Jadi, volum balok adalah sebagai berikut:
Volum balok =
panjang × lebar × tinggi =
p × l × t 2.1.10
Teori Belajar Yang Mendukung
Teori belajar yang dapat dijadikan sebagai teori pendukung dalam penelitian ini adalah teori belajar bermakna Ausubel, teori belajar
konstruktivisme, dan teori belajar Van Hiele.
2.1.10.1 Teori Belajar Bermakna Ausubel
Terori belajar Ausubel terkenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Ausubel membedakan antara
belajar menemukan dan belajar menerima Suherman et al. 2003: 32. Pada belajar menerima siswa hanya menerima sebuah pelajaran sehingga siswa hanya
menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan, konsep ditemukan sendiri oleh siswa. Jika siswa aktif melibatkan dirinya di dalam menemukan suatu prinsip
dasar, siswa itu akan mengerti konsep itu lebih baik, ingat lebih lama dan akan mampu menggunakan konsep tersebut di konteks yang lain Hudojo, 2005.
Menurut Ausubel sebagaimana dikutip oleh Hudojo 2005, bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna meaningful, artinya pelajaran baru
haruslah dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada sedemikian sehingga konsep-konsep baru benar-benar terserap sehingga intelektual dan emosional
siswa terlibat di dalam kegiatan belajar mengajar. Jika siswa aktif melibatkan dirinya di dalam menemukan suatu prinsip dasar, siswa itu akan mengerti konsep
itu lebih baik, ingat lebih lama, dan akan mampu menggunakan konsep tersebut di konteks yang lain.
Teori Ausubel yang mengemukakan tentang belajar bermakna yang mengaitkan informasi-informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
oleh siswa sejalan dengan model pembelajaran Advance Organizer dalam penelitian ini. Dalam model advance organizer setelah siswa dihadapkan pada
suatu masalah, mereka harus memecahkan permasalahan tersebut sebagai batu loncatan terjadinya suatu penemuan, baik penemuan konsep, model matematika,
ataupun solusi permasalahan. Proses pemecahan masalah ini membutuhkan pengaitan antara pengetahuan sebelumnya yang telah didapat untuk mendapatkan
pengetahuan yang baru.
2.1.10.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Slavin sebagaimana dikutip oleh Trianto 2014: 74, teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru
dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.
Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa kesempatan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa kesempatan untuk
menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan membelajarkan siswa dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya hal ini menurut
Slavin sebagaimana dikutip oleh Trianto 2014: 70. Pendekatan kontruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran
kooperatif secara mendalam karena dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan temannya. Teori konstruktivis ini sejalan dengan pembelajaran melalui model advance organizer
pendekatan ATONG karena pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk menemukan konsep dan ide-ide mereka sendiri melalui belajar kelompok. Dengan
berdiskusi siswa dapat memahami konsep-konsep serta masalah yang sulit dengan saling bertukar informasi dan ide yang dimiliki masing-masing siswa. Dengan
demikian siswa yang lebih pandai dapat memberikan masukan pada siswa yang belum paham dan mengerti sehingga termotivasi untuk belajar mempelajarinya.
2.1.10.3 Teori Belajar Van Hiele