Suntik Insulin Obat Hipoglisemik Oral OHO Pemantauan Glukosa Darah

2.1.6 Terapi Medis selain Terapi Olahraga dan Terapi Diet

2.1.6.1 Suntik Insulin

Insulin tersedia dalam tiga bentuk: short acting, intermediate acting, atau long acting, umumnya pasien IDDM memerlukan sedikitnya dosis 2 kali sehari, biasanya diberikan sebelum makan pagi atau sebelum makan malam, dan biasanya diberikan keduanya yaitu short dan intermediate acting insulin. Jadwal lainya tiga kali suntikan sehari, short dan intermediate acting pada pagi hari, short acting sebelum makan malam, dan intermediate acting pada waktu mau tidur. Ini memerlukan tanggung jawab penuh dari pasien atau keluarganya untk memantau gula darah yang tepat dan pemberian insulin, dan tindakan ini membewa resiko terbesar untuk terjadinya hipoglikemia dan perkembangan obesitas.

2.1.6.2 Obat Hipoglisemik Oral OHO

Obat hipoglisemik oral hanya digunakan untuk mengobati beberapa individu dengn DM tipe 2. Obat-obat ini menstimulasi pelepasan insulin dari sel beta pankreas atau pengambilan glukosa oleh jaringan perifer.

2.1.6.3 Pemantauan Glukosa Darah

Memantau sendiri glukosa darah SMBG = Self-Monitoring of Blood Glucose. Dengan menggunakan strip reagen glukosa, menjadi bagian penting dari perawatan, dan ini lebih disukai daripada pengukuran glukosa urin. Pada pasien yang normal kadar glukosanya, SMBG dilakukan empat kali sehari dalam tiga hari seminggu biasanya sudah cukup. Bila terapi insulin intensif digunakan dengan tujuan mencapai nilai normal glukosa darah, SMBG harus dikerjakan empat sampai delapan kali sehari. Pada semua pasien, dan biasanya SMBG lebih sering diperlukan pada keadaan sakit

2.2 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka dijelaskan tentang penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yang relevan. Penelitian terdahulu memberikan sumbangsih serta sumber refrensi yang membuat penelitian terdahulu penting untuk dikemukakan. Selain itu penelitian terdahulu dikemukakan agar memberikan gambaran yang jelas letak atau posisi penelitian ini sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan dengan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah ”Pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien penderita DM tipe 2 di poliklinik khusus rumah sakit umum pusat RSUD Dr.Djamil Padang ” oleh Ade Ramadona 2011. Dari hasil penelitian tersebut, ada beberapa hal yang terkait antara ciri-ciri individual pasien DM tipe 2 terhadap kepatuhan dalam menjalanii pengobatan di poliklinik khusus rumah sakit Dr.Djamil. Ciri-ciri individual tersebut antara lain usia, kepribadian, serta lamanya individu menderita penyakit DM yang mempengaruhi kepatuhan penderita tersebut dalam melaksanakan pengobatan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin matang usia seseorang semakin baik tingkat kepatuhannya. Kematangan usia menjadikan kedewasaan penderita dalam memahami penyakitya. Perubahan baik kognisi maupun emosional mempengaruhi kematangan individu tersebut seiring berjalannya usia.. Ciri individual yang lainya meliputi motivasi diri serta kepribadian pasien,