digunakan untuk uji ini adalah data nilai post-test, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13 Analisis Uji Ketuntasan Hasil Belajar .
Kelas Rata
–rata µ Standar
deviasi t
hitung
t
tabel
Kriteria
Ekperimen 79,34
72 7.19
5,7767 2,0395
Tuntas Kontrol
70,53 72
8,21 -0,9783
2,0452 Tidak
Tuntas Sumber: Data primer diolah tahun 2011
Tabel 4.13 menunjukkan uji ketuntasan belajar, hasil untuk kelompok eksperimen t
hitung
sebesar 5,7767 dari t
tabel
sebesar 2,0395 yang berarti bahwa kelompok eksperimen telah mencapai batas standar ketuntasan yaitu 72.
Sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh t
hitung
sebesar -0,9783 t
tabel
sebesar 2,0452 yang berarti bahwa kelompok kontrol belum mencapai batas ketuntasan
yaitu 72.
4.2 Pembahasan
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 1999:22. Hasil belajar siswa dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 14 Semarang kelas XI IS 1
dan XI IS 4 tahun ajaran 20102011 dengan kondisi awal populasi menunjukkan bahwa kemampuan awal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah
sama. Hal ini ditunjukkan dengan uji homogenitas populasi sebelum diadakan penelitian terhadap kelas XI IS 4 dan XI IS1 dengan memperoleh hasil kedua
kelas homogen. Sehingga teknik pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling dapat dilakukan.
Penelitian diawali dengan pemberian pre-test pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi
jurnal penyesuaian. Setelah pelaksanaan pre-test kemudian data pre-test diuji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk uji t.
Kelas eksperimen memiliki kemampuan awal rata-rata 59,78, sedangkan kelas kontrol mencapai kemampuan rata-rata 60,37, hal ini dapat diartikan bahwa
nilai rata-rata kedua kelas tidak jauh berbeda. Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh F
hitung
F
tabel
maka Ho diterima. Jadi kedua sampel mempunyai varians yang sama homogen. Sedangkan dari uji kesamaan dua rata-rata diperoleh
t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih kecil daripada rata-rata kelas kontrol sehingga kelas eksperimen
tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Setelah pemberian pre-test pada kedua kelas dilanjutkan dengan
pelaksanaan pembelajaran dengan materi jurnal penyesuian pada perusahaan jasa. Dalam penyampaian materi tersebut kedua kelas diberi pembelajaran yang
berbeda, yakni pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT pada kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional yang pada kelas kontrol.
Pada akhir pembelajaran, kedua kelas dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa. Post-test dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal dan bobot yang sama. Soal yang digunakan adalah soal yang sudah dilakukan uji coba pada kelas di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu pada kelas XI
IS 2 dengan asumsi kelas tersebut sudah pernah memperoleh materi jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa. Setelah diadakan post-test pada kedua kelas,
ternyata hasil tes kedua kelas tersebut menunjukan hasil yang berbeda. Hasil akhir tersebut dapat dilihat dari hasil analisis pre-test dan post-test
menunjukkan kelompok eksperimen sebelum mendapat treatment dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT mendapatkan nilai
rata-rata pre-test 59,78 dan setelah mendapatkan treatment memperoleh nilai rata- rata post-test 79,34, Sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-rata pre-test
60,37 dan nilai pada akhir post-test yaitu 70,53. Kedua kelas mengalami peningkatan yaitu untuk kelas eksperimen rata-rata nilai meningkat 19,56 atau
32,72 pada kelas kontrol meningkat 10,17 atau 16,84. Selain itu, berdasarkan uji perbedaan rata-rata diperoleh t
hitung
4,502 sedangkan t
tabel
1,67 sehingga t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa hasil belajar akuntansi dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT
lebih tinggi dari pada hasil belajar yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Keefektifan pembelajaran dalam penelitian ini tidak hanya dihitung dari hasil belajar tetapi didukung oleh hasil uji beda indikator aktivitas siswa dan
pengelolaan pembelajaran. Hasil efektifitas pembelajaran untuk indikator aktivitas siswa menunjukan nilai rata-rata hasil observasi kelas eksperimen = 314,50 dan
rata-rata kelas kontrol = 284,50 sehingga t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan indikator pengelolaan pembelajaran menunjukan nilai rata-
rata hasil observasi kelas eksperimen = 11,13 dan rata-rata kelas kontrol = 10,23
sehingga t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Keberhasilan yang dicapai dalam proses pembelajaran dikelas eksperimen
karena hubungan antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu dan peduli. Siswa yang kurang paham akan dibantu oleh temannya yang paham
dengan materi jurnal penyesuaian, sehingga menumbuhkan motivasi belajar. Hal ini sesuai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial
yang secara sengaja diajarkan Abdurrahman Bintoro, 2000:78-79 dalam Nurhadi, 2000:61.
