Secara keseluruhan dari tahap pertama, kedua dan ketiga diperoleh rata-rata untuk aspek kesiapan dalam pembelajaran 60 kategori cukup baik, kerajinan
membawa buku referensi 65 kategori baik, keaktifan bertanya kepada guru 61 kategori cukup baik, kemampuan menjawab pertanyaan dari guru 68
kategori baik, kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok 65 cukup baik, kemampuan bertukar pikiran dalam diskusi kelompok 61 kategori cukup
baik, keaktifan bertanya dalam diskusi kelompok 59 kategori cukup baik, keaktifan menjawab dalam diskusi kelompok 74 kategori baik, kemampuan
dalam mengerjakan soal 67 kategori cukup baik, kemampuan membuat rangkuman hasil belajar 64 kategori cukup baik, perhatian siswa selama proses
pembelajaran 70 kategori baik dan kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran 78 kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
koopertif NHT efektif meningkatan aktivitas siswa. Setelah treatment pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan di kelas
eksperimen maka dilakukan post-test pada pertemuan berikutnya tanggal 26 april 2011 untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Post test dilaksanakan selama 60 menit setelah itu guru dan siswa bersama-sama membahas soal post test.
4.1.3 Keefektifan Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran pada kelas kontrol menerapkan model pembelajaran konvensional atau yang sering digunakan oleh guru yaitu dengan ceramah, latihan
soal serta pengamatan. Proses pembelajaran konvensional dilakukan dalam lima kali pertemuan pada tanggal 11, 15, 16, 25 dan 29 April 2011. Sebagian besar
waktu belajar mengajar digunakan untuk menjelaskan materi, setelah menjelaskan materi kemudian guru memberikan latihan soal. Setelah siswa mengerjakan, maka
hasilnya dibahas bersama-sama dengan guru. Pembelajaran tahap pertama dilaksanakan pada hari J
um’at tanggal 15 April 2011. Namun sebelumnya diadakan pre-test pokok bahasan jurnal penyesuaian
terlebih dahulu pada tanggal 11 April 2010 yang membutuhkan waktu 60 menit untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan jurnal
penyesuaian dan menjelaskan tujuan penelitian. Pada pembelajaran tahap pertama guru menyampaikan materi kemudian memberikan soal latihan yang dibahas
secara bersama-sama dan observer mengamati pengelolaan pembelajaran maupun aktivitas siswa.
Proses pembelajaran konvensional sebagian besar waktu digunakan untuk menjelaskan materi. Tahap pertama guru menyampaikan materi jurnal
penyesuaian materi jurnal penyesuaian akun perlengkapan, beban dan pendapatan dan memberikan batasan-batasan materi yang akan dipelajari kemudian
memberikan penugasan berupa latihan soal yang dikerjakan secara individu berkaitan dengan pokok bahasan jurnal penyesuaian. Kemudian guru memberikan
kesempatan pada beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis, setelah itu dibahas secara bersama-sama. Hasil observasi pengelolaan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Konvensional
No. Aspek Yang Diamati
Pembelajaran konvensional Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3
1 Kemampuan guru membuka pelajaran
3 3
4 2
Kemampuan dalam penguasaan bahan 3
4 4
3 Kemampuan menanggapi respons
2 3
3 4
Kemampuan menggunakan waktu 4
4 4
5 Kemampuan menutup pelajaran
3 4
3 6
Kemampuan menggunakan
model pembelajaran
3 4
4 7
Kemampuan guru memberikan tugas 3
3 3
8 Kemampuan
guru memberikan
motivasi 4
4 4
∑ skor 25
29 29
kemampuan Pengelolaan
pembelajaran 62,5
72,5 72,5
Sumber: Data primer diolah 2011
Sesuai tabel 4.3 diketahui bahwa aktivitas pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran konvensional memperoleh
skor 25, tingkat persentase 62,5 dengan kategori cukup baik. Sebagian dari perencanaan sudah terlaksana dan guru mampu mengelola pembelajaran
konvensional. Selain
pengelolaan pembelajaran,
indikator keefektifan
pembelajaran yang lain adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada kelas kontrol cenderung monoton karena proses
pembelajarannya tidak ada variasi. Dimulai dengan guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, guru juga berkeliling kelas
untuk mengamati siswa yang diberi tugas untuk mengerjakan soal. Hal ini menyebabkan siswa cenderung bosan dan terlihat pasif dalam pembelajaran
sehingga guru kurang bisa mengontrol sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil observasi indikator aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskriptif Persentatif Aspek Aktivitas Siswa Pembelajaran Konvensional
No. Aspek Yang Diamati
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Rata-rata tiap
pertemuan Kategori
1 Kesiapan dalam pembelajaran
56 58
67 60
Cukup Baik
2
Kerajinan membawa buku referensi 56
65 64
62 Cukup Baik
3 Keaktifan bertanya kepada guru
49 55
68 57
Cukup Baik
4
Kemampuan menjawab pertanyaan dari guru
54 66
61 60
Cukup Baik
5
Kemampuan dalam mengerjakan soal 57
63 75
65 Cukup Baik
6
Kemampuan membuat rangkuman hasil belajar
62 63
71 65
Cukup Baik
7
Perhatian siswa
selama proses
pembelajaran 61
67 75
68 Cukup Baik
8
Kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran
60 71
73 68
Cukup Baik Sumber: Data primer diolah 2011
Sesuai tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa aspek kesiapan dalam pembelajaran 56 kategori cukup baik, kerajinan membawa buku referensi 56
kategori cukup baik, keaktifan bertanya kepada guru 49 kategori kurang baik, kemampuan menjawab pertanyaan dari guru 54 kategori cukup baik,
kemampuan dalam mengerjakan soal 57 kategori cukup baik, kemampuan membuat rangkuman hasil belajar 62 kategori cukup baik, perhatian siswa
selama proses pembelajaran 61 kategori cukup baik dan kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran 66 kategori cukup baik.
