Terlihat dalam Gambar 8 fluktuasi dari indikator ini dengan kenaikan di akhir tahun periode. Peningkatan ini terjadi karena pada tahun 2005 perusahaan
mengalami kenaikan jumlah piutangnya yang disebabkan banyaknya penjualan yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan.
f. Tingkat Perputaran Persediaan Inventory Turn Over
Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan produknya. Selain itu indikator ini juga digunakan
untuk menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan produk yang dilakukan perusahaan. Dalam Gambar 8 terlihat tingkat perputaran persediaan PT. Pupuk
Kujang yang menunjukkan perkembangan yang menurun di dua tahun terakhir. Penurunan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam dua tahun terakhir telah
melakukan efisiensi dalam mengelola persediaan produknya sehingga tingkat perputaran persediaan perusahaan menjadi meningkat.
Berdasarkan hasil analisis, nilai rata-rata tingkat perputaran persediaan PT. Pupuk Kujang selama lima tahun terakhir 2001-2005 adalah sebesar 31,17 hari.
Ini berarti bahwa rata-rata dalam satu tahun, persediaan PT. Pupuk Kujang disimpan dalam gudang selama 31 hari. Tingkat perputaran persediaan yang
semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja
yang tertanam dalam persediaan semakin sedikit. Dan sebaliknya tingkat perputaran persediaan yang rendah menunjukkan tidak efisiennya kegiatan operasi
perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan modal kerja sehingga hanya akan memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan.
g. Rasio Perputaran Total Aktiva Assets Turn Over Ratio
Rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dan memperoleh
keuntungan laba. Perkembangan nilai perputaran aktiva cenderung berfluktuasi dengan rata-rata sebesar 1,00. Angka ini menunjukkan bahwa dalam satu periode
proses produksi, aktiva yang digunakan untuk melakukan penjualan adalah sebanyak 1 kali atau setiap Rp 100,- aktiva dapat menghasilkan pendapatan
sebesar Rp 100,-. Rendahnya nilai rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan belum memanfaatkan aktivanya dengan baik dalam rangka menghasilkan
pendapatan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki banyak aktiva yang menganggur atau tidak produktif. Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam SK.
Menteri BUMN No. Kep-100M-BUMN2002, nilai ini belum cukup untuk menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan harta perusahaan.
h. Rasio Modal terhadap Total Aktiva Equity To Total Asset Ratio