Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (PERSERO) Cikampek Periode 2001-2005

(1)

PERIODE 2001-2005

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005. Di bawah Bimbingan Pramono D. Fewidarto

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba) yang sebesar-besarnya. Namun secara luas tujuan dari setiap perusahaan adalah memproduksi barang atau jasa dengan biaya se-minimum mungkin, mencapai tingkat penjualan yang maksimum dan berupaya agar perusahaan tetap berada dalam keadaan sehat. Artinya perusahaan berkembang baik atau meningkat kondisi keuangannya. Tujuan tersebut dapat dicapai oleh setiap perusahaan dengan syarat perusahaan tersebut selalu meningkatkan kinerja keuangannya. Penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu upaya perusahaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari dan menganalisis laporan keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005) dengan menggunakan metode analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont. (2) Mempelajari penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002. (3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005).

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend; analisis common size statement; analisis rasio yang terdiri dari empat kelompok analisis, yakni likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas; serta analisis Du Pont. Selain menggunakan metode analisis laporan keuangan di atas, penilaian kinerja keuangan juga ditinjau dari analisis laporan keuangan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai penilaian kinerja perusahaan BUMN.

Hasil Penelitian menunjukkan perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang cenderung menurun untuk periode lima tahun terakhir (2001-2005). Hal ini terlihat dari tingkat pengembalian ekuitas (ROE) hasil analisis Du Pont yang relatif rendah dan menurun. Namun jika dilihat dari standar penilaian kinerja berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002, kinerja perusahaan dalam kondisi yang sangat baik dengan perolehan total skor sebesar 95,32 atau sehat dengan nilai AAA. Perbedaan ini menunjukkan bahwa standar penilaian kinerja yang ditetapkan PT. Pupuk Kujang berbeda dengan perusahaan lain pada umumnya. Banyak faktor yang menyebabkan profit perusahaan menurun diantaranya adalah tingginya biaya produksi perusahaan yang hampir 70 persennya adalah gas alam, sehingga sebagian besar keuntungan penjualan terserap dalam komponen biaya ini. Selain itu rendahnya tingkat perputaran aktiva perusahaan menjadi salah satu penyebab turunnya profit perusahaan dari tahun ke tahun.


(3)

PERIODE 2001-2005

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

ii

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN

PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK

PERIODE 2001-2005

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK

PERIODE 2001-2005

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HUSNUL BUDIMAN H24102042

Menyetujui, Juni 2006

Ir. Pramono D.Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(6)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 21 Agustus 1984 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H. Endik Sodikin dan Hj. Sriyanah. Pada tahun 1989 penulis memulai pendidikan di TK. YWKA Cikampek. Setelah itu penulis melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Utara VII. Pada tahun 1996 penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 2 Cikampek. Lalu pada tahun 2002 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMUN 1 Cikampek. Dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dalam Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manejemen.


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun dengan judul Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek Periode 2001-2005. Penulis menyadari bahwa kesuksesan penulis tidak lepas dari dukungan semua pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Ir. Pramono D. Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dari awal penyusunan proposal hingga penulisan skripsi ini selesai. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME serta Ibu Heti Mulyati, STP, MT atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji, dan juga kepada seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis serta semua staf TU di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Pimpinan PT. Pupuk Kujang (Persero) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian terutama untuk Bapak Kiki Lukmanul Hakim SE. Ak. atas segala bantuan dan informasi yang diberikan kepada penulis.

3. Kedua orang tua serta kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan, motivasi serta doa yang tulus, serta semua saudara-saudara yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan perhatiannya selama ini.

4. Teman-teman seperjuangan di manajemen angkatan ’39 serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan semuanya.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena penulis sadar bahwa tak ada gading yang tak retak. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan


(8)

vi

demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bogor, Juni 2006

Penulis


(9)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK*

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Kinerja Keuangan ... 6

2.2. Laporan Keuangan ... 6

2.2.1. Laporan Neraca ... 7

2.2.2. Laporan Laba-Rugi ... 8

2.2.3. Laporan Arus Kas ... 9

2.3. Analisis Laporan Keuangan ... 10

2.3.1. Analisis Trend ... 10

2.3.2. Analisis Persentase Per-Komponen ... 11

2.3.3. Analisis Rasio ... 12

2.3.4. Analisis Du Pont ... 19

2.4. Penelitian Terdahulu ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1. Kerangka Pemikiran... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 24

3.4.1. Analisis Berdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN... 24

3.4.2. Analisis Trend ... 25

3.4.3. Analisis Persentase Per-Komponen ... 25

3.4.4. Analisis Rasio Keuangan ... 26

3.4.5. Analisis Du Pont ... 28

3.5. Tahapan Alir Penelitian ... 28

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

4.1. Profil Perusahaan ... 31


(10)

viii

4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan ... 32

4.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

4.3. Administrasi Keuangan ... 33

4.4. Pemasaran ... 33

4.5. Fasilitas Perusahaan ... 34

4.6. Pengembangan ... 35

4.7. Proses Produksi ... 37

4.7.1. Unit-unit Produksi ... 38

4.7.2. Pengolahan Air Buangan ... 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

5.1. AnalisisBerdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN ... 41

5.1.1. Aspek Keuangan ... 41

5.1.2. Aspek Operasional ... 49

5.1.3. Aspek Administrasi ... 50

5.2. Perkembangan (Trend) Laporan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 51

5.2.1. Perkembangan Neraca ... 52

5.2.2. Perkembangan Laba Rugi ... 54

5.3. Persentase Per-Komponen Laporan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 55

5.3.1. Proporsi Neraca ... 56

5.3.2. Proporsi Laba Rugi ... 57

5.4. Analisis Rasio Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 59

5.4.1. Analisis Likuiditas ... 59

5.4.2. Analisis Solvabilitas ... 60

5.4.3. Analisis Profitabilitas ... 63

5.4.4. Analisis Aktivitas ... 66

5.5. Analisis Du Pont ... 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(11)

PERIODE 2001-2005

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005. Di bawah Bimbingan Pramono D. Fewidarto

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba) yang sebesar-besarnya. Namun secara luas tujuan dari setiap perusahaan adalah memproduksi barang atau jasa dengan biaya se-minimum mungkin, mencapai tingkat penjualan yang maksimum dan berupaya agar perusahaan tetap berada dalam keadaan sehat. Artinya perusahaan berkembang baik atau meningkat kondisi keuangannya. Tujuan tersebut dapat dicapai oleh setiap perusahaan dengan syarat perusahaan tersebut selalu meningkatkan kinerja keuangannya. Penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu upaya perusahaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari dan menganalisis laporan keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005) dengan menggunakan metode analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont. (2) Mempelajari penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002. (3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005).

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend; analisis common size statement; analisis rasio yang terdiri dari empat kelompok analisis, yakni likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas; serta analisis Du Pont. Selain menggunakan metode analisis laporan keuangan di atas, penilaian kinerja keuangan juga ditinjau dari analisis laporan keuangan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai penilaian kinerja perusahaan BUMN.

Hasil Penelitian menunjukkan perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang cenderung menurun untuk periode lima tahun terakhir (2001-2005). Hal ini terlihat dari tingkat pengembalian ekuitas (ROE) hasil analisis Du Pont yang relatif rendah dan menurun. Namun jika dilihat dari standar penilaian kinerja berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002, kinerja perusahaan dalam kondisi yang sangat baik dengan perolehan total skor sebesar 95,32 atau sehat dengan nilai AAA. Perbedaan ini menunjukkan bahwa standar penilaian kinerja yang ditetapkan PT. Pupuk Kujang berbeda dengan perusahaan lain pada umumnya. Banyak faktor yang menyebabkan profit perusahaan menurun diantaranya adalah tingginya biaya produksi perusahaan yang hampir 70 persennya adalah gas alam, sehingga sebagian besar keuntungan penjualan terserap dalam komponen biaya ini. Selain itu rendahnya tingkat perputaran aktiva perusahaan menjadi salah satu penyebab turunnya profit perusahaan dari tahun ke tahun.


(13)

PERIODE 2001-2005

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

ii

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN

PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK

PERIODE 2001-2005

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KUJANG (PERSERO) CIKAMPEK

PERIODE 2001-2005

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

HUSNUL BUDIMAN H24102042

Menyetujui, Juni 2006

Ir. Pramono D.Fewidarto, MS Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(16)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 21 Agustus 1984 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H. Endik Sodikin dan Hj. Sriyanah. Pada tahun 1989 penulis memulai pendidikan di TK. YWKA Cikampek. Setelah itu penulis melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Utara VII. Pada tahun 1996 penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN 2 Cikampek. Lalu pada tahun 2002 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMUN 1 Cikampek. Dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dalam Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manejemen.


(17)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun dengan judul Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Cikampek Periode 2001-2005. Penulis menyadari bahwa kesuksesan penulis tidak lepas dari dukungan semua pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Ir. Pramono D. Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dari awal penyusunan proposal hingga penulisan skripsi ini selesai. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME serta Ibu Heti Mulyati, STP, MT atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji, dan juga kepada seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis serta semua staf TU di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

2. Pimpinan PT. Pupuk Kujang (Persero) yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian terutama untuk Bapak Kiki Lukmanul Hakim SE. Ak. atas segala bantuan dan informasi yang diberikan kepada penulis.

3. Kedua orang tua serta kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan, motivasi serta doa yang tulus, serta semua saudara-saudara yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan perhatiannya selama ini.

4. Teman-teman seperjuangan di manajemen angkatan ’39 serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan semuanya.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena penulis sadar bahwa tak ada gading yang tak retak. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan


(18)

vi

demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bogor, Juni 2006

Penulis


(19)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK*

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Ruang Lingkup... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Kinerja Keuangan ... 6

2.2. Laporan Keuangan ... 6

2.2.1. Laporan Neraca ... 7

2.2.2. Laporan Laba-Rugi ... 8

2.2.3. Laporan Arus Kas ... 9

2.3. Analisis Laporan Keuangan ... 10

2.3.1. Analisis Trend ... 10

2.3.2. Analisis Persentase Per-Komponen ... 11

2.3.3. Analisis Rasio ... 12

2.3.4. Analisis Du Pont ... 19

2.4. Penelitian Terdahulu ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1. Kerangka Pemikiran... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 24

3.4.1. Analisis Berdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN... 24

3.4.2. Analisis Trend ... 25

3.4.3. Analisis Persentase Per-Komponen ... 25

3.4.4. Analisis Rasio Keuangan ... 26

3.4.5. Analisis Du Pont ... 28

3.5. Tahapan Alir Penelitian ... 28

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

4.1. Profil Perusahaan ... 31


(20)

viii

4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan ... 32

4.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

4.3. Administrasi Keuangan ... 33

4.4. Pemasaran ... 33

4.5. Fasilitas Perusahaan ... 34

4.6. Pengembangan ... 35

4.7. Proses Produksi ... 37

4.7.1. Unit-unit Produksi ... 38

4.7.2. Pengolahan Air Buangan ... 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

5.1. AnalisisBerdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN ... 41

5.1.1. Aspek Keuangan ... 41

5.1.2. Aspek Operasional ... 49

5.1.3. Aspek Administrasi ... 50

5.2. Perkembangan (Trend) Laporan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 51

5.2.1. Perkembangan Neraca ... 52

5.2.2. Perkembangan Laba Rugi ... 54

5.3. Persentase Per-Komponen Laporan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 55

5.3.1. Proporsi Neraca ... 56

5.3.2. Proporsi Laba Rugi ... 57

5.4. Analisis Rasio Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 59

5.4.1. Analisis Likuiditas ... 59

5.4.2. Analisis Solvabilitas ... 60

5.4.3. Analisis Profitabilitas ... 63

5.4.4. Analisis Aktivitas ... 66

5.5. Analisis Du Pont ... 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(21)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Analisis Du Pont... 20

2. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 24

3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ... 30

4. Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 32

5. Diagram Proses Produksi ... 38

6. Perkembangan (trend) Indikator Profitabilitas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 42

7. Perkembangan (trend) Indikator Likuiditas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 45

8. Perkembangan (trend) Indikator Aktivitas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 46

9. Perkembangan (trend) Indikator Solvabilitas Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 48

10.Perkembangan (trend) Komponen Likuiditas dalam Laporan Neraca PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 52

11.Perkembangan (trend) Komponen-komponen Neraca PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005... 53

12.Perkembangan (trend) Komponen-komponen Laba Rugi PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 55

13.Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Aktiva Terhadap Total Aktiva PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 57

14.Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Pasiva Terhadap Total Pasiva PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 57

15.Perkembangan (trend) Proporsi Komponen Laba Rugi Terhadap Penjualan PT. Pupuk Kujang (Persero) ... 58

16.Perkembangan (trend) Rasio Cepat PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 60

17.Perkembangan (trend) Rasio Solvabilitas PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 61

18.Perkembangan (trend) Rasio Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap PT.Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005... 63

19.Perkembangan (trend) Rasio Profitabilitas PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 65

20.Perkembangan (trend) Rasio Aktivitas PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 67

21.Perkembangan (trend) ROE PT. Pupuk Kujang (Persero) dan Komponen Du Pont lainnya berdasarkan analisis Du Pont ... 68

22.Perkembangan Nilai ROE Berdasarkan SK Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 dan ROE Hasil Perhitungan Du Pont ... 70


(22)

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Penilaian Indikator-indikator Aspek Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005 ... 41 2. Tarif Gas Alam, Air dan Rata-rata Kurs Dollar periode 2001-2005 ... 42 3. Penilaian Indikator-indikator Aspek Operasional PT. Pupuk Kujang

(Persero) periode 2001-2005 ... 49 4. Realisasi Produksi Urea PT. Pupuk Kujang (Persero) 2001-2005 ... 50 5. Penilaian Indikator-indikator Aspek Administrasi PT. Pupuk Kujang


(23)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Laba Rugi PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 74 2. Neraca PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 75 3. Realisasi Biaya PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 77 4. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Berdasarkan SK.

MENTERI BUMN NO. KEP–100/M-BUMN/2002 ... 78 5. Ringkasan Penilaian Kinerja PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode

2001-2005 ... 86 6. Analisis Trend Neraca PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 87 7. Analisis Trend Laba Rugi PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 88 8. Analisis Persentase Per-KomponenNeraca PT. Pupuk Kujang

(2001-2005)... 89 9. Analisis Persentase Per-KomponenLaba Rugi PT. Pupuk Kujang

(2001-2005)... 90 10.Hasil Analisis Rasio Keuangan PT. Pupuk Kujang (2001-2005) ... 91


(24)

PERIODE 2001-2005

Oleh

HUSNUL BUDIMAN

H24102042

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(25)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berpotensi di sektor pertanian. Luasnya lahan pertanian membuat sebagian besar penduduknya banyak yang bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian tersebut bertujuan untuk menghasilkan pangan bagi tiap penduduknya sehingga dapat tercipta suatu ketahanan pangan nasional. Sebab tanpa adanya ketahanan pangan, kemakmuran dan kesejahteraan penduduk tidak akan tercapai.

Ketahanan pangan tidak akan tercapai bila tidak adanya komponen yang menunjang keberhasilan dalam sektor pangan ini. Salah satu komponen keberhasilan sektor pangan di Indonesia tidak terlepas dari peran serta produsen pupuk, yang tetap berusaha mensuplai kebutuhan akan pupuk yang terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan.

PT. Pupuk Kujang (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri kimia dasar, yaitu menghasilkan pupuk. Sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia, PT. Pupuk Kujang dituntut untuk mensuplai kebutuhan akan pupuk di Indonesia khususnya di Jawa Barat demi terciptanya ketahanan pangan nasional. Namun kebutuhan akan penyediaan pupuk yang semakin besar tidak diimbangi dengan ketersediaan input produksi pupuk seperti gas. Dengan adanya pabrik baru yakni Kujang 1B, PT. Pupuk Kujang tidak mendapat sulpai gas dari Pertamina sebagai bahan baku utama produksi pupuk untuk pabrik lamanya (Kujang 1A).

Apabila pabrik Kujang IA tidak lagi beroperasi, maka untuk mencukupi kebutuhan pasokan pupuk di Jawa Barat, harus didatangkan dari produsen pupuk di luar Jawa. Hal ini tentu akan mengalami banyak kendala diantaranya masalah transportasi. Selain itu, dengan biaya distribusi dari luar Jawa yang cukup tinggi, PT Pupuk Kujang harus mengeluarkan biaya distribusi yang lebih besar dari Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk di pasaran. Tentunya jika hal ini sampai terjadi maka PT. Pupuk Kujang akan mengalami kerugian yang besar.

Seperti telah diketahui bahwa keinginan setiap perusahaan ialah memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, memproduksi barang


(26)

dengan biaya se-minimum mungkin dan mencapai tingkat penjualan yang maksimum. Disamping itu perusahaan berusaha untuk tetap berada dalam keadaan sehat artinya perusahaan dapat berkembang dengan baik atau meningkat kondisi keuangannya. Untuk mencapai keinginan tersebut, maka PT. Pupuk Kujang dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja keuangannya demi tercapainya kondisi keuangan perusahaan yang sehat.

Tingkat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang salah satunya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan sumber dan penggunaan dana atau yang biasa disebut dengan laporan perubahan modal. Laporan-laporan keuangan lainnya yang sifatnya membantu didalam memberikan penjelasan lebih lanjut juga dapat mendukung dalam menilai kinerja keuangan, seperti laporan arus kas, laporan perubahan modal kerja, laporan biaya produksi dan lain sebagainya.

Penilaian kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang adalah salah satu upaya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola keuangannya. Untuk menilai sejauh mana baik atau tidaknya kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan suatu indikator sebagai tolok ukur dalam memperbandingkan kondisi keuangan perusahaan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu dalam penilaian tingkat kinerja keuangannya didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI Nomor 100 tahun 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sebagai pengganti SK. Menteri Pemberdayaan BUMN No. Kep-215/M-BUMN/1999.

Melalui laporan keuangan perusahaan, kita dapat mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting untuk diketahui baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan, agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan pesaingnya di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas, maka PT. Pupuk Kujang sebagai salah satu produsen pupuk yang besar sangat membutuhkan gambaran mengenai kondisi internal perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangannya.


(27)

1.2. Perumusan Masalah

Berkurangnya pasokan gas yang disuplai dari Pertamina, membuat satu pertanyaan besar mengapa hal ini bisa terjadi, mengingat gas adalah input utama dalam proses produksi pupuk. Apakah PT. Pupuk Kujang sudah tidak mempunyai dana untuk membeli gas dari pertamina demi tersedianya pasokan gas yang cukup untuk proses produksinya. Ataukah tarif gas yang semakin tinggi sedangkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah terlalu rendah sehingga profitabilitas PT. Pupuk Kujang mengalami kerugian sehingga tidak mempunyai cukup dana lagi untuk memasok gas.

Pembangunan proyek Kujang 1B yang baru diresmikan tahun 2006, rencananya akan menggantikan pabrik Kujang 1A yang telah beroperasi sejak akhir tahun 1978. Pembangunan proyek Kujang 1B tersebut tentunya tidak menghabiskan dana yang sedikit. Disinilah letak pentingnya sebuah manajemen didalam mengelola dan mengendalikan dana baik yang masuk maupun yang keluar sebagai langkah awal dalam mengantisipasi terjadinya kekosongan dana dalam kas perusahaan.

Kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang dapat menggambarkan keberhasilan dari manajemen perusahaan didalam mengelola dan mengendalikan dana baik yang masuk ataupun yang keluar. Kinerja keuangan yang baik, akan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat. Sebaliknya kinerja keuangan yang buruk, mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang buruk pula.

Penilaian kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan secara periodik untuk dapat diketahui perkembangannya dari tahun ke tahun. Dengan demikian laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun.

PT. Pupuk Kujang selalu melakukan penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan dari tahun ke tahun yang terlihat dalam laporan keuangannya mengenai penilaian tingkat kesehatan BUMN berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 yang meliputi penilaian terhadap tiga aspek yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.


(28)

Suatu laporan keuangan tidak dapat memberikan informasi apapun sebelum kita menganalisis dan menginterpretasikannya terlebih dahulu. Setelah kita menganalisis dan menginterpretasikan suatu laporan keuangan, barulah laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di dalam maupun di luar perusahaan. Berbagai alat analisis atau metode dapat digunakan, diantaranya analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas), analisis Du Pont, dan lain-lain.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah khususnya kementerian BUMN dan PT. Pupuk Kujang sendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian upaya tersebut maka perlu dilakukan analisis perkembangan kinerja keuangan perusahaan dari waktu ke waktu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini perlu diketahui berbagai permasalahan yang menyangkut:

1. Kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005) berdasarkan analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont ?

2. Konfirmasi terhadap penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mempelajari dan menganalisis laporan keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005) dengan menggunakan metode analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont.

2. Mempelajari penilaian kinerja perusahaan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir (2001-2005).


(29)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan, antara lain :

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dalam penyusunan strategi. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada perusahaan mengenai perkembangan kondisi keuangan dan penilaian kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi (masukan) dalam merumuskan berbagai kebijakan pembinaan BUMN yang lebih baik di masa mendatang.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis diharapkan mampu mengimplementasikan teori atau ilmu khususnya teori manajemen keuangan yang telah diperoleh penulis di bangku perkuliahan.

1.5. Ruang Lingkup

Laporan keuangan yang akan dianalisis difokuskan pada laporan neraca, dan laporan laba-rugi, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan laporan keuangan perusahaan lainnya yang sifatnya membantu dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan alat analisis atau metode yang dipergunakan antara lain analisis trend (analisis horizontal), analisis persentase per komponen (analisis vertikal), analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas), serta analisis Du Pont. Dalam penelitian ini digunakan juga berupa bahan acuan analisis laporan keuangan perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang meliputi aspek keuangan. Seluruh analisis diatas digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja Perusahaan

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya bedasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

Kinerja perusahaan perlu dinyatakan dalam tolak ukur yang spesifik, dianalisis dan diinterpretasikan ke dalam kriteria-kriteria relevan dalam upaya menerjemahkan faktor-faktor keberhasilan ke dalam kriteria prestasi yang dapat diukur (Glueck, 1993 dalam Irwan).