Pembelajaran konvensional berbeda dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada pembelajaran konvensional tidak ada rangkaian kegiatan variasi
diskusi sehingga pada aspek kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok, kemampuan bertukar pikiran dalam dikusi kelompok, keaktifan bertanya dalam
diskusi kelompok dan keaktifan menjawab dalam diskusi kelompok tidak diberi
poin oleh observer.
Pelaksanaan pembelajaran kedua berlangsung pada hari Sabtu tanggal 16 April 2010 dengan diawali ceramah materi sebelumnya dan materi yang akan
disampaikan, tanya jawab dan penugasan berupa mengerjakan latihan-latihan soal. Siswa meminta agar penjelasan diulangi karena mereka belum paham dengan
materi yang dibahas pada pertemuan ini. Saat latihan soal peneliti berkeliling mengamati siswa mengerjakan latihan. Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk
menjawab soal tersebut di papan tulis. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga memperoleh
skor 29. Sesuai tabel 4.3 aktivitas pengelolaan pembelajaran pada tahap kedua meningkat dari 62,5 menjadi 72,5 dengan kategori baik. Aktivitas guru sudah
lebih baik karena memperoleh saran dari observer tentang pengelolaan pembelajaran sehingga kekurangan yang dilakukan pada tahap pertama dapat
diperbaiki ditahap kedua. Aktifitas siswa pada pembelajaran tahap kedua ada peningkatan dari pada
tahap pertama karena siswa mulai memahami materi dan ada usaha bertanya meskipun hanya siswa yang pandai saja yang mau bertanya atau menjawab
pertanyaan dari guru, selebihnya siswa yang lain terlihat pasif selama proses
pembelajaran. Permasalahan seperti ini sering muncul dalam pembelajaran konvensional yang umumnya diterapkan di sekolah.
Sesuai tabel 4.4 disimpulkan aspek kesiapan dalam pembelajaran 58 kategori cukup baik, kerajinan membawa buku referensi 65 kategori cukup baik,
keaktifan bertanya kepada guru 55 kategori cukup baik, kemampuan menjawab pertanyaan dari guru 66 kategori cukup baik, kemampuan dalam
mengerjakan soal 63 kategori cukup baik, kemampuan membuat rangkuman hasil belajar 63 kategori cukup baik, perhatian siswa selama proses
pembelajaran 67 kategori cukup baik dan kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran 71 kategori baik. Beberapa aspek mengalami peningkatan
disebabkan ada motivasi siswa untuk menguasai materi jurnal penyesuaian. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga pada hari Selasa tanggal
25 April 2011. Prosedur yang dipakai pada pembelajaran ini sama dengan pembelajaran sebelumnya. Guru menjelaskan materi ceramah, guru memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan tanya jawab, guru juga berkeliling kelas untuk mengamati siswa yang diberi tugas mengerjakan
soal latihan soal setelah itu siswa mengerjakan soal didepan kelas dan dibahas bersama-sama. Hasil observasi aktivitas pengelolaan pembelajaran selama
kegiatan pembelajaran konvensional diperoleh skor 29. Sesuai tabel 4.3 aktivitas pengelolaan pembelajaran pada tahap ketiga sama dengan tahap kedua yaitu
72,5 dengan kategori baik. Sesuai tabel 4.4 aktivitas siswa pada tahap ketiga meningkat dibanding pada
pembelajaran tahap kedua, hal ini disebabkan sebagian siswa mampu memahami
materi. Hasil observasi aspek aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran konvensional tahap ketiga dapat disimpulkan bahwa aspek kesiapan dalam
pembelajaran 67 kategori cukup baik, kerajinan membawa buku referensi 64 kategori cukup baik, keaktifan bertanya kepada guru 68 kategori cukup baik,
kemampuan menjawab pertanyaan dari guru 61 kategori cukup baik, kemampuan dalam mengerjakan soal 75 kategori baik, kemampuan membuat
rangkuman hasil belajar 71 kategori baik, perhatian siswa selama proses pembelajaran 75 kategori baik dan kehadiran siswa dalam kegiatan
pembelajaran 77 kategori baik. Setelah treatment dengan pembelajaran konvensional yang dilaksanakan
dikelas kontrol maka dilakukan post-test pada pertemuan berikutnya tanggal 29 april 2011 untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran
konvensional. Post test dilaksanakan selama 45 menit setelah itu guru dan siswa bersama-sama membahas soal post test.
4.1.4 Analisis Data Awal