Terlihat dalam Gambar 15 proporsi laba bersih terhadap penjualan sempat meningkat di tahun 2002 ke angka 28,88 persen atau naik 6,02 persen dari tahun
2001. Peningkatan ini lebih disebabkan karena adanya tambahan pendapatan dari pendapatan lain-lain yang proporsinya meningkat sebesar 7,57 persen terhadap
penjualan. Namun di tahun-tahun berikutnya proporsi pendapatan lain-lain terhadap penjualan tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap tambahan pendapatan
perusahaan karena kecenderungan proporsinya yang semakin rendah.
5.4. Analisis Rasio Keuangan PT. Pupuk Kujang
Analisis rasio merupakan suatu metode analisis yang menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan untuk memberikan gambaran
mengenai kinerja dan keadaan keuangan perusahaan. Selain itu analisis rasio juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Dalam analisis
rasio, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama periode tertentu untuk diketahui arah pergerakannya dan juga membandingkan rasio
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya atau bisa juga dengan menggunakan indikator atau tolok ukur tertentu dalam memperbandingkannya.
Analisis rasio keuangan yang digunakan antara lain analisis likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Tabel hasil analisis rasio keuangan
terhadap laporan keuangan PT. Pupuk Kujang periode 2001-2005 dapat dilihat
dalam Lampiran 10. 5.4.1. Analisis Likuiditas
Analisis likuiditas digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya,
yang sudah ataupun yang akan jatuh tempo. Selain itu analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana posisi keuangan dalam jangka pendek. Nilai rasio
likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Pengukuran tingkat likuiditas PT. Pupuk
Kujang menggunakan rasio kas, rasio lancar dan rasio cepat. Untuk rasio kas dan rasio lancar, penilaiannya telah dihitung berdasarkan SK Menteri BUMN No.
Kep-100M-BUMN2002 dalam pembahasan sebelumnya. Perkembangan nilai rasio likuiditas PT. Pupuk Kujang dapat dilihat dalam Gambar 16.
a. Rasio Cepat Quick Ratio
Rasio cepat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Dalam rasio
ini persediaan tidak diperhitungkan dengan anggapan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang iliquid atau lambat untuk dicairkan menjadi uang
kas. Dari hasil analisis, rata-rata rasio cepat PT. Pupuk Kujang adalah 1,91 yang berarti bahwa setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 191,- aktiva lancar
tanpa persediaan. Jika dilihat dari standar nilai rasionya, kemampuan perusahaan sudah sangat baik hanya saja sempat menurun drastis di tahun 2005 seperti yang
terlihat dalam Gambar 16.
Rasio Cepat
2.37 2.31
1.87 2.26
0.76 0.0
0.5 1.0
1.5 2.0
2.5
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
Ni la
i
Gambar 16.
Perkembangan trend Rasio Cepat PT. Pupuk Kujang Persero Periode 2001-2005
Penurunan ini terjadi karena di tahun tersebut perusahaan mengalami kenaikan total kewajiban lancar perusahaan yang disebabkan adanya hutang
jangka panjang perusahaan yang sudah jatuh tempo dan harus segera dipenuhi dalam tahun tersebut. Sebaliknya komponen aktiva lancar tanpa persediaan di
tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 4,48 persen dari tahun 2004. Laju kenaikan hutang lancar yang rata-ratanya sebesar 87,08 persen tidak diimbangi
dengan laju dari aktiva lancar tanpa persediaan yang cenderung menurun selama lima tahun terakhir 2001-2005 dengan rata-rata sebesar 64,17 persen. Sehingga
2001 2002
membuat nilai dari rasio cepat memiliki kecenderungan yang menurun seperti terlihat dalam Gambar 16.
5.4.2. Analisis Solvabilitas
Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Kondisi keuangan jangka pendek yang baik belum tentu menjamin kondisi keuangan jangka panjang yang baik pula. Analisis solvabilitas PT. Pupuk
Kujang dilakukan dengan menggunakan rasio hutang, rasio hutang terhadap ekuitas, rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas, rasio ekuitas terhadap total
aktiva dan rasio ekuitas terhadap aktiva tetap. Perkembangan nilai rasio-rasio solvabilitas PT. Pupuk Kujang tersaji dalam Gambar 17.
a. Rasio Hutang Debt Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan banyaknya jumlah aktiva yang dibiayai dengan menggunakan pinjaman. Selama periode lima tahun
2001-2005, nilai rata-rata rasio ini sebesar 0,45 yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman sebesar 45,36 persen, dan sisanya sebesar
54,64 persen dibiayai dari modal sendiri. Kondisi ini menunjukkan resiko yang ditanggung perusahaan tidak terlalu besar karena sebagian dari kepemilikan aktiva
yang dibiayai dari pinjaman relatif lebih kecil.
0.33 0.23
0.27 0.72
2.64 2.53
0.00 0.00
0.11 2.45
2.07
0.72 0.36
0.30 0.49
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
Ni la
i
Rasio Hutang Rasio Hutang
Terhadap Ekuitas Rasio Hutang Jgk.
Panjang Thdp Ekuitas
Gambar 17. Perkembangan trend Rasio Solvabilitas PT. Pupuk Kujang Persero Periode 2001-2005
2001 2002
Pada Gambar 17 terlihat adanya fluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat di dua tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
berani mengambil resiko dengan melakukan pinjaman yang lebih besar untuk
membiayai aktivanya karena adanya pembangunan proyek Pupuk Kujang 1B. b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Debt to Equity Ratio
Seberapa besar modal sendiri dapat menjamin hutang perusahaan dapat ditunjukkan dengan menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas. Rata-rata rasio
ini untuk lima tahun terakhir adalah 1,26. Menurut standar angka ini dianggap kurang baik karena perusahaan hanya mampu menjamin hutang Rp 126,- dengan
modal Rp 100,- artinya perusahaan belum mampu menjamin semua kewajibannya dengan modal sendiri. Hal ini sangat beresiko mengingat
kemampuan solvabilitas perusahaan merupakan ukuran tingkat keamanan para kreditur untuk memberikan pinjamannya kepada perusahaan.
Seperti yang terlihat dalam Gambar 17, perkembangan nilai rasio ini juga mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir yang naik sebesar 215 persen dari
tahun 2001. Kenaikan ini terjadi karena komponen hutang mengalami peningkatan yang dikarenakan adanya pinjaman jangka panjang yang dilakukan
perusahaan untuk membiayai pembangunan proyek Pupuk Kujang 1B. Laju peningkatan hutang dengan rata-rata sebesar 360,17 persen lebih besar
dibandingkan dengan laju peningkatan modal yang rata-ratanya sebesar 126,75 persen. Sehingga perkembangan nilai rasio ini pun cenderung meningkat dan pada
akhirnya akan mengurangi kemampuan solvabilitas perusahaan dalam menjamin semua hutangnya dengan modal sendiri.
c. Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas