dari modal sendiri sehingga tidak menggangu terhadap likuiditas perusahaan saat pembayaran hutang tiba jatuh tempo. Namun jika dilihat dari perkembangannya,
nilai rasio ini mengalami penurunan seperti yang terlihat dalam Gambar 18. Penurunan nilai rasio ini lebih disebabkan karena perusahaan pada periode
tersebut mengalami kenaikan komponen aktiva tetap dalam pelaksanaan yakni proyek Pupuk Kujang 1B yang masih dalam tahap pembangunan.
5.4.3. Analisis Profitabilitas
Analisis profitabilitas adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahaan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Perkembangan nilai rasio-
rasio profitabilitas untuk periode lima tahun 2001-2005 tersaji dalam Gambar 19.
a. Rasio Marjin Laba Kotor Gross Profit Margin Ratio
Rasio marjin laba kotor merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba kotor terhadap penjualan. Dengan kata lain rasio ini memberikan informasi
mengenai berapa banyak laba kotor yang dapat diperoleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Nilai rata-rata dari rasio ini adalah sebesar 0,28 itu
artinya bahwa setiap Rp 100,- penjualan yang dilakukan, akan memperoleh keuntungan usaha laba kotor sebesar Rp 28,-. Dalam Gambar 19 terlihat
perkembangan rasio ini selama lima tahun terakhir 2001-2005 yang menunjukkan trend menurun dari tahun 2003. Hal ini disebabkan karena semakin
meningkatnya beban produksi perusahaan sebagai akibat dari semakin tingginya biaya bahan baku dan penolong, terutama gas alam yang tarifnya mengikuti kurs
Dollar. Sebenarnya perusahaan mempunyai potensi untuk mendapatkan marjin laba
kotor yang lebih besar lagi dengan semakin meningkatnya nilai penjualan. Akan tetapi kenaikan dalam nilai penjualan tersebut selalu diikuti dengan kenaikan
dalam harga pokok penjualan HPP yang lebih besar lagi sehingga hal ini
tentunya akan mengurangi marjin laba kotor yang diperoleh perusahaan.
0.25 0.91
0.28 0.28
0.32 0.28
0.11 0.12
0.13 0.29
0.23 0.88
0.85 0.81
0.83
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
0.80 0.90
1.00
2001 2002
2003 2004
2005
Rasio Marjin Laba Kotor
Rasio Marjin Laba Bersih
Rasio Marjin Operasi
Gambar 19. Perkembangan trend Rasio Profitabilitas PT. Pupuk Kujang Persero Periode 2001-2005
b. Rasio Marjin Laba Bersih Net Profit Margin Ratio
Rasio marjin laba bersih menunjukkan tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Rata-rata nilai rasio ini adalah
0,18 yang berarti bahwa setiap Rp 100,- penjualan yang dilakukan mampu menghasilkan keuntungan laba bersih sebesar Rp 18,-.
Perkembangan rasio ini selama lima tahun 2001-2005 menunjukkan trend yang menurun tiap tahunnya. Tercatat penurunan paling besar terjadi di tahun
2003 dengan nilai rasio sebesar 0,13 atau turun sebesar 15,99 persen dari tahun 2002. Penurunan ini lebih dikarenakan turunnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan karena semakin meningkatnya beban produksi dan beban operasional perusahaan terutama kenaikan dalam harga pokok penjualan yang laju
peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan laju peningkatan penjualan. Selain itu peningkatan juga terjadi dalam biaya operasional perusahaan seperti
biaya penjualan, biaya kesejahteraan pegawai, biaya diklat serta biaya umum dan administrasi.
c. Rasio Operasi Operating Ratio