Rp. 1.325.951.863,75. Hal ini berarti bahwa keuntungan yang diterima masyarakat lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh pelaksana kegiatan
industri pengolahan nanas. Nilai ratio Net BC yang diperoleh pada analisis ekonomi adalah 26,49 sedangkan pada ratio Net BC pada analisis finansial
adalah 1,58. Ratio Net BC pada analisis ekonomi lebih besar daripada analisis finansial yang berarti keuntungan dari setiap satuan biaya yang telah dikeluarkan
masyarakat lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh industri pengolahan. Suatu investasi layak dilaksanakan apabila nilai IRR lebih tinggi
dibanding dengan tingkat diskonto yang berlaku. IRR yang diperoleh pada analisis ekonomi 44 lebih tinggi dibandingkan dengan IRR yang diperoleh
pada analisis finansial 27 yang berarti bahwa keuntungan yang diperoleh masyarakat lebih tinggi daripada yang diterima oleh industri pengolahan.
Dari hasil perhitungan analisis finansial dan ekonomi dapat disimpulkan bahwa kegiatan industri pengolahan nanas layak untuk dilaksanakan baik dari sisi
pelaksana kegiatan maupun dari sisi masyarakat. Hal ini terbukti dengan terpenuhinya syarat-syarat kelayakan investasi baik secara finansial maupun
ekonomi, yaitu NPV 0, Net BC 1, dan IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan.
6.5. Ikhtisar Kelayakan Agribisnis Nanas
Dalam menganalisis kelayakan sistem agribisnis nanas dimulai dari sub sistem usahataninya terlebih dahulu dilanjutkan pada sub sistem pengolahan
nanas. Dimana secara finansial dan ekonomi baik dari sub sitem usahatani maupun sub sistem industri nanas dinilai layak untuk dilaksanakan pada tingkat
diskonto sebesar 15 persen menurut alat ukurnya yaitu NPV 0, Net BC 1, dan IRR tingkat diskonto yang berlaku. Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan bahwa agribisnis nanas tersebut layak dilaksanakan didaerah penelitian. Dengan hasil perbandingan sebagai berikut :
Tabel 12. Kriteria Kelayakan agribisnis Nanas di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Kriteria Kelayakan Investasi Analisis Finansial
Analisis Ekonomi Kegiatan
DF NPV Rp
IRR Net
BC NPV Rp
IRR Net
BC Usahatani
nanas 15 5.623.375,19 24
1,35 269.566.747,91 41 14,81
Industri Prngolahan
Nanas 15 1.325.951.863,75 27 1,58 25.713.473.667,27 44 26,49
Sistem Agribisnis Nanas
15 Layak Layak
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa agribisnis nanas tersebut layak untuk dilaksanakan. Apabila kelayakan pada sistem agribisnis nanas tersebut
dibandingkan maka sub sistem industri pengolahan lebih layak untuk dilaksanakan dibandingkan dengan sub sistem usahatani nanasnya baik dilihat dari
analisis kelayakan finansial maupun analisis kelayakan ekonominya. Hal ini ditunjukkan dengan NPV, IRR, dan ratio Net BC pada industri pengolahannya
lebih besar dibandingkan dengan NPV, IRR, dan ratio Net BC pada usahatani nanasnya baik analisis secara finansial maupun secara ekonomi.
Masing-masing secara berurutan, NPV pada industri pengolahan yaitu sebesar Rp. 1.325.951.863,75 lebih besar dari Rp. 5.623.375,19 untuk analisis
finansial dan Rp. 25.713.473.667,27 lebih besar dari Rp. 269.566.747,91 untuk analisis ekonominya, yang berarti bahwa kegiatan industri pengolahan nanas yang
dilakukan menurut nilai sekarang lebih menguntungkan untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegiatan usahatani nanasnya. IRR pada industri
pengolahannya lebih besar dibandingkan dengan IRR pada usahatani nanasnya baik analisis secara finansial maupun secara ekonomi yaitu masing-masing
sebesar 27 persen lebih besar dari 24 persen untuk analisis finansial dan 44 persen lebih besar dari 41 persen untuk analisis ekonominya, yang berarti
bahwa tingkat pengembalian internal untuk modal pada sub sistem industri pengolahannya lebih besar dibandingkan pada sub sistem usahatani nanasnya.
Ratio Net BC pada industri pengolahannya lebih besar dibandingkan dengan ratio Net BC pada usahatani nanasnya baik analisis secara finansial maupun secara
ekonomi yaitu masing-masing sebesar 1,58 lebih besar dari 1,35 untuk analisis finansial dan 26,49 lebih besar dari 14,81 untuk analisis ekonominya, yang berarti
bahwa keuntungan dari setiap satuan biaya yang telah dikeluarkan pada industri pengolahan lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh
usahatani nanasnya. Apabila sub sistem industri pengolahan semakin berkembang maka juga
akan mendukung perkembangan sub sistem usahataninya sehingga sistem agribisnis nanas di daerah penelitian dapat berkembang. Untuk itu lebih baik
proyek 2 industri pengolahan dilaksanakan terlebih dahulu.
VII. ANALISIS SENSITIVITAS AGRIBISNIS NANAS
7.1. Analisis Sensitivitas Usahatani Nanas
Nilai NPV, Net BC, dan IRR yang diperoleh dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa usahatani nanas yang dilakukan layak untuk dilaksanakan.
Suatu proyek pada dasarnya menghadapi ketidakpastian karena dipengaruhi perubahan-perubahan, baik dari sisi pengeluaran maupun pemasukan yang
akhirnya akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu proyek. Oleh karena hal itu diperlukan analisis sensitivitas terhadap beberapa kemungkinan yang terjadi.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kepekaan terhadap perubahan-perubahan pada jumlah produksi, harga input dan harga jual output
sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan.
Analisis sensitivitas ini dilakukan terhadap beberapa kemungkinan yang terjadi, yaitu :
1. Apabila jumlah produksi tetap, harga jual output tetap, dan harga input naik sebesar 10 persen.
2. Apabila jumlah produksi tetap, harga jual output naik sebesar 20 persen, dan harga input naik sebesar 10 persen.
3. Apabila jumlah produksi tetap, harga jual output turun sebesar 20 persen, dan harga input naik sebesar 10 persen.
4. Apabila jumlah produksi naik 35 persen, harga jual output tetap, dan harga input naik sebesar 10 persen.