Pembelajaran akuntansi yang selama ini diterapkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional membuat siswa kurang mengusai materi secara
keseluruhan. Hal ini disebabkan siswa merasa bosan dan tidak bisa menemukan jawaban yang sebenarnya tanpa bantuan dari guru sehingga siswa cenderung
pasif. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT bisa dijadikan alternatif karena membuat siswa lebih aktif karena guru
mengikutsertakan siswa, sehingga siswa tidak pasif, tidak hanya menerima apa yang disampaikan guru, tetapi siswa diajak untuk berfikir dan dapat
mengemukakan pendapatnya. Hal ini akan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran akuntansi khususnya pada pokok bahasan jurnal penyesuaian.
Sesuai hasil penelitian terdahulu tentang model pembelajaran koopertif tipe NHT menunjukkan bahwa kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT
hasilnya lebih efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mufid 2007, menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII-A MTs Islamiyah Sumpiuh pada pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar hasil siklus I rata-rata 64,11 dan pada siklus II meningkat
76,63. Munaharoh 2008 menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 MA
AL-ASROR pada bahasan jurnal penyesuaian dapat dilihat dari hasil siklus I nilai rata-rata sebesar 64,44 pada siklus II meningkat menjadi 75.22.
Secara umum penerapan pembelajaran koopertif tipe Numbered Heads Together NHT dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Semua
tahapan penelitian dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yang dapat dinilai
dari hasil pembelajaran atau nilai yang diperoleh siswa. Meskipun hasil belajar dan keefektifan pembelajaran meningkat, tetapi masih terdapat kelemahan dalam
pembelajaran NHT yaitu: 1. Pembelajaran kooperatif NHT lebih banyak membutuhkan waktu daripada
pembelajaran konvensional. 2. Beberapa siswa belum berani mengemukakan pendapat dan sanggahannya di
depan teman-teman dan guru. 3. Beberapa siswa belum bisa bekerja sama secara optimal ketika kegiatan
diskusi kelompok.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Sesuai hipotesis dalam penelitian, diperoleh beberapa simpulan yaitu: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together NHT dengan hasil pembelajaran konvensional . Hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan hasil belajar
pembelajaran konvensional. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil akhir rata- rata siswa dimana rata-rata siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together NHT adalah 79,34 sedangkan rata-rata siswa dengan pembelajaran konvensional adalah 70,53.
2. Hasil uji beda aktifitas pembelajaran dengan 8 aspek diperoleh t
hitung
3,375 sedangkan untuk t
tabel
2,14. Hal ini menunjukkan berarti t
hitung
t
tabel
sehingga Ho ditolak dan H
a
diterima dapat disimpulkan bahwa aktivitas kelas eksperimen lebih efektif dibanding kelas kontrol dengan indikasi rata-rata lebih
tinggi. Sedangkan uji beda pengelolaan pembelajaran dengan 8 aspek diperoleh t
hitung
1,296 sedangkan untuk t
tabel
2,14. berarti Ha ditolak dan H
o
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran kelas
eksperimen tidak ada perbedaan dengan kelas kontrol tetapi indikasi rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi.
94