Menurut Husein Umar (2003), kinerja perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan yang didasarkan pada laporan keuangan. Analisis kinerja perusahaan dari sisi keuangan dapat ditelusuri dari berbagai sisi, salah satunya melalui laporan keuangan perusahaan.

2.2. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (Sawir, 2005), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.


(31)

2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2002).

2.2.1. Laporan Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 2002). Sedangkan menurut Harahap (2002) neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender.

Laporan neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal (Munawir, 2002). Aktiva merupakan kekayaan perusahaan baik yang berwujud (Tangible Assets) maupun yang tidak berwujud (Intangible Assets). Aktiva dibagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap (Mulyadi, 1993). Aktiva lancar mencakup uang kas, dana di bank, piutang dagang, persediaan dan aktiva lain yang dapat direalisir menjadi uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Aktiva tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berwujud dan dipergunakan dalam operasi yang bersifat permanen serta tidak habis digunakan dalam satu periode. Aktiva ini memiliki umur kegunaan yang akan susut nilainya selama waktu penggunaan. Sedangkan yang dimaksud aktiva


(32)

lain-lain adalah kekayaan atau aktiva yang belum atau tidak dapat dimasukan dalam klasifikasi sebelumnya (Mulyadi, 1993).

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar (hutang jangka panjang). Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) lebih dari satu tahun (Munawir, 2002).

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 2002).

2.2.2. Laporan Rugi Laba

Laporan rugi laba adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2002). Menurut Agnes Sawir (2005), laporan rugi laba biasanya disusun dengan dua pendekatan, yakni pendekatan Kontribusi dan pendekatan Fungsional. Pendekatan Kontribusi membagi biaya-biaya ke dalam dua sifat pokok, yakni biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan laporan rugi laba yang disusun dengan pendekatan fungsional memberikan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap fungsi utama dalam perusahaan (fungsi produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan umum, serta keuangan).

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan (matching concept) yakni memperbandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut (Niswonger, et al., 1999).


(33)

Laporan laba rugi pada dasarnya merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan (Keown, et al., 2001), yaitu:

1. Menjual produk atau jasa.

2. Beban produksi atau usaha untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual. 3. Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa

kepada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administrasi operasional.

4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya; bunga yang dibayarkan kepada kreditur dan pembayaran deviden kepada pemegang saham.

Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut (Munawir, 2002) :

1. Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dan jasa) diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi.

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok. 4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga

akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

2.2.3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar mengenai penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun (Niswonger, et al., 1999). Laporan arus kas terdiri dari tiga kelompok utama : (1) arus kas operasional, (2) investasi yang dilakukan perusahaan, serta (3) transaksi pendanaan, seperti pengeluaran saham, peminjaman serta pembayaran kembali kewajiban (Keown, et al., 2001).

Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang


(34)

akan datang. Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi (Harahap, 2002).

Menurut Harahap (2002) laporan arus kas dapat digunakan untuk :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.

2. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar deviden.

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.3. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Ada dua metode analisa yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan (Munawir, 2002) yaitu analisa horizontal dan analisa vertikal. Analisa horizontal atau yang biasa disebut dengan analisis trend adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga diketahui perkembangannya. Sedangkan analisa vertikal adalah metode analisis yang menganalisis laporan keuangan untuk satu periode saja, yaitu dengan


(35)

memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan yang sama.

2.3.1. Analisis Trend

Analisis trend atau analisis horizontal adalah suatu analisis yang memperbandingkan laporan keuangan perusahaan seperti neraca dan laporan laba-rugi untuk beberapa tahun terakhir (Munawir, 2002). Dalam menganalisis laporan keuangan dengan metode analisis trend, dibutuhkan satu tahun yang dapat dijadikan sebagai tahun dasar. Setiap pos dalam laporan keuangan baik neraca maupun laporan laba-rugi dalam tahun dasar akan diberi nilai 100. Selanjutnya setiap pos dalam periode yang diperbandingkan akan dibagi dengan pos yang sama dalam laporan keuangan di tahun dasar dan dikalikan 100 persen untuk melihat nilai persentase kenaikan ataupun penurunan dari setiap pos tersebut.

Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio karena hasil dari analisis ini akan membantu didalam menginterpretasikan hasil analisis rasio. Analisis trend secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rxt =

o t

Px Px

x 100% ... 1) Dimana; Rxt = nilai persentase untuk tahun ke-t

Pxt = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis

Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar

2.3.2. Analisis Persentase Per-Komponen (Common-Size Statement)

Analisis persentase per komponen (common-size statement) atau analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan dengan cara menghitung proporsi dari pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, untuk melihat proporsi dari pos-pos tersebut terhadap suatu pos yang dibandingkan dalam laporan keuangan (Munawir, 2002). Pos dalam laporan keuangan yang akan diperbandingkan dibagi dengan nilai pos yang dijadikan sebagai pos dasar dalam laporan keuangan di tahun yang sama dan dikalikan 100 persen.


(36)

Analisis ini dapat digunakan sebagai pendukung dari analisis rasio dimana hasilnya akan digunakan dalam menginterpretasikan hasil analisis rasio. Analisis persentase per komponen secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ryt =

o t

Py Py

x 100% ... 2)

Dimana; Ryt = nilai persentase pos yang dibandingkan

Pyt = pos y dalam laporan keuangan tahun ke-t

Pyo = pos dasar sebagai pembanding

2.3.3. Analisis Rasio

Menurut Sawir (2005), untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan tolok ukur berupa rasio atau indeks yang menghubungkan antara data yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari bermacam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kinerja keuangan dan prestasi perusahaan.

Rasio keuangan dapat membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Keown, et al., 2001). Rasio keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti yakni pertama, dapat meneliti rasio antar waktu untuk mengetahui arah pergerakannya; kedua, dapat memperbandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain.

Analisis ini mencakup empat kelompok analisis yang meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas (Munawir, 2002). Alat analisis rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar.

a. Analisis Likuiditas

Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo (Munawir, 2002). Jadi analisis likuiditas menunjukkan apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya yang akan jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk


(37)

menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar tepat pada waktunya, memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal, membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan dan memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Analisis likuiditas pada umumnya diukur dengan menggunakan rasio berikut:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa dalam perusahaan terdapat masalah likuiditas. Namun rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba (Sawir, 2005). Rasio lancar dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Lancar =

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

... 3)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Menurut Sawir (2005) persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi uang kas dalam waktu yang singkat. Jadi rasio ini dinilai lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Cepat =

Lancar Hutang

Persediaan

-Lancar Aktiva


(38)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya dari perusahaan dalam memenuhi hutang-hutangnya tepat pada waktunya (Munawir, 2002). Rasio ini membandingkan aktiva lancar yang sangat liquid (mudah dicairkan atau diuangkan) yakni uang kas dan surat berharga dengan hutang lancar. Rasio kas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Kas =

Lancar Hutang

Berharga Surat

Kas+

... 5)

b. Analisis Solvabilitas

Analisis Solvabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 2002). Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam analisis solvabilitas antara lain (Munawir, 2002).

1. Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi antara total kewajiban perusahaan dengan total kekayaan perusahaan yang dimiliki. Semakin tinggi nilai persentase rasio utang maka semakin tinggi pula resiko perusahaan yang harus ditanggung perusahaan (Sawir,2005). Rasio hutang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Hutang =

Aktiva Total

Hutang Total

... 6)

2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2005). Rasio hutang terhadap ekuitas dapat dirumuskan:


(39)

Rasio Hutang terhadap Ekuitas =

Ekuitas Total

Hutang Total

... 7)

3. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva, dan juga merupakan jaminan terhadap hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Hutang Jgk. Panjang thd Ekuitas =

Ekuitas Total

Panjang Jgk.

Hutang

... 8)

4. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio maka semakin kecil jumlah pinjaman perusahaan yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva dirumuskan sebagai berikut (Riyanto, 2001):

Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva =

Aktiva Total

Ekuitas

... 9)

5. Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset ratio)

Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi modal sendiri yang digunakan untuk mendanai aktiva tetap perusahaan (Munawir, 2002). Jika aktiva tetap perusahaan didanai dari modal sendiri, maka keadaan ini akan lebih menguntungkan mengingat aktiva tetap berjangka panjang. Maka sudah sewajarnya jika aktiva tetap didanai dari modal sendiri supaya tidak mengganggu likuiditas perusahaan jika sewaktu-waktu pembayaran hutang harus dilaksanakan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Ekuitas


(40)

c. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dari kemampuannya dalam menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang sama (Munawir, 2002). Rasio-rasio yang umumnya digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah:

1. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio marjin laba kotor merupakan rasio antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar nilai rasio maka semakin besar pula perusahaan memperoleh laba kotor. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Marjin Laba Kotor =

Penjualan

Penjualan Pokok

Harga -Penjualan

... 11)

2. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio marjin laba bersih merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Selain itu rasio ini digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan bersih yang diperoleh (Munawir, 2002). Rasio marjin laba bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Marjin Laba Bersih =

Penjualan Bersih Laba

... 12)

3. Rasio Operasi (Operating Ratio)

Rasio operasi merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan ditambah dengan biaya operasi terhadap hasil penjualan bersih. Rasio ini


(41)

menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam memperoleh laba dimana rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi yang kurang baik (Munawir, 2002).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Operasi =

Penjualan Operasi Biaya

HPP+

... 13)

4. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return Of Equity)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal yang ditanam oleh pemilik modal. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan keberhasilan dari manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang ditanam oleh pemilik perusahaan, dimana laba yang diperoleh tinggi. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) =

Ekuitas Bersih Laba

... 14)

5. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return Of Invesment)

Rasio ini menunjukkan hasil yang dicapai dari investasi-investasi yang ditanam dalam perusahaan oleh para investor. Selain itu rasio ini juga mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut (Munawir, 2002). Manajemen dapat menggunakan ROI sebagai peringatan dini atas tindakan yang perlu diambil agar perusahaan dapat tetap berjalan lancar dan terus menghasilkan keuntungan (profit). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) =

Aktiva Total

Bersih Laba

... 15)

d. Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas menunjukkan bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan didalam mengelola dan menggunakan asset untuk memperoleh


(42)

keuntungan (profit) dari penjualan. Analisis aktivitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut;

1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana tingkat efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan dan memperoleh laba (profit) (Riyanto, 2001). Nilai rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan bersih yang dapat dilakukan untuk setiap rupiah total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Total Aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

... 16)

2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Penjualan

... 17)

3. Periode Pengumpulan Piutang (Collection Period)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menagih atau mengumpulkan piutangnya. Semakin lama waktu pengumpulan piutang (penagihan), maka semakin besar resiko piutang tersebut menjadi tak tertagih (Riyanto, 2001). Periode pengumpulan piutang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Periode Pengumpulan Piutang =

Penjualan Piutang


(43)

4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio)

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini mencerminkan besarnya nilai penjualan yang dilakukan perusahaan untuk setiap persediaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Persediaan =

Persediaan Penjualan

... 19)

5. Rasio Perputaran Piutang ( Account Receivable Turn Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan berapa kali perusahaan menagih piutangnya dari penjualan dalam satu periode. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Perputaran Piutang =

Piutang Penjualan

... 20)

2.3.4. Analisis Du Pont

Analisis ini merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan dimana analisis ini dirancang untuk mengevaluasi profitabilitas dan mencari tingkat pengembalian ekuitas. Analisis ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan dalam pengelolaan manajemen keuangannya (Keown, et al. 2001).

Manfaat lain dari analisis Du Pont adalah (Keown, et al. 2001) : 1. Untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan.

2. Untuk melihat efektivitas pengelolaan sumber daya guna memaksimalkan tingkat pengembalian para pemilik saham.

Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI) (Sawir, 2005). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(44)

ROA = Marjin Laba Bersih x Perputaran Total aktiva ... 21) ROA harus dibagi dengan pengurangan satu dengan rasio hutang terhadap total aktiva untuk mendapatkan ROE. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE = ROA : (1- rasio hutang terhadap total aktiva) ... 22)

Gambar 1. Kerangka Analisis Du Pont (Keown, et al., 2001) Tingkat Pengembalian Ekuitas

dibagi

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣

⎡ −

Aktiva Total

Hutang Total

1 Pengembalian Aktiva

dikali

Marjin Laba Bersih Perputaran Total Aktiva

dibagi

Laba Bersih Penjualan Penjualan dibagi Total Aktiva

dikurangi Penjualan

Beban Pokok Penjualan Beban Operasi

Tunai Total Beban

Depresiasi Beban Bunga

Beban Pajak

Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain

Kas dan Surat Berharga

Piutang Dagang

Persediaan


(45)

2.4. Penelitian Terdahulu

Irwan, tahun 2003 melakukan penelitian dengan judul Kinerja Keuangan PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk. Periode 1997-2001. Tujuan dari penelitiannya ialah melihat perkembangan dan proporsi keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 1997-2001; menganalisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio, yang tercermin dari tingkat rentabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas; menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan; serta mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitiannya antara lain menggunakan analisis

trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio yang terdiri dari rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas serta analisis Du Pont. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal perusahaan yaitu biaya pokok, biaya operasional dan perputaran persediaan yang kurang efisien. Sedangkan faktor eksternal yang bersifat sementara dan tidak bisa dikontrol perusahaan.

Penelitian Nurhasanah tahun 2005 yang berjudul Analisis Laporan Keuangan dan upaya Perbaikan Kinerja Keuangan Perusahaan PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia. Tujuan dari penelitiannya adalah mengetahui perkembangan dan proporsi keuangan perusahaan, menganalisis kinerja keuangan perusahaan, serta mengidentifikasi strategi bagi keberlangsungan operasional selanjutnya. Metode yang digunakan dalam penelitiannya anatara lain analisis

trend, analisis persentase per komponen, analisis rasio serta analisis Du Pont. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa kondisi perusahaan selama lima tahun terakhir menunjukkan kondisi yang cukup baik.

Senny Oktaviani pada tahun 2004 melakukan penelitian dengan judul

Analisis Kinerja Koperasi Pada Koperasi Badan Pusat Statistik Jakarta. Tujuan yang mendasari penelitiannya adalah menganalisis kinerja koperasi-BPS dengan menggunakan acuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2003, mengetahui masalah yang mempengaruhi kinerja Koperasi-BPS, serta memberikan saran untuk perbaikan kinerja Koperasi-BPS dimasa yang akan datang. Metode yang dipergunakan dalam penelitiannya antara lain menggunakan


(46)

alat analisis berupa analisis trend, persentase per komponen, dan analisis rasio. Selain itu digunakan juga metode analisis standar penilaian kinerja Koperasi untuk mengetahui kinerja koperasi secara keseluruhan. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah berdasarkan analisis standar penilaian kinerja koperasi maka koperasi BPS pada tahun-tahun analisis sudah termasuk dalam kategori Koperasi yang berkinerja baik, hanya saja kecenderungan nilainya menurun.


