Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pedoman Wawancara

Dalam menyusun instrumen berupa lembar pengamatan yang perlu diperhatikan adalah menetapkan indikator pengukuran. Dilanjutkan dengan penyusunan instrumen berupa indikator-indikator yang menunjukkan keterampilan berpikir kreatif dengan bimbingan dosen pembimbing serta memberikan skala penilaian. Skala yang digunakan dalam lembar penskoran adalah Skala Likert yang dimodifikasi dengan skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan terendah adalah 1. Masing-masing skor menunjukkan kriteria sebagai berikut: 4pencapaian penuh, 3pencapaian pokok, 2pencapaian sebagian, 1 pencapaian sedikit atau tidak ada pencapaian. Berikut adalah indikator keterampilan berpikir kreatif: 1 terampil mengidentifikasi masalah diketahui, ditanya dan penyelesaianjawab; 2 terampil menjawab pertanyaan secara tepat; 3 terampil menghasilkan ide jawaban yang relevan; 4 terampil menyelesaikan masalah matematika melalui cara yang beragam; 5 terampil menyelesaikan masalah dengan mengubah cara atau pendekatan; 6 terampil mencari ide-idegagasan; 7 terampil dalam menggunakan rumus; 8 terampil dalam menjawab permasalahan matematika dengan jawaban yang jarang diberikan pada umumnya; 9 terampil menuliskan penyelesaian masalah dengan cara atau idenya sendiri dan 10 terampil memilih carametode dalam menyelesaikan masalah.

3.5.4 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan- batasan Arikunto, 2013: 47. Instrumen tes yang dimaksud adalah berupa kuis dan tes akhir kemampuan berpikir kreatif. Kuis yang dimaksud adalah soal kuis yang diberikan tiap pertemuan selama pembelajaran. Soal tes yang digunakan adalah soal tes akhir kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk uraian yang terdiri atas 8 soal berdasarkan indikator yang ditentukan. Sebelum soal tes dibuat telah dibuat kisi-kisi soal tes terlebih dahulu, kemudian soal tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru matematika di sekolah. Soal tes selanjutnya dilakukan uji coba pada sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mengetahui validitas teoritik dari instrumen yang akan dibuat. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan mengukur seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari selama pembelajaran berlangsung. Dengan adanya soal tes ini maka diperoleh hasil pekerjaan siswa yang akan digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

3.5.5 Pedoman Wawancara

Menurut Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono 2013: 319, mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Pada penelitian ini dilakukan wawancara berstruktur untuk mengetahui terbentuknya karakter rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Merujuk pada Sugiyono 2013: 319 wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Responden dalam penelitian ini, adalah kelima subjek penelitian dan guru. Pedoman wawancara berfungsi sebagai pelengkap data tentang hasil observasi dan meninjau ulang hasil tes kemampuan berpikir kreatif dari masing- masing subjek penelitian. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 25.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Melampaui Rasa Ingin Tahu

0 3 3

Mengeksplorasi Kemampuan Berpikir Kritis Dan Rasa Ingin Tahu Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium Inquiry Sederhana

0 1 6

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP NEGERI 2 SOKARAJA

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI GEOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRUNER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI GEOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRUNER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 22

UPAYA MENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA MATERI DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM TERHADAP LINGKUNGAN DI KELAS IV B SD NEGERI 3 PAGERAJI - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA MATERI DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM TERHADAP LINGKUNGAN

0 0 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu - PENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI MELALUI METODE MIND MAPPING DI KELAS IV SD

0 0 28

UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 4 ARCAWINANGUN

0 1 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS IV SD NEGERI 4 ARCAWINANGUN - repository perp

0 0 27