Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

Deskripsi teori pada kajian teori ini akan memaparkan empat teori yang mendukung penelitian ini. Keempat teori tersebut yaitu mengenai resepsi sastra, cerpen, psikologi pengarang, dan sosiologi pengarang. Berikut ini pemaparan teori mengenai resepsi sastra, cerpen,psikologi pengarang, dan sosiologi pengarang.

1. Hakikat Resepsi Sastra a. Pengertian Resepsi Sastra

Kata resepsi memiliki beberapa arti baik secara umum dan khusus. Secara etimologi, kata resepsi sastra berasal dari kata recipere Latin, reception Inggris yang berarti penerimaan atau penyambutan dari pembaca. Secara luas diartikan sebagai pengolahan teks. Pengolahan teks yang dimaksud adalah cara pemberian makna-makna terhadap karya sastra sehingga memberikan respon positif maupun negatif terhadap karya sastra tersebut Ratna, 2004: 165. Pendapat Ratna sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh ahli sastra lain bahwa estetika resepsi atau resepsi sastra adalah salah satu cabang kritik sastra yang berpandangan bahwa sebuah teks sastra seharusnya dipelajari terutama dalam kaitannya dengan reaksi pembaca Segers, 2000: 35. Pendapat Segers ini menitikberatkan pada reaksi pembaca. Estetika resepsi ini digunakan untuk menyelidiki teks sastra dari sudut pandang pembaca. 12 Lebih lanjut, estetika resepsi adalah ilmu keindahan atau ilmu estetika. Ilmu keindahan tersebut berdasar pada estetika tanggapan-tanggapan atau resepsi- resepsi pembaca terhadap karya sastra. Tanggapan tersebut dapat berupa tanggapan positif maupun negatif dari pembaca Pradopo, 2013: 206. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai pengertian resepsi sastra atau estetika resepsi dapat disimpulkan bahwa resepsi sastra merupakan salah satu cabang kritik sastra. Resepsi sastra menitikberatkan pada reaksi atau tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Tanggapan pembaca tersebut dapat berupa tanggapan positif dan tanggapan negatif.

b. Konsep Resepsi Sastra

Konsep-konsep resepsi sastra yang paling penting adalah indeterminasi dan cakrawala harapan. Walaupun kedua konsep tersebut mendapat kritikan dari beberapa ahli, tetapi konsep tersebut tetap penting karena berpengaruh dan bermanfaat bagi perkembangan studi sastra Segers, 2000: 41. 1 Indeterminasi Menurut Iser telah muncul sejumlah indeterminasi atau ruang kosong yang bersifat khas bagi semua teks sastra. Indeterminasi muncul karena mereka tidak mengizinkan acuan pada situasi kehidupan nyata yang identik. Namun, indeterminasi inilah yang menyebabkan teks-teks tersebut mampu membentuk berbagai situasi yang dilengkapi oleh pembaca dalam bacaan-bacaan pribadinya. Indeterminasi bisa ditiadakan hanya dalam tindakan pembacaan. Indeterminasi tersebut bisa diganti oleh makna Fokkema, dkk., 1998: 185.