(47)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin dari laporan keuangannya dari tahun ke-tahun. Kinerja keuangan itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi perusahaan dalam mengelola sumber daya keuangannya didalam usahanya yang tercermin dalam laporan keuangan. Selain itu kinerja keuangan juga mencerminkan keberhasilan manajemen perusahaan didalam melaksanakan berbagai kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan yang terlihat dari laporan keuangannya. Gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara melakukan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) dianalisis melalui analisis laporan keuangan biasa, diantaranya analisis

Trend, analisis presentase per-komponen, analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas) serta analisis Du Pont. Juga analisis laporan keuangan yang berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai penilaian kinerja perusahaan yang meliputi aspek keuangan.

Hasil analisis laporan keuangan tersebut menggambarkan perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) untuk periode lima tahun terakhir (2001-2005) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Secara ringkas kerangka pemikiran konseptual dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagaimana disajikan dalam Gambar 2.


(48)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Analisis Keuangan; - Analisis Trend

- Analisis Vertikal - Analisis Rasio - Analisis Du Pont Penilaian Kinerja Perusahaan

BUMN

(SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002)

Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan SK. Menteri BUMN

No. Kep-100/M-BUMN/2002

Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (persero)

Periode 2001-2005 Kebijakan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero)

Pelaksanaan Kebijakan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero)

Laporan Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero)

Periode 2001-2005

Aspek Administrasi Aspek Operasional Aspek Keuangan


(49)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yakni pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2006 di PT. Pupuk Kujang (Persero) yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 39 Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini ada dua bentuk, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui konfirmasi dengan pihak manajemen perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang meliputi laporan neraca kurun waktu lima tahun terakhir (2001-2005), laporan laba-rugi kurun waktu lima tahun terakhir (2001-2005), profil perusahaan serta literatur-literatur perusahaan yang terkait dalam kebutuhan data penelitian. Sebagai data penunjang, dikumpulkan pula data-data yang telah diolah pada instansi-instansi terkait, serta berbagai literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah dikumpulkan (melalui proses editing) dari penelitian, diolah (tabulasi) secara manual maupun dengan menggunakan alat bantu (komputer). Data yang telah dikumpulkan, disusun dan diolah kemudian dianalisis secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara deskriptif.

Analisis perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) dilakukan dengan menggunakan berbagai metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend; analisis common size statement; analisis rasio yang terdiri dari empat kelompok analisis, yakni likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas; serta analisis Du Pont.

Selain menggunakan metode analisis laporan keuangan biasa, penilaian kinerja keuangan juga ditinjau dari analisis laporan keuangan berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai penilaian kinerja perusahaan BUMN dalam aspek keuangan.


(50)

Pembahasan dilakukan dengan membagi periode analisis ke dalam dua tahapan, yaitu tahapan sebelum dimulainya persiapan dan pelaksanaan pembangunan proyek Pupuk Kujang 1B (2001-2002), serta tahapan dimulainya persiapan dan pelaksanaan proyek Pupuk Kujang 1B (2003-2005).

3.4.1. Analisis Berdasarkan Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN

Penilaian kinerja perusahaan BUMN berdasarkan pada ketentuan Kementerian BUMN yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 yang meliputi penilaian terhadap tiga aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Dalam penelitian ini digunakan standar penilaian kinerja berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 mengenai Tingkat Kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Tata cara penilaian Tingkat Kesehatan BUMN selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Penilaian Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu:

a. Sehat, yang terdiri dari :

AAA apabila total skor (TS) > 95 AA apabila 80<TS<=95 A apabila 65<TS<=80 b. Kurang Sehat, yang terdiri dari : BBB apabila 50<TS<=65 BB apabila 40<TS<=50 B apabila 30<TS<=40 c. Tidak Sehat, yang terdiri dari : CCC apabila 20<TS<=30 CC apabila 10<TS<=20 C apabila TS<=10

Data sekunder (terutama data mengenai penilaian aspek operasional dan aspek administrasi) yang digunakan untuk menilai kinerja PT. Pupuk Kujang


(51)

(Persero) ini merupakan data yang sudah tersedia di perusahaan dan tanpa dilakukan perhitungan sendiri (data diasumsikan sebagai data yang sudah diaudit oleh pihak perusahaan).

3.4.2. Analisis Trend

Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke-tahun. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dari tahun ke-tahun dapat diketahui kecenderungan ataupun trend dari hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan, apakah tetap, meningkat atau menurun (Munawir, 2002)

3.4.3. Analisis Persentase Per-Komponen (Common-Size Statement)

Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke-tahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau dengan total penjualan (Munawir, 2002). Analisis ini dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap pos dalam aktiva dengan total aktivanya, dan setiap pos dalam pasiva dengan total pasivanya, serta setiap pos dalam laba-rugi dengan total penjualannya.

3.4.4. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio (Sawir, 2005). Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis likuiditas, analisis solvabilitas, analisis profitabilitas dan analisis aktivitas.

Analisis Likuiditas, yang terdiri atas; 1. Rasio Lancar (Current Ratio)

2. Rasio Cepat (QuickRatio) 3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Analisis Solvabilitas, yang terdiri atas; 1. Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio)


(52)

2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

3. Rasio Hutang Jangka Panjang thdp Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio) 4. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio)

5. Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap (Equity to Fixed Asset ratio)

Analisis Profitabilitas, yang terdiri atas; 1. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) 2. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) 3. Rasio Marjin Operasi (Operating Margin Ratio)

4. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return Of Equity) 5. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return Of Invesment)

Analisis Aktivitas, yang terdiri atas;

1. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio) 2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio) 3. Periode Pengumpulan Piutang (Collection Period)

4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over Ratio)

5. Rasio Perputaran Piutang ( Account Receivable Turn Over Ratio)

3.4.5. Analisis Du Pont

Metode analisis Du Pont digunakan untuk menunjukkan bagaimana tingkat profitabilitas dari setiap aktiva yang dimiliki perusahaan serta mengetahui tingkat pengembalian ekuitas para pemegang saham biasa. Tingkat pengembalian ekuitas dapat dihitung dengan cara membagi tingkat pengembalian aktiva (hasil perkalian rasio perputaran aktiva dengan marjin laba bersih) dengan 1 dikurangi rasio hutang terhadap total aktiva.

3.5. Tahapan Alir Penelitian

Kegiatan penelitian dimulai dengan menentukan desain penelitian yang terdiri dari menentukan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode penelitian. Setelah menentukan bentuk desain penelitian, selanjutnya ditentukan teknik pengumpulan data dan cara pengolahan data serta analisis data yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka.


(53)

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari objek penelitian dalam hal ini PT. Pupuk Kujang (Persero) berupa laporan keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) yang terdiri dari laporan neraca periode (2001-2005), laporan laba rugi periode (2001-2005), data gambaran umum mengenai PT. Pupuk Kujang (Persero), serta literatur-literatur perusahaan lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.

Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan metode pengolahan dan analisis data yaitu dengan menggunakan metode analisis laporan keuangan yang terdiri dari analisis trend, analisis persentase per-komponen, analisis rasio keuangan (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas) serta analisis Du Pont.

