tanggapan positif maupun negatif terhadap karya sastra sehingga pengarang tahu kekurangan dan kelebihan karyanya Segers, 2000: 47.
2 pembaca implisit, yaitu pembaca yang mampu mengetahui keseluruhan susunan indikasi tekstual yang menginstruksikan cara pembaca riil membaca
Segers, 2000: 47. Pembaca implisit dan pembaca ideal hampir mirip karena keduanya merupakan pembaca yang dituju oleh pengarang. Lebih lanjut,
menurut Iser dalam Ratna, 2004: 325, pembaca implisit merupakan konsep pokok resepsi sastra, konsep yang memungkinkan bagi pembaca untuk
memahami karya sastra. Pembaca implisit dapat memaksimalkan fungsi karya sastra yang ditulis oleh pengarang.
3 pembaca riil, yaitu pembaca yang benar-benar terlibat langsung dalam kegiatan pembacaan karya sastra. Pembaca riil termasuk dalam kategori real
reader. Pembaca riil merupakan pembaca yang paling penting dalam resepsi sastra dibandingkan dengan pembaca ideal dan pembaca implisit. Hal ini
dikarenakan pembaca riil memberikan arti individual kepada struktur-struktur yang digambarkan oleh pengarang Segers, 2000: 49-50.
Penelitian ini menggunakan pembaca riil sebagai objek penelitian. Peneliti memilih siswa sebagai objek penelitian karena siswa dapat memberikan arti
individual kepada struktur-struktur yang digambarkan dalam karya sastra oleh pengarang. Selain itu, siswa juga ikut berperan dalam studi sastra sehingga siswa
dapat mengetahui perkembangan dunia sastra.
16
d. Metode Penelitian Resepsi
Metode estetika resepsi atau resepsi sastra merupakan metode yang berdasarkan teori bahwa karya sastra itu sejak terbitnya selalu mendapat resepsi
atau tanggapan para pembacanya Pradopo, 2013: 209. Karya sastra yang telah dibaca selalu mendapat resepsi atau tanggapan, entah itu tanggapan secara
langsung disampaikan kepada pengarangnya atau hanya sebatas tanggapan yang disampaikan kepada sesama pembaca.
Penelitian resepsi
sastra membutuhkan
suatu pendekatan
agar memudahkan peneliti untuk menentukan langkah-langkah dalam pelaksanaannya.
Metode penelitian resepsi dapat dilakukan dengan tiga pendekatan Teeuw, 2015: 160-164, yaitu sebagai berikut: 1 penelitian resepsi sastra secara eksperimental,
yaitu metode penelitian resepsi dengan cara memberi karya sastra dan pembaca agar pembaca memberi tanggapan dan tanggapan pembaca dianalisis berdasarkan
faktor tertentu; 2 penelitian resepsi sastra secara kritik sastra, yaitu metode penelitian yang dilakukan dalam periode tertentu oleh kritikus; dan 3 penelitian
resepsi sastra secara intertekstualitas, yaitu metode penelitian resepsi sastra yang digunakan untuk mengetahui hubungan dua karya sastra atau lebih.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian resepsi sastra secara eksperimental sehingga pembahasan akan dibatasi dalam metode tersebut. Peneliti
akan melihat resepsi siswa dengan melakukan survei. Survei dilakukan dengan memberikan angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan. Siswa yang disurvei
hanya mengisi angket dan peneliti merangkum jawaban-jawaban dalam bentuk presentase, tabel, atau grafik Adi, 2011: 243-244.
Selain metode resepsi sastra eksperimental, penelitian ini juga didukung oleh pendekatan apresiatif. Pendekatan apresiatif merupakan pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengapresiasi karya sastra dengan cara memberikan penilaian terhadap karya sastra tersebut. Apresiasi sastra menekankan perilaku
pengindahan, penikmatan, dan penghargaan sastra. Resepsi sastra yang merupakan salah satu jenis kritik sastra juga menekankan pada perilaku pencarian,
penilaian, dan penghakiman kebenaran nilai-nilai atau hal-hal yang ada dalam sastra Saryono, 2009: 44.
Perbedaan pembaca dalam memberikan makna tidak terlepas dari adanya penilaian subjektif dan penilaian objektif terhadap karya sastra. Penilaian bersifat
subjektif merupakan penilaian yang sepenuhnya ditentukan oleh pembaca tanpa harus mengaitkannya dengan karya sastra. Penilaian bersifat objektif bila
penilaian yang ditentukan oleh nilai yang ada dalam teks sastra, dan bukan nilai yang ada dalam opini pembaca itu sendiri Aminuddin, 1995: 54. Penelitian ini
menggunakan penilaian yang bersifat objektif karena penilaian karya sastra bukan berasal dari opini pembaca.
2. Hakikat Cerpen a. Pengertian Cerpen
Cerpen termasuk salah satu karya sastra yang berjenis cerita narasi. Cerpen berisi cerita yang menggambarkan pengalaman atau imajinasi pengarangnya.
Sayuti berpendapat bahwa cerpen adalah karya sastra berupa prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk. Cerita yang disajikan pengarang cukup