Analisis Kelayakan Usahatani Nanas

4.5.1. Analisis Kelayakan Usahatani Nanas

Proyek ini ditujukan kepada petani nanas di daerah penelitian sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam mengelola usahatani nanasnya. Analisis kelayakan finansial dan ekonomi usahatani nanas pada luasan lahan satu hektar dengan asumsi bahwa usahatani yang dilakukan menggunakan sistem pengolahan secara intensif. Pada kegiatan tersebut dilakukan menggunakan bibit lokal yang diperoleh dari bagian mahkota tanaman nanas dengan jenis bibit cayenne, jumlah pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman, dan dikelola dengan perlakuan pemeliharaan tanaman yang lebih intensif. Asumsi yang digunakan dalam analisis kelayakan usahatani nanas dalam penelitian ini adalah : 1. Kegiatan investasi untuk alat-alat pertanian, sarana dan fasilitas, bibit, dan lain-lain untuk persiapan tanam dan tanam selesai dalam satu tahun yaitu tahun ke-1, sedangkan pemeliharaan dilaksanakan secara terus-menerus. 2. Tahun ke-1 kegiatan investasi adalah tahun 2007, dan tahun ke-2 adalah tahun 2008. Pada tahun ke-3 tanaman nanas mulai menghasilkan. 3. Tingkat diskonto discount rate yang dipakai dalam analisis ini didekati dari rata-rata tingkat suku bunga Bank Rakyat Indonesia BRI untuk suku bunga kredit pertanian pada tahun 2007, yaitu 15 dan dilakukan analisis sensitivitas pada tingkat suku bunga kredit pertanian tertinggi, yaitu 26 untuk melihat apakah proyek masih layak jika suku bunga dinaikkan. 4. Pada tahun pertama petani meminjam kepada bank BRI sebesar Rp. 5.000.000,- dan sesuai kesepakatan pinjaman tersebut dibayarkan dengan cara diangsur selama 5 tahun. 5. Tingkat harga input dan output diasumsikan sama dari awal proyek hingga akhir proyek, karena keterbatasan waktu, dana dan data yang diperoleh. 6. Analisis sensitivitas usahatani nanas dilakukan pada 9 kemungkinan perubahan yang terjadi, pada jumlah produksi, hargta output, dan harga input serta tingkat suku bunga yaitu produksi naik sebesar 35 persen dan turun sebesar 15 persen, hal ini didasarkan pada persentase pertumbuhan produksi nanas secara teknis di lapangan. Perubahan harga jual output, yaitu sebesar 20 persen dan turun sebesar 20 persen hal ini berdasarkan pada persentase perubahan harga jual output pada saat penelitian dilaksanakan. Analisis perubahan biaya dilakukan bila terjadi kenaikan harga input, yaitu untuk pestisida dan pupuk sebesar 10 persen, hal ini didasarkan atas rata-rata persentase perubahan harga pestisida dan harga pupuk yang terjadi di daerah penelitian selama penelitian berlangsung. 7. Pelaksanaan usahatani nanas diasumsikan dengan menggunakan sistem budidaya yang intensif yang mempengaruhi pada proses pemeliharaannya dan pemakain jumlah input untuk pemupukan. 8. Produksi nanas diperoleh dari rata-rata produksi nanas yang dihasilkan berdasarkan tiap usia tanaman hingga usia tanaman 10 tahun. 9. Umur proyek disesuaikan dengan usia ekonomis tanaman, yaitu 10 tahun.

4.5.2. Analisis Kelayakan Agribisnis