Data yang telah dikumpulkan (melalui proses editing) dari penelitian, diolah (tabulasi) secara manual maupun dengan menggunakan alat bantu (komputer). Data yang telah dikumpulkan, kemudian dihitung dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan yaitu trend, persentase per-komponen, rasio, serta Du Pont. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan tadi dalam menilai kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang periode 2001-2005.

Interpretasi dilakukan dengan mengacu kepada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 yang digunakan sebagai standar penilaian kinerja perusahaan untuk diperoleh gambaran mengenai perkembangan kinerja keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) periode 2001-2005.


(54)

Gambar 3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

Ya Penentuan

Desain Penelitian

Studi Pustaka

Metode Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian Tujuan Penelitian

Penentuan Teknik Pengumpulan data

Penentuan Cara Pengolahan dan Analisis data

Pengumpulan Data - Laporan keuangan PT.

Pupuk Kujang Periode 2001-2005

- Data Gambaran Umum PT. Pupuk Kujang

Metode Pengolahan Data & Analisis Data - Analisis Trend

- Analisis Persentase Per-Komponen

- Analisis Rasio Keuangan - Analisis Du Pont

OK Tabulasi Data yang diperoleh

Ya Tidak

Perhitungan - Perhitungan Trend

- Perhitungan Persentase Per-komponen

- Perhitungan Rasio - Perhitungan Du Pont

OK

Interpretasi (Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan) Tidak

Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan PT.

Pupuk Kujang (Persero) Standar Penilaian Kinerja

Perusahaan BUMN Berdasarkan SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 dalam


(55)

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Pupuk Kujang (Persero)

Alamat Kantor : 1. Pusat: Jl. Jenderal A. Yani No. 39 Cikampek 41373, Jawa Barat-Indonesia PO. BOX 4 Cikampek.

2. Jakarta: Gedung Umawar Lantai II dan III. Jl. Kapten P. Tendean Kav. 28 Jakarta Selatan 12710 Indonesia, PO BOX 1371 Jakarta.

Alamat Pabrik : Jl. Jenderal A. Yani No. 39 Cikampek 41373, Jawa Barat-Indonesia PO. BOX 4 Cikampek

Jenis Industri : Industri pupuk dan petrokimia Kapasitas Produksi : 570.000 Ton/Tahun

4.1. Selintas Sejarah

Tahun enam puluhan, pemerintah mencanangkan pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Pertanian di dalam usaha Swasembada Pangan. Demi suksesnya program pemerintah ini maka kebutuhan akan pupuk mutlak harus dipenuhi mengingat produksi PUSRI 1 (Pupuk Sriwidjaya) waktu itu diperkirakan tidak akan mencukupi. Menyusul ditemukannya beberapa sumber gas alam di bagian Utara Jawa Barat, muncullah gagasan untuk membangun pabrik urea di Jawa Barat.

PT. Pupuk Kujang sebagai sebuah BUMN di lingkungan Departemen Perindustrian lahir pada tanggal 9 Juni 1975, mengemban tugas untuk membangun pabrik urea di desa Dawuan, Cikampek, Jawa Barat. Bulan Juli 1976, pembangunan pabrik mulai dilakukan dengan kontraktor utama Kellogg Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corp (Japan) sebagai kontraktor pabrik urea. Pembangunan berjalan lancar sehingga pada tanggal 7 November 1978 pabrik sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 570.000 ton/tahun dan ini terjadi 3 (tiga) bulan lebih awal dari jadwal. Dan pada tanggal 12 Desember 1978, Presiden Soeharto berkenan meresmikan pembukaan pabrik dan 1 April 1979, PT. Pupuk Kujang mulai dengan operasi komersial.


(56)

4.2.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan menjadi perusahaan dibidang industri pupuk dan petrokimia yang efisien dan kompetitif di pasar global. Sedangkan misi perusahaaan yaitu : Menciptakan laba yang memadai dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya bidang pertanian serta memperhatikan pemegang kepentingan lainnya, membangun Industri petrokimia nasional berbasis gas alam dan berwawasan lingkungan dan melakukan tanggung jawab sosial melalui kemitraan mutualistis.

4.2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi PT. Pupuk Kujang (Persero) Keterangan:

1. Satuan Pengawasan Intern

2. Biro Pembinaan Pengusaha Kecil & Koperasi

3. Biro Hukum & Tata Usaha 4. Biro Adm. Perusahaan Patungan 5. Hubungan Masyarakat

6. Biro Pengawasan Proses 7. Biro Inspeksi & Pengawasan

8. Biro Material 9. Bagian Ekologi 10.Divisi Produksi 11.Divisi Pemeliharaan 12.Biro Sistem Manajemen 13.Biro Pengadaan

14.Biro Pengembangan 15.Divisi Konstruksi


(1)

Tabel 8 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset

Skor TATO = x (%) Perbaikan = x (%)

Infra Non Infra

x > 120 20 < x 4 5

105 < x <= 120 15 < x <= 20 3,5 4,5 90 < x <= 105 25 < x <= 15 3 4

75 < x <= 90 20 < x <= 10 2,5 3,5 60 < x <= 75 15 < x <= 5 2 3 40 < x <= 60 10 < x <= 0 1,5 2,5

20 < x <= 40 x < 0 1 2

x <= 20 x < 0 0,5 1,5

Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel 8 diatas. h. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)

Rumus :

TMS Terhadap TA =

Asset Total

Sendiri Modal Total

x 100 % Definisi :

• Total Modal Sendiri adalah komponen Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.

• Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan Tabel 9 : Daftar Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

Skor TMS terhadap TA = x (%)

Infra Non Infra

0 > x 0 0

0 < x < 10 2 4

10 < x < 20 3 6

20 < x < 30 4 7,25

30 < x < 40 6 10

40 < x < 50 5,5 9

50 < x < 60 5 8,5

60 < x < 70 4,5 8

70< x < 80 4,25 7,5

80 < x < 90 4 7

90 < x < 100 3,5 6,5 II. ASPEK OPERASIONAL

1. Total Bobot

• BUMN INFRASTRUKTUR (Infra) 35 • BUMN NON INFRASTRUKTUR (Non-Infra) 15 2. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya;

a. Pencapaian Kapasitas Produksi Urea (PKPU) 6 b. Pencapaian Efisiensi Pemakaian Gas Bumi (PEPGB) 4


(2)

c. Produktifitas Sumber Daya Manusia (PSDM) 5 3. Metode Penilaian

a. Pencapaian Kapasitas Produksi Urea (PKPU) Rumus :

1. Optimasi Setelah Terpasang Kapasitas Urea Produksi Realisasi

x 100 % 2. Terakhir Tahun 3 Urea Produksi Realisasi Urea Produksi Realisasi

x 100 %

Nilai Indikator PKPU = [(Bobot-1) + (Bobot-2)] x Bobot Indikator b. Pencapaian Efisiensi Pemakaian Gas Bumi (PEPGB)

Rumus : 1. Optimasi Setelah Bumi Gas Konsumsi Eff. Bumi Gas Konsumsi Eff. Realisasi

x 100 % 2. Terakhir Tahun 3 Bumi Gas Konsumsi Eff. Realisasi Bumi Gas Konsumsi Eff. Realisasi

x 100 % Nilai indikator PEPGB = [(Bobot-1) + (Bobot-2)] x Bobot Indikator c. Produktifitas Sumber Daya Manusia (PSDM)

