2.2
Penelitian Yang Relevan
1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhartati 2008 menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Advance Organizer pada materi
Segiempat telah mewujudkan tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal.
2 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arifin 2010 menyimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dalam mengajarkan sub pokok bahasan rumus-rumus segitiga di kelas X SMA
Negeri 2 Kendari hasil belajar matematika siswa dapat meningkat. 3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asfriningsih 2013 yang dalam penelitiannya membandingkan model pembelajaran inkuiri dengan
advance organizer terhadap penalaran matematis siswa pada materi geometri menunjukkan bahwa hasil belajar dari kelas siswa yang
pembelajarannya menggunakan penerapan model advance organizer cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar dari kelas
siswa yang pembelajarannya menggunakan penerapan model inkuiri. 4
Penelitian Supartono dan Sukestiyarno, Universitas Negeri Semarang Maret 2013 tentang model pembelajaran terpadu TIK dan pendidikan
karakter berbasis ATONG secara signifikan dapat membentuk nilai-nilai pendidikan karakter secara parsial dalam setiap pembelajaran yang
terintegrasi dan mampu berpikir ke tingkat yang lebih tinggi.
2.3 Kerangka Berpikir
Melihat kondisi yang diungkapkan pada latar belakang, maka dalam penelitian ini peneliti menawarkan satu solusi yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran advance organizer berbasis ATONG. Model Pembelajarn advance organizer merupakan suatu model dimana siswa dapat melihat keterkaitan antara
materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru sedangkan pendekatan ATONG merupakan suatu pendekatan yang dapat membimbing siswa
untuk bisa mengkonstruksi pengetahuan baru sehingga dengan penerapan model pembelajaran advance organizer berbasis ATONG bertujuan untuk membentuk
aspek afektif siswa berupa karakter rasa ingin tahu dan aspek psikomotorik siswa dalam bentuk keterampilan berpikir kreatif dengan harapan hal tersebut dapat
mempengaruhi peningkatan aspek kognitif berupa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika dimana siswa dituntut
untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas agar hasil yang diperoleh siswa dapat bermanfaat.
Penelitian ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran model advance organizer berbasis ATONG untuk mengamati perkembangan karakter rasa ingin
tahu dan keterampilan berpikir kreatif lima siswa yang terpilih sebagai subyek penelitian. Penelitian ini diawali dengan pembuatan instrumen pembelajaran dan
penilaian yang dikonsultasikan dan diuji cobakan sehingga menjadi perangkat yang siap digunakan.
Pada pra pembelajaran adalah pemberian tugas terstruktur materi selanjutnya sebagai tugas rumah yang bertujuan untuk mendorong siswa untuk
melakukan eksplorasi menggali pengetahuan lama dan mencari informasi baru
sebagai bahan untuk mempelajari materi selanjutnya. Tidak hanya itu, tugas struktur ini juga meliputi pemberian tugas untuk menyelesaikan soal dengan
berbagai macam cara penyelesainnya yang akan melatih keterampilan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah.
Pada kegiatan pembelajaran model advance organizer berbasis ATONG terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama diawali dengan mengklarifikasi tujuan
pembelajaran kemudian tahap kedua apersepsi materi prasyarat yang dilanjutkan dengan penyajian organizer oleh guru yaitu membagikan kerangka dasar yang
berisi ringkasan materi dan contoh soal. Di sini siswa meng-Amati diberi kesempatan untuk men-Tanyakan materi yang belum dimengerti. Kemudian guru
membagikan Lembar Kerja Siswa yang berisi langkah-langkah penemuan konsep materi pelajaran dan Lembar Masalah yang berisi soal atau permasalahan kepada
siswa. Siswa dituntut untuk meng-Amati dan ber-Tanya sehingga terjadi tanya
jawab interaktif antara guru dan siswa. Tahap selanjutnya adalah penyajian tugas belajar yaitu penagihan tugas
terstruktur berupa soal yang kemudian dibahas, siswa dibimbing untuk meng-
Olah , memahami dan mencoba memikirkan pemecahan masalah dengan berbeda
cara bisa dilakukan sendiri atau diskusi dengan teman sebangku. Disini siswa
dituntut untuk me-Nalar. Dalam hal ini siswa dibimbing untuk membangun
pengetahuan baru dalam memecahkan masalah dan tidak terfokus pada satu cara penyelesaian saja sehingga dapat melatih keterampilan berpikir siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan dengan berbeda cara penyelesaiannya, dengan
begitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Di akhir pembelajaran dengan model advance organizer pendekatan ATONG yaitu penguatan kognitif dimana siswa harus dapat memberikan gagasan
meng-Gagas hasil pembelajaran yang sudah diperoleh. Guru membantu siswa
untuk mengemukakan hasil pekerjaan dan mempresentasikan sedangkan siswa mengamati dan memberikan komentar. Kemudian siswa dengan bantuan guru
menyimpulkan materi pelajaran hasil pembelajaran yang sudah dicapai. Berdasarkan uraian kegiatan pembelajaran di atas pembelajaran model
Advance Organizer berbasis ATONG mendorong siswa untuk berpikir secara luas bahwa penyelesaian suatu masalah itu tidak hanya terfokus pada satu cara
pemecahan masalah saja, yang menekankan pada pembelajaran meng-Amati, men-Tanya, meng-Olah, men-Nalar serta meng-Gagas sehingga rasa ingin tahu
dan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah akan lebih berkembang dan meningkat. Apabila pembelajaran model Advance Organizer
berbasis ATONG ini dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga ketika siswa diberikan tes evaluasi kemampuan berpikir kreatif siswa maka dapat
menyelesaikan secara tuntas dan tepat serta akan mempengaruhi hasil belajar siswa dengan perolehan nilai yang optimal yakni mencapai KKM yang
ditentukan. Skema kerangka berpikir disajikan pada Gambar 2.5.
2.4 Hipotesis Penelitian