Kerangka Teoritik Kerangka berpikir kepatuhan penderita DM dalam menjalani terapi

2.3 Kerangka Teoritik Kerangka berpikir kepatuhan penderita DM dalam menjalani terapi

olahraga dan diet. Gambar 2.4 Kerangka teoritik Kepatuhan Penderita DM Persepsi dan harapan subjek Kepatuhan penderita DM 2 dalam menjalani terapi olahraga dan diet. Dukungan Sosial : a Dukungan keluarga. b Dukungan petugas kesehatan. Gambaran Sikap Patuh : 1 Minum obat secara teratur 2 Cek Kondisi fisik Rutin 3 Pengaturan Pola makan 4 Olahraga. 5 Cek gula darah secara rutin ke Rumah Sakit pusat kesehatan. Gambaran Sikap tidak patuh : 1.Kontrol tidak teratur 2.Minum obat Lalai 3. pola makan tidak teratur 4. Jarang berolahraga. 1.Komplikasi akut. 2.Amputasi Karakteristik Individu : 1.Usia, pendidikan, kepribadian. 2.Ciri kesakitan, lama menderita penyakit dan ciri pengobatan yang dilakukan subjek Komunikasi dengan petugas kesehatan saran pengobatan dari dokter. Berdasarkan bagan dinamika kepatuhan penderita DM di atas, Secara psikologis perilaku kepatuhan dalam menjalani terapi olahraga dan diet dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah persepsi serta keyakinan terhadap penyakitya. Harapan untuk sembuh, model serta terapi yang dijalani, komunikasi yang baik dengan tenaga kesehatan, serta dukungan yang diberikan oleh keluarga maupun sahabat. Penderita DM yang mempunyai sikap positif dan kesadaran diri terhadap sistem kesehatan akan lebih patuh dalam menjalani pengobatan. Sikap positif terhadap tenaga medis bisa diwujudkan dengan cek kadar gula rutin, kontrol terhadap penyakitnya dengan datang ke rumah sakit setempat setiap sebulan sekali dan mengkonsultasikannya kedokter, karena komunikasi dengan dokter akan meningkatkan kepatuhan. Komunikasi dengan dokter akan menciptakan pengetahuan dan sikap yang seharusnya diambil dalam pengobatan tersebut berkaitan dengan pemahaman penderita DM terhadap penerimaan informasi dari dokter. Jika dokter mampu berkomunikasi dengan pasien, serta ada pengolahan penerimaan informasi dari pasien secara positif , hal tersebut bisa mempengaruhi cara pandang penderita DM terhadap penyakitnya. Penderita akan senantiasa mengikuti anjuran dokter serta nasehat yang diberikan guna memperbaiki kualitas hidup penderita tersebut. Karakteristik penyakit serta pengobatan yang dilakukan penderita DM berpengaruh pada dampak kesehatan penderita, penderita bisa menjadi tidak patuh dengan adanya penyakit yang lama serta proses pengobatan yang panjang, namun sekali lagi tingkat kesabaran dan penerimaan diri yang baik bisa memberikan pengaruh positif terhadap penyakit yang dirasakan, semua tergantung pada proses dinamika terbentuknya sikap positif dan baik dari penderita DM itu sendiri. Faktor pengaruh lainya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial bisa dengan bentuk dukungan atau motivasi serta kritikan yang membangun. Dukungan tersebut bisa berasal dari tenaga kesehatan ataupun keluarga penderita. Dukungan sosial dari tenaga medis antara lain sikap yang ramah dan menyenangkan terhadap pasien, memberikan nasehat yang bermanfaat dengan bahasan sederhana, ini bisa mempengaruhi penderita secara eksternal, begitu juga dengan keluarga penderita DM. Keluarga yang baik adalah keluarga yang bisa memotivasi, memberikan dukungan penuh, serta memberikan perhatian kepada penderita, sehingga penderita lebih bersemangat serta lebih termotivasi untuk sembuh dari penyakitnya. Dengan adanya peningkatan kualitas hidup penderita DM, maka ada beberapa gambaran yang membuktikan kepatuhan penderita DM, antara lain : 1. Pengaturan pola makan dan olahraga Pengaturan pola makan atau terapi diet adalah usaha pasien dalam menjaga pola makan sehingga kadar gula darah dalam pasien tersebut bisa stabil dan terkontrol dengan baik. Menu makanan yang dikonsumsi penderita DM sesuai saran serta anjuran tenaga medis, sehingga konsumsi makanan pagi, siang, sore terkendali. Selain pengaturan pola makan, olahraga juga merupakan kegiatan yang dapat mengontrol kesehatan para penderita DM. Olahraga mampu menstabilkan gula dalam darah, serta mampu menjaga kebugaran fisik para penderita DM. 2. Jadwal kontrol dan cek kadar gula secara rutin Hal ini harus dilakukan pasien untuk mengontrol kondisi fisik pasien, akibat dari penyakit DM tersebut, sehingga kesetabilan kondisi tubuh bisa tetap terjaga. Sudah menjadi kewajiban penderita DM dalam menjaga kadar gula dalam darah. Karena kestabilan kadar gula dalam darah berpengaruh pada kestabilan tubuh. 3. Pengobatan medis Beberapa pengobatan medis penunjang juga menjadi penting ketika gula dalam darah tinggi atau sangat tinggi. Selain itu jika pengobatan dengan perencanaan makan diet serta olahraga gagal makan diperlukan penambahan obat oral atau insulin. 4. Istirahat secara cukup Penderita DM juga rentan dengan komplikasi dan penyakit luka yang bisa menyebabkan amputasi, hal utama bagi penderita DM adalah menjaga kesehatan serta aktivitas yang rutin namun tidak memberatkan, sehingga terjadi keseimbangan dengan aktivitas yang sudah dilakukan, Hal ini dilakukan agar penderita DM tidak kelelahan, sehingga aktivitas dan istirahat dapat seimbang, dan dampaknya dapat dirasakan pada kualitas penderita DM tersebut. 45

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematika dan logis. Hal terpenting yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti adalah ketepatan penggunaan metode yang harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang ingin di capai. Dengan penguasaan yang mantap terhadap metode penelitian diharapkan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah, dan sistematis. Metode penelitian mengacu pada model yang mencakup prinsip-prinsip yang secara teoritis maupun kerangka yang menjadi pedoman mengenai suatu penelitian. “metodologi berarti ilmu tentang metode-metode, dan berisi standar dan prinsip- prinsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian” Poerwandari, 2011:10 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007: 4 menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan mengamati perilaku dari manusia dan melakukan interaksi langsung dengan cara komunikasi dapat lebih memahami perilaku manusia yang sebenarnya. Menurut Moleong 2007: 06 penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis