Kajian Agribisnis Nanas di Daerah Penelitian

32823,329 hektar 14,05 persen, perkebunan campuran 12218,27 hektar 5,23 persen, dan penggunaan lainnya. Waktu tempuh lokasi penelitian dari Kabupaten Tapanuli adalah selama 1,5 jam. Dan transportasi yang menghubungkan kecamatan ini dengan kabupaten relatif masih sedikit. Di Kabupaten Tapanuli Utara pasar buka setiap hari. Namun pada tiap – tiap kecamatan pasar hanya buka sekali dalam seminggu. Oleh karena hal itulah pemasaran nanas mengalami banyak hambatannya.

5.3 Kajian Agribisnis Nanas di Daerah Penelitian

Dalam penelitian ini akan dibahas kajian mengenai agribisnis nanas didaerah penelitian, yaitu kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kajian agribisnis nanas ini dimulai dari hulu sampai ke hilir, yaitu dari penyediaan dan penyaluran sarana produksi, usahatani nanas, industri pengolahan dan pemasaran. Kegiatan penyediaan dan penyaluran sarana produksi yang berupa pupuk, obat- obatan dan peralatan ini bisa diperoleh petani langsung dari kios terdekat di tiap kecamatannya. Pupuk yang biasa dipakai petani nanas ini adalah urea, SP – 36, dan NPK Phonska sedangkan untuk obat – obatan yang sering digunakan adalah Carmex, Alli dan Polaris. Dalam Tabel 3 berikut ini adalah harga pupuk dan obat- obatan di daerah penelitian. Tabel 3. Harga pupuk dan obat-obatan yang berlaku di kabupaten Tapanuli Utara Urea RpKg SP-36 RpKg NPK Phonska RpKg Carmex RpKg Alli RpBungkus Polaris Rpliter 1.200 1.800 3.600 95.000 5.000 30.000 Sebagian besar petani nanas di Kecamatan Sipahutar melaksanakan kegiatan usahataninya masih dengan cara tradisional. Dimana peralatan usahatani yang digunakan masih sederhana, yaitu cangkul, rambas, babat, sprayer, sarung tangan, sepatu bot, beko dan keranjang. Dalam Tabel 4 berikut ini adalah harga peralatan usahatani nanas yang berlaku di daerah penelitian. Tabel 4. Harga – harga peralatan usahatani nanas yang berlaku di Kabupaten Tapanuli Utara Peralatan Harga Rpsatuan Cangkul 25.000 Rambas 25.000 Babat 20.000 Sprayer 185.000 Sarung tangan 2.500 Sepatu bot 30.000 Beko 210.000 Keranjang 20.000 Dalam pelaksanaan kegiatan usahatani nanas petani menggunakan bibit nanas dengan jenis cayenne yang diperoleh dari lahan sendiri. Nanas diperbanyak dengan bagian mahkota buahnya. Mahkota bunga itu dipotong dan dibelah untuk dijadikan bibit. Tanaman nanas dari bibit yang diperoleh dari mahkota ini akan berbuah pada usia 18 – 24 bulan SMT. Nanas ditanam pada jarak 150 cm x 30 cm. Dengan jarak tanam ini petani membutuhkan bibit sebanyak 18000 biji per hektarnya dan buah yang dihasilkan pun cukup besar dengan rata-rata berat buah pertamanya antara 2 – 3 kg. Petani nanas di daerah penelitian ini melakukan pemupukan selama 2 kali per tahunnya dengan dosis pupuk yang diberikan tergantung dari tingkat kesuburan tanahnya. Namun sebagian besar petani nanas ini memberikan dosis pupuk, yaitu 100 kg urea, 200 kg SP-36, dan 100 kg NPK Phonska per hektar. Nanas dapat dipanen setelah nanas berumur 2 tahun. Pemanenan dilakukan 2 kali dalam satu bulannya serta cara panen sederhana yaitu dengan cara dipotek. Jumlah panen rata-rata tiap tahun sekitar 23,238 ton per hektar. Nanas daerah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan nanas di daerah lainnya, yaitu ukuran buahnya besar, rasanya manis, dan banyak mengandung air. Tanaman nanas mulai diremajakan saat umurnya mencapai 10 tahun, dimana petani merasa tanaman ini sudah tua dan tidak dapat memberikan keuntungan lagi. Dalam melaksanakan kegiatan usahatani nanas ini petani mempunyai hambatan antara lain dalam hal budidaya dan pemasaran hasil panennya. Hambatan ini terjadi karena latar belakang pendidikan yang masih rendah, yaitu SD dan SLTP. Petani memasarkan nanasnya langsung kepada pedagang pengumpul dan pedagang antar kota dengan harga masing-masing Rp 600 dan Rp 1000. Di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki dua macam saluran pemasaran, yaitu pemasaran dalam kota dan pemasaran luar kota. Untuk lebih lanjut pemasaran nanas ini akan dibahas dalam bab selanjutnya. Di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli terdapat industri pengolahan nanas, yaitu PT. Alami Agro Industri. Pabrik Pengolahan Nanas ini dibangun dengan luas lahan 22 ha yang direncanakan dapat memproduksi nanas sebanyak 16-32 ton per hari. Line pengolahan yang tersedia sekaligus mampu mengolah buah nanas yang tersedia menjadi produk-produk nanas unggulan seperti Slice, Tidbits, Chunk, Concentrate dan Pineapple Waste. Limbah yang dihasilkan sebanyak ± 35 dari jumlah bahan baku yang diolah akan terbagi menjadi bahan baku pengolahan pakan ternak feed mill dan juga pupuk kompos melalui proses fermentasi biotekhnologi. Wilayah pemasaran produk nanas olahan dari PT. Alami Agro Industri ini hingga ke Australia, dan Amerika. Dalam kegiatan agribisnis nanas ini, pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara ini juga mempunyai peranan penting dalam membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan tersebut. Peran serta pemerintah ini melalui dinas pertanian yang terdapat di Kabupaten hingga ke tingkat kecamatan. Namun pada saat penelitian peran pemerintah belum berjalan secara maksimal.

VI. ANALISIS KELAYAKAN AGRIBISNIS NANAS