proses penyaluran barang dan atau jasa secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan fungsional tersebut disebut fungsi-
fungsi pemasaran. Klasifikasi fungsi-fungsi pemasaran Agribisnis Nanas antara lain : 1. Fungsi pertukaran : Fungsi usaha pembelian dan penjualan, 2. Fungsi
fisik pemasaran : Fungsi usaha penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan, 3. Fungsi Fasilitas Pemasaran : Fungsi standarisasi dan penggolongan produk, usaha
pembiayaan, penanggungan risiko serta penyediaan informasi pasar.
c. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen, yang terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran.
Marjin pemasaran pada umumnya dianalisis pada komoditas yang sama, jumlah yang sama dan pada pasar persaingan sempurna. Biaya pemasaran mencakup
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksi dan jumlah biaya yang dikeluarkan
oleh lembaga tataniaga Limbong dan sitorus 1987. Biaya-biaya yang dikeluarkan lembaga tataniaga dalam proses penyaluran
suatu komoditi tergantung dari fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan. Perbedaan fungsi yang dilakukan setiap lembaga tataniaga menyebabkan perbedaan harga
jual dari lembaga yang satu dengan lembaga yang lain sampai konsumen akhir. Konsep marjin pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Harga Pr
Pf Sr
Dr Sf
Df
Qr, f Jumlah
Gambar 3. Hubungan antara fungsi-fungsi pertama dan turunan terhadap Marjin Tataniaga dan nilai Marjin Tataniaga.
Sumber : Limbong dan Sitorus, 1987. Keterangan :
Pr
= Harga di tingkat pengecer Pf
= Harga di tingkat petani Sr
= Penawaran di tingkat pengecer Sf
= Penawaran di tingkat petani Dr
= Permintaan di tingkat pengecer Df
= Permintaan di tingkat pengecer Qr, f
= jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer
3.1.5. Payback Period
Merupakan penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu pengembalian investasi. Dasar yang digunakan dalam perhitungan adalah aliran
kas cash flow, sehingga metode perhitungan yang digunakan adalah discounted payback period
. Semakin cepat modal itu kembali, maka semakin baik proyek itu diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
lainnya.
3.1.6 Analisis Sensitivitas
Suatu proyek pada dasarnya menghadapi ketidakpastian karena dipengaruhi perubahan-perubahan, baik dari sisi pengeluaran yang akhirnya akan
mempengaruhi tingkat kelayakan suatu proyek. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dirasakan perlu untuk dilakukan sebuah analisis atau penelaahan kembali
terhadap suatu proyek untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut Gittinger, 1986.
Pada bidang pertanian, perubahan kriteria investasi dapat terjadi akibat adanya perubahan harga output, tingkat produksi, harga input dan tingkat suku
bunga. Jadi analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan
perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari layak menjadi tidak layak dilaksanakan.
3.2. Kerangka pemikiran operasional