30
2. Pengaruh konsentrasi substrat
Selain konsentrasi enzim, umumnya konsentrasi substrat juga mempengaruhi aktivitas enzim. Semakin tinggi konsentrasi substrat, maka
semakin meningkat pula konsentrasi produk yang dihasilkan. Hal ini juga terjadi pada pengaruh penambahan sukrosa terhadap aktivitas invertase
yang ditunjukkan pada Gambar 18.
150 300
450 600
750 900
4,25 8,25
12,5 16,75
20,75 Konsentrasi sukrosa gl
K ons
ent ras
i
g lu
ko sa
+f ru
kto sa
u M
Perlakuan konsentrasi substrat tanpa kawao Perlakuan konsentrasi substrat dengan penambahan kawao
Gambar 18. Kurva pengaruh perubahan konsentrasi sukrosa terhadap
konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan
Konsentrasi akhir sukrosa yang diujikan pada percobaan ini adalah pada rentang 0 gl hingga 25 gl, dengan konsentrasi enzim yang sama,
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan. Peningkatan gula pereduksi pada perlakuan kontrol
menurut hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan, secara signifikan meningkat pada setiap rentang konsentrasi, kecuali pada rentang
konsentrasi 12.5 – 16.75 gl. Peningkatan tersebut disebabkan karena dengan bertambahnya substrat, maka peluang substrat berikatan dengan
sisi aktif enzim semakin besar, untuk selanjutnya menghasilkan produk.
31
-38,50 -18,15
6,91 21,72
23,08 26,22
-50 -40
-30 -20
-10 10
20 30
40
4,25 8,25
12,5 16,75
20,75
konsentrasi sukrosa gl k
ema mpua
n in
h ibi
s i
1 2
3 4
5
s u
b s
e t
Gambar 19. Inhibisi aktivitas invertase oleh kawao pada konsentrasi sukrosa
yang berbeda
Inhibisi terhadap aktivitas invertase secara signifikan meningkat mulai dari konsentrasi 0 – 12.5 gl, sedangkan inhibisi pada konsentrasi
substrat 12.5 – 20.75 gl tidak berbeda secara nyata, seperti ditunjukkan oleh garis penghubung pada Gambar 19. Garis tersebut menunjukkan
perbedaan tingkat signifikan perubahan dua titik konsentrasi yang berdekatan, gradien garis menunjukkan bahwa pada rentang yang diapit
tersebut terjadi perubahan secara signifikan baik meningkat maupun menurun, sedangkan apabila mendatar menunjukkan tidak adanya
perbedaan secara signifikan pada rentang tersebut. Kemampuan inhibisi yang bernilai negatif menunjukan bahwa gula pereduksi yang
dihasilkan lebih tinggi pada perlakuan kontrol dibandingkan dengan penambahan kawao, seperti dapat dilihat pada Gambar 18. Penjelasan
untuk kondisi tersebut sama halnya dengan kondisi pada saat konsentrasi enzim rendah. Pada kondisi demikian, efek inhibisi yang terjadi belum
optimal, proporsi gula pereduksi dalam larutan didominasi dari ekstrak kawao. Analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada
Lampiran 3 bagian C dan Lampiran 3 bagian H. Substrat yang masih ditingkatkan pada tingkat yang sudah stabil
dapat menyebabkan penurunan aktivitas invertase karena substrat akan berubah menjadi inhibitor bagi aktivitas enzim. Somiari dan Bielecki
1995 dalam Filho et al. 1999 menyatakan bahwa invertase dapat
32 mengkatalisis sukrosa pada konsentrasi di atas 59 wv. Peningkatan
konsentrasi sukrosa lebih lanjut sampai 80 wv menurunkan aktivitas enzim secara signifikan, mungkin disebabkan oleh konsentrasi air rendah,
inhibisi oleh substrat atau agregasi substrat. Studi lain menyatakan bahwa pada reaksi hidrolisis sukrosa,
fruktosa merupakan inhibitor kompetitif bagi invertase, sedangkan glukosa merupakan inhibitor non kompetitif bagi invertase Hsiao et al., 2002.
Lehninger 1988 menambahkan bahwa seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat, kecepatan reaksi akan meningkat. Namun pada
akhirnya akan mencapai titik batas di mana dengan bertambahnya konsentrasi substrat kecepatan reaksi hanya meningkat sedemikian kecil.
Pada batas ini disebut dengan kecepatan maksimum V
maks
, enzim menjadi jenuh oleh substratnya, dan tidak dapat berfungsi lebih cepat.
3. Pengaruh pH