hidup serta
mengatur pola makan dan olahraga dengan baik. Dukungan keluarga dari istri serta anak-anak menurut HS juga menjadi motivasi dirinya untuk melakukan
pengobatan secara rutin dan teratur. Wawancara awal juga dilakukan pada narasumber kedua yakni pegawai
bagian rekam medik RSUD Soeselo berinisial R. Ia merupakan anggota PERSADI yang aktif melakukan senam diabetes secara rutin setiap minggu.
Kepatuhannya ditunjukkan dengan selalu rutin kontrol setiap bulan sekali serta rajin mengkonsumsi sayur-sayuran. R sudah tervonis menderita DM lebih dari
tujuh tahun, penyebab dari timbulnya penyakit tersebut adalah gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat.
Kasus yang menyebabkan DM pada narasumber dua juga dialami oleh narasumber ketiga, yakni seorang security RSUD Dr.Soeselo Slawi berinisial SO.
Ia sudah menderita DM sejak 13 tahun. SO juga sempat diopname akibat gula darah yang sangat tinggi hingga sekarang kesehatannya mulai berangsur-angsur
membaik. Kepatuhannya dalam menjalani pengobatan Kepatuhannya ditunjukan dengan berhenti merokok, tidak minum manis sama sekali, rutin melakukan
kontrol serta konsultasi ke dokter.
Wawancara pada narasumber pertama, kedua dan ketiga menunjukan gambaran kepatuhan pasien penderita DM. Namun tidak semua penderita DM
mempunyai sikap patuh dan melakukan kegiatan-kegiatan seperti apa yang dilakukan pada narasumber pertama, kedua dan ketiga. Dari wawancara yang
dilakukan pada narasumber keempat, menunjukan adanya pola kehidupan berbeda dengan yang dilakukan narasumber pertama, kedua dan ketiga. Hal ini dibuktikan
dengan pola makan serta gaya hidup yang tidak baik yang masih dilakukan narasumber keempat sama sebelum terkena DM. Narasumber keempat ini
berinisial AI yang sudah mengidap DM kurang lebih lima tahun. AI merasa tidak ada yang perlu dirubah dalam kehidupannya sekalipun sudah terkena DM. Dia
tetap merokok, bahkan sesekali mengkonsumsi makanan-minuman manis. Uraian singkat tentang pola kehidupan serta bentuk kepatuhan narasumber
pertama, kedua, ketiga dan keempat telah peneliti jelaskan di atas. berdasarkan simpulan beberapa kasus yang terjadi di atas, setiap penderita DM memiliki sikap
berbeda-beda dalam menangani penyakitnya, ada yang melaksanakan pengobatan dengan baik dan ada juga yang tidak mematuhi dan melaksanakan kegiatan
pengobatan. berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik menggali sejauh mana bentuk-bentuk yang dilakukan oleh narasumber penelitian serta
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan atau ketidakpatuhan narasumber penelitia. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
”Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus DM dalam menjalani terapi Olahraga dan D
iet”.
1.2 Rumusan Masalah