Rumus : 1. Penunjang Kary. % 50 Produksi Unit Kary. Jmlh Urea Produksi Realisasi

+ x 100 %

2. 2 rata Penunjang Kary. % 50 Produksi Unit Kary. Jmlh Urea Produksi Realisasi

+ x 100 %

Nilai indikator PSDM = [(Bobot-1) + (Bobot-2)] x Bobot Indikator III. ASPEK ADMINISTRASI

1. Total Bobot

• BUMN INFRASTRUKTUR (Infra) 15 • BUMN NON INFRASTRUKTUR (Non-Infra) 15 2. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya;

a. Laporan Keuangan Tahunan 3

b. Rancangan RKAP 3

c. Laporan Periodik 3

d. Kinerja PUKK

1. Efektivitas Penyaluran Dana 3 2. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman 3 3. Metode Penilaian

a. Laporan Perhitungan Tahunan Ketentuan :


(3)

• Laporan Audited harus sudah diterima Pemegang Saham (PT. Pupuk Sriwijaya) paling lambat akhir bulan kelima (max : 31 Mei 199X + 1) sejak tanggal tutup buku tahun yang bersangkutan.

• Untuk anak perusahaan paling lambat 30 April 199X + 1 • Penentuan Nilai

Tabel 10 : Daftar penilaian waktu penyampaian Laporan Audit Jangka Waktu Laporan Audit Diterima Skor Sampai dengan akhir bulan keempat sejak tahun buku

perhitungan tahunan ditutup 3

Sampai dengan akhir bulan kelima sejak tahun buku

perhitungan tahunan ditutup 2

Lebih dari akhir bulan kelima sejak tahun buku

perhitungan tahunan ditutup 0

b. Rancangan RKAP Ketentuan :

• Rancangan RKAP harus sudah diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang bersangkutan (max : 31 Oktober 199X – 1)

• Untuk anak perusahaan paling lambat 30 September 199X – 1 • Penentuan Nilai

Tabel 11 : Daftar penilaian waktu penyampaian Rancangan RKAP Jangka waktu surat diterima sampai dengan

memasuki tahun anggaran yang bersangkutan Skor 2 (dua) bulan atau lebih cepat 3

Kurang dari 2 (dua) bulan 0

c. Laporan Periodik Ketentuan :

• Laporan periodik Triwulan harus diterima oleh Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya periode laporan

Triwulanan Berakhir Periode Tanggal diterima

I 31/3 199X 5/5 199X

II 30/5 199X 15/7 199X

III 30/9 199X 31/10 199X

IV 31/12 199X 10/2 199X+1

• Penentuan Nilai

Tabel 11 : Daftar penilaian waktu penyampaian Laporan Audit Jumlah keterlambatan (x) dalam 1 (satu) tahun Skor Lebih kecil atau sama dengan 0 (nol) hari 3

0 < x <= 30 hari 2

30 < x <= 60 hari 1

Lebih dari 60 hari 0

d. Kinerja PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi) • Indikator yang dinilai


(4)

Bobot Indikator

Infra Non Infra 1. Efektivitas Penyaluran Dana 3 3

2. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman 3 3

TOTAL 6 6

• Metode Penilaian

1. Efektivitas Penyaluran Dana Rumus :

Tersedia Yang

Dana Jumlah

Disalurkan Yang

Dana Jumlah

x 100 % Definisi :

o Jumlah dana yang tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun bersangkutan yang terdiri atas : Saldo awal, Pengembalian pinjaman, setoran eks pembagian laba yang diterima dalam tahun yang bersangkutan (termasuk alokasi dana dari PUKK BUMN lain, jika ada), dan pendapatan bunga dari pinjaman PUKK

o Jumlah dana yang disalurkan adalah kepada usaha kecil dan koperasi dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri dari hibah dan bantuan pinjaman, termasuk dana penjaminan (dana yang dialokasikan untuk menjamin pinjaman usaha kecil dan koperasi kepada Lembaga Keuangan) Tabel 12. Daftar Penilaian tingkat Penyerapan Dana PUKK

Penyerapan (%) > 90 85 s.d. 90 80 s.d. 85 < 80

Skor 3 2 1 0

2. Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Dana Pinjaman Rumus :

Disalurkan Yang

Pinjaman Jumlah

PUKK Pinjaman itas

Kolektibil Tertimbang

rata -Rata

x 100 % Definisi :

o Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman PUKK adalah perkalian antara bobot kolektibilitas (%) dengan saldo pinjaman untuk masing-masing kategori kolektibilitas samapai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Bobot masing-masing tingkat kolektibilitas adalah sebagai berikut:

ƒ Lancar 100 % ƒ Kurang Lancar 75 % ƒ Ragu-ragu 25 % ƒ Macet 0 %

o Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh pinjaman kepada Usaha Kecil dan Koperasi sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan.

Tabel 13 : Daftar penilaian tingkat pengembalian dana PUKK Tingkat

Pengembalian (%) > 70 40 s.d. 70 10 s.d. 40 < 10


(5)

2001 2002 2003 2004 2005 No

Indikator

Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor ASPEK KEUANGAN

1 ROE (%) 24,07 20 41,91 20 26,93 20 21,84 20 27,36 20

2 ROI (%) 20,14 15 29,78 15 26,54 15 22,07 15 24,10 15

3 Cash Ratio (%) 177,71 5 108,34 5 127,71 5 157,27 5 44,45 5

4 Current Ratio (%) 250,09 5 250,63 5 219,76 5 263,32 5 88,08 0

5 Collection Period (hari) 20,15 5 18,05 5 24,82 5 14,95 5 31,32 5

6 InventoryTurn Over (hari) 27,68 5 29,69 5 37,50 5 33,73 5 27,02 5

7 Total Asset Turn Over (%) 63,56 3,5 83,49 3,5 111,95 4,5 110,49 4,5 130,69 5

8 Equity to Total Asset (%) 65,75 8 73,31 7,5 65,22 8 21,14 7,25 22,30 7,25

Total Skor Aspek Keuangan 66,5 66 67,5 66,75 62,25

ASPEK OPERASIONAL

1 Pencapaian Kapasitas Produksi Urea (%) 97,50 5,4 96,86 4,5 104,84 6 92,68 3 87,86 3 2 Efisiensi Pemakaian Gas Bumi (%) 99,94 4 100,64 3,12 97,94 4 102,90 3,2 98,88 2,4 3 Produktifitas Sumber Daya Manusia (%) 127,44 5 108,12 5 105,61 5 97,10 4 89,12 4

Total Skor Aspek Operasional 14,4 12,62 15 10,20 9,40

ASPEK ADMINISTRASI

1 Laporan Kegiatan Usaha Tahunan - 3 - 3 - 3 - 3 - 3

2 Rancangan RKAP - 3 - 3 - 3 - 3 - 3

3 Laporan Periodik - 3 - 3 - 3 - 3 - 3

4 Kinerja PUKK

- Efektivitas Penyaluran Dana (%) 92,59 3 93,45 3 90,60 3 94,80 3 96,77 3 - Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman (%) 71,10 3 82,18 3 87,00 3 71,17 3 85,68 3

Total Skor Aspek Administrasi 15 15 15 15 15

Total Bobot Kinerja 95,9 93,62 97,5 91,95 86,65

Nilai/Tingkat Kesehatan AAA/Sehat AA/Sehat AAA/Sehat AA/Sehat AA/Sehat Lampiran 5. Ringkasan Penilaian Kinerja PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005


(6)