Sukrosa Akar Kawao Invertase

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sukrosa

Sukrosa, biasanya diketahui sebagai gula meja table sugar, merupakan disakarida yang tersusun atas sebuah molekul α -D-glukosa dan sebuah molekul β -D-fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan α -1,2-glikosidik. Ketika ikatan α -1,2-glikosidik terputus oleh reaksi hidrolisis, akan terbentuk campuran glukosa dan fruktosa. Campuran monosakarida tersebut dikenal sebagai gula invert invert sugar, yang merupakan turunan dari sukrosa. Sukrosa glukosa-1,2-fruktosa merupakan bahan pemanis yang umum dan banyak digunakan dalam konsumsi hidup manusia, dan salah satu sumber penting penghasil sukrosa tersebut adalah gula tebu yang mengandung hingga mencapai 20 ww sukrosa Glazer dan Nikaido, 1995 dalam Filho et al., 1999. Degradasi sukrosa dapat pula terjadi melalui hidrolisis asam atau secara enzimatis menggunakan invertase Monsan et al., 1984 dalam Filho et al., 1999. Demikian pula dengan Rahman et al. 2004 yang menyatakan bahwa sukrosa dapat dihidrolisis dengan bantuan enzim yaitu invertase atau sukrase. Reaksi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan invertase dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Reaksi hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan invertase Chaplin, 2003. 5

B. Akar Kawao

Kawao Milletia sericea merupakan tumbuhan perdu yang memanjat, cegak, panjang 10-30 m, banyak ditemukan di hutan dan tepi sungai mulai dari dataran rendah sampai ±1000 m dpl. Tumbuhan ini mudah tumbuh di tanah berlumpur seperti pinggir air tawar dekat pantai. Warna akarnya coklat kehitam-hitaman, gemangnya sebesar jari tangan, bagian teras berair, sebagian dari akar keluar di atas lumpur, digunakan untuk membius ikan. Orang Jawa memberikan sepotong akar dalam cairan nira yang masih segar agar cairan tersebut tidak menjadi asam Heyne, 1987. Akar kawao diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2. Akar kawao Millettia sericea

C. Invertase

Invertase, yang memecah molekul sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa merupakan salah satu enzim yang pertama ditemukan. Enzim ini diisolasi pada pertengahan kedua di abad 19, dan nama enzim tersebut ditentukan karena fungsinya yang menghasilkan gula invert, yaitu campuran 1:1 D-glukosa dextrorotatory dan D-fruktosa levorotatory Alberto, et al., 2004. Sistem tata nama untuk invertase adalah beta-fructofuranosidase EC 3.2.1.26, dan nomor klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa reaksi yang dikatalisasi adalah reaksi hidrolisis. Berbeda dengan enzim lainnya, invertase memiliki aktivitas yang tinggi pada nilai pH 3,5 – 5,5, dengan nilai optimum mendekati nilai pH 4,5. Aktivitas enzim mencapai nilai maksimum pada suhu 55 o C. Nilai Michaelis-Menten untuk jenis enzim yang berbeda bervariasi, tetapi kebanyakan enzim memiliki nilai K M antara 2-5 mM Wang, 2002. Reed 1966 dalam Pancoast 1980 menyatakan bahwa ragi Saccharomyces cerevisiae dan Saccharomyces carlsbergensis merupakan 6 sumber utama penghasil invertase untuk aplikasi industri. Aspergillus orizae dan Aspergillus niger adalah fungi yang juga merupakan sumber invertase. Invertase sebagian besar digunakan dalam industri makanan di mana fruktosa lebih disukai dibandingkan dengan sukrosa sebab fruktosa lebih manis dan tidak mengkristal dengan mudah. Namun, penggunaan invertase agak terbatas sebab enzim yang lain yakni glukosa isomerase, dapat digunakan untuk mengkonversi glukosa menjadi fruktosa dengan murah, selain itu dengan alasan kesehatan dan pertimbangan rasa, penggunaannya di dalam industri makanan memerlukan invertase yang tinggi tingkat kemurniannya Wang, 2002.

D. Aktivitas Dan Stabilitas Enzim