menjadi kewajiban yang harus segera dipenuhi pada tahun tersebut. Kenaikan komponen hutang lancar di tahun 2005 tidak diimbangi dengan komponen kas
dan surat berharga yang memiliki kecenderungan menurun tiap tahunnya dengan rata-rata sebesar 55,06 persen.
1.78 1.08
1.28 1.57
0.44 2.50
2.51 2.20
2.63
0.88
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
2001 2002
2003 2004
2005 Tahun
N ila
i
Rasio Kas Rasio Lancar
Gambar 7. Perkembangan trend Indikator Likuiditas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang Persero Periode 2001-2005
d. Rasio Lancar Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat dilihat dengan menggunakan rasio lancar. Rasio lancar yang rendah
menunjukkan adanya masalah dalam likuiditas namun jika likuiditasnya terlalu besar juga tidak baik karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur
sehingga pada akhirnya akan mengurangi kemampulabaan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, nilai rata-rata indikator rasio lancar untuk lima
tahun terakhir adalah 2,14. Itu artinya setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 214,- aktiva lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya sudah sangat baik. Namun di tahun 2005, rasio ini pun mengalami penurunan yang sangat besar yakni 175,24
persen dari tahun sebelumnya seperti yang terlihat dalam Gambar 7. Penurunan ini dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan mengalami kenaikan hutang
2002 2001
lancar yang disebabkan oleh adanya hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo.
Perkembangan nilai rasio lancar dipengaruhi oleh perkembangan dua komponen yang mencerminkan posisi keuangan jangka pendek yaitu aktiva lancar
dan hutang lancar. Perkembangan hutang lancar perusahaan selama tahun analisis 2001-2005 cenderung menurun dengan rata-rata 87,66 persen. Namun di tahun
2005 hutang lancar mengalami kenaikan sebesar 88,89 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini tidak diimbangi dengan komponen aktiva lancar yang
memiliki kecenderungan menurun tiap tahun dengan rata-rata sebesar 67,66 persen. Sehingga perkembangan rasio ini pun mengalami penurunan.
e. Periode Pengumpulan Piutang Collection Period
Indikator ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menagih atau mengumpulkan piutangnya. Semakin lama waktu pengumpulan piutang
penagihan, maka semakin besar resiko piutang tersebut menjadi tak tertagih. Dari tahun 2001-2005, rata-rata waktu penagihan piutang perusahaan adalah
sebanyak 22 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menagih atau mengumpulkan piutang sudah sangat baik dengan perolehan nilai
rasio kurang dari nilai standar yang ditetapkan sebanyak 60 hari.
18.05 31.32
33.73 27.02
14.95 24.82
20.15 37.50
27.68 29.69
10 15
20 25
30 35
40
2001 2002
2003 2004
2005 Ha
ri
Periode Pengumpulan Piutang
Perputaran Persediaan
Gambar 8. Perkembangan trend Indikator Aktivitas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang Persero Periode 2001-2005
2001 2002
Terlihat dalam Gambar 8 fluktuasi dari indikator ini dengan kenaikan di akhir tahun periode. Peningkatan ini terjadi karena pada tahun 2005 perusahaan
mengalami kenaikan jumlah piutangnya yang disebabkan banyaknya penjualan yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan.
f. Tingkat Perputaran Persediaan Inventory Turn Over