21
Pada suatu saat peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk
menyatakan konsep yang sama atau bila nama yang sama diterapkan pada lebih satu konsep. Untuk mengatasi pernyataan tentang kognitif
itu, Ausubel mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integratif. Caranya, materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga pendidik
dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.
2.1.3 Pembelajaran Menurut Teori Kontemporer
Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksud di sini adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Biarpun pembelajaran konstruktivisme
dilihat dari pandangannya bagaimana proses belajar itu terjadi, sebenarnaya tidak berbeda dengan pandangan pengikut kognitif, seperti Piaget, Brunner, dan
Ausubel. Hanya saja para konstruktivisme seperti Von Glaseersfeld, Bettencourt, mengembangkan lebih lanjut fungsi kognitif itu dalam mengkonstruksi
pengetahuan. Pembelajaran berfungsi membekali kemampuan peserta didik mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Sesuai dengan
prinsip belajar teori konstruktivisme maka dalam pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi pendidik dan buku sumber berbagai sumber informasi. Dalam
kaitan informasi peserta didik mempunyai kemampuan mengakses beraga informasi yang dapat digunakan untuk belajar. Maka pendidik lebih berfungsi
membekali kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang
dibutuhkan.
22
Pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini, belajar-mengajar dalam arti cenderung berpusat pada pendidik di pihak
lain cenderung berpusat pada subjek belajar. Karena konstruktivisme berpegang kepada pandangan keaktifan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan
berdasarkan interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Maka dalam kaitan ini pengajar dan peserta didik sama-sama aktif, peserta didik aktif
mengkonstruksi pengetahuan dan pengajar sebagai fasilitator. Bentuk pembelajaran student-centered learning strategic dilaksanakan melalui belajar
aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan kolaboratif, generative learning, dan problem-based learning. Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan
teori konstruktivisme yang cukup terkenal sekarang adalah pembelajaran quantum. Pengertian quantum teachingmencakup dan dapat dipahami melalui tiga
hal yaitu: quantum, pemercepatan belajar, dan fasilitasi. Quantum berarti interaksi yang berarti mengubah energi menjadi cahaya. Pemercepatan belajar, berarti
menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan
pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif. Fasilitasi, artinya memudahkan segala hal. Fasilitasi juga termasuk penyediaan alat-alat
bantu yang memudahkan peserta didik belajar. Berdasarkan keterangan di atas disimpulkan bahwa quantum teaching adalah upaya pendidik untuk
mengorkestrasikan berbagai interaksi dalam proses pembelajaran menjadi cahaya yang melejitkan prestasi peserta didik, dengan menyingkirkan hambatan belajar
23
melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga peserta didik dapat belajar secara mudah dan alami.
2.2 Hasil Belajar