Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki-Laki Dilihat dari Aspek Sosiologi Cerpenis

karya cerpenis laki-laki dilihat dari aspek psikologi cerpenis, khususnya faktor status sosial yang berkaitan dengan unsur pembangun cerpen. Tabel 32: Konversi Rerata Skor dan Distribusi Frekuensi Resepsi Siswa Dilihat dari Faktor Kelas Sosial Cerpenis Laki-Laki No. Interval Skor Interval Kategori Frekuensi Persentase 1. X 6,5 6,5 – 8 Sangat Tinggi 2. 5,5 X ≤ 6,5 6 – 6,5 Tinggi 45 48,9 3. 4,5 X ≤ 5,5 5 – 5,5 Sedang 47 51,1 4. 3,5 X ≤ 4,5 4 – 4,5 Rendah 5. X ≤ 3,5 2 – 3,5 Sangat Rendah Tabel di atas menunjukkan bahwa 47 siswa 51,1 memperoleh skor berkisar 5 hingga 5,5. Tidak ada resepsi siswa yang termasuk kategori sangat tinggi, rendah, dan sangat rendah. Berikutnya, faktor latar belakang budaya dalam aspek sosiologi cerpenis laki-laki. Pada faktor ini terdiri atas 6 pernyataan dengan nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 1, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Mi = 12 64 + 61 = 12 24+6 = 15 SDi = 16 64 – 61 = 16 24-6 = 3 Setelah mendapatkan hasil Mi dan SDi maka dapat dikategorikan ke dalam tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa. Tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dari aspek sosiologi, khususnya faktor latar belakang budaya yang berkaitan dengan unsur pembangun cerpen. 70 Tabel 33: Konversi Rerata Skor dan Distribusi Frekuensi Resepsi Siswa dari Faktor Latar Belakang Budaya Cerpenis Laki-Laki No. Interval Skor Interval Kategori Frekuensi Persentase 1. X 19,5 20 – 24 Sangat Tinggi 2. 16,5 X ≤ 19,5 17 – 19,5 Tinggi 19 20,7 3. 13,5 X ≤ 16,5 14 – 16,5 Sedang 72 78,3 4. 10,5 X ≤ 13,5 11 – 13,5 Rendah 1 1,1 5. X ≤ 10,5 8 – 10,5 Sangat Rendah Tabel di atas menunjukkan bahwa 72 siswa 78,3 memperoleh skor berkisar 14 hingga 16,5. Tidak ada resepsi siswa yang termasuk kategori sangat tinggi dan sangat rendah. Berikutnya, faktor pendidikan dalam aspek psikologi cerpenis laki-laki. Pada faktor ini terdiri atas 4 pernyataan dengan nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 1, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Mi = 12 44 + 41 = 12 16+4 = 10 SDi = 16 44 – 41 = 16 16-4 = 2 Setelah mendapatkan hasil Mi dan SDi maka dapat dikategorikan ke dalam tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa. Tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dilihat dari aspek sosiologi cerpenis, khususnya faktor pendidikan. Tabel 34: Konversi Rerata Skor dan Distribusi Frekuensi Resepsi Siswa Dilihat dari Faktor Pendidikan Cerpenis Laki-Laki No. Interval Skor Interval Kategori Frekuensi Persentase 1. X 13 14 – 16 Sangat Tinggi 2. 11 X ≤ 13 12 – 13 Tinggi 4 4,3 3. 9 X ≤ 11 10 – 11 Sedang 81 88 4. 7 X ≤ 9 8 – 9 Rendah 7 7,6 5. X ≤ 7 4 – 7 Sangat Rendah Tabel di atas menunjukkan bahwa 81 siswa 88 memperoleh skor berkisar 10 hingga 11. Tidak ada resepsi siswa yang termasuk kategori sangat tinggi dan sangat rendah. Berikutnya, faktor mata pencaharian dalam aspek sosiologi cerpenis laki-laki. Pada faktor tersebut terdiri atas 4 pernyataan dengan nilai tertinggi 4 dan nilai terendah 1, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Mi = 12 44 + 41 = 12 16+4 = 10 SDi = 16 44 – 41 = 16 16-4 = 2 Setelah mendapatkan hasil Mi dan SDi maka dapat dikategorikan ke dalam tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa. Tabel tingkat kecenderungan resepsi siswa digunakan untuk mengetahui tingkat resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dilihat dari aspek psikologi cerpenis, khususnya faktor mata pencaharian. Tabel 35: Konversi Rerata Skor dan Distribusi Frekuensi Resepsi Siswa dari Faktor Mata Pencaharian Cerpenis Laki-Laki No. Interval Skor Interval Kategori Frekuensi Persentase 1. X 13 14 – 16 Sangat Tinggi 2. 11 X ≤ 13 12 – 13 Tinggi 1 1,1 3. 9 X ≤ 11 10 – 11 Sedang 79 85,9 4. 7 X ≤ 9 8 – 9 Rendah 12 13 5. X ≤ 7 4 – 7 Sangat Rendah Tabel di atas menunjukkan bahwa 79 siswa 85,9 memperoleh skor berkisar 10 hingga 11. Tidak ada resepsi siswa yang termasuk kategori sangat tinggi dan sangat rendah. Setelah diketahui interval skor pada setiap faktor dalam aspek sosiologi cerpenis laki-laki, kemudian dilakukan pengkategorian pada data resepsi siswa tersebut. Berikut tabel tingkat kecenderungan resepsi 72 siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dilihat dari aspek sosiologi cerpenis. Tabel 36: Tingkat Kecenderungan Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki-Laki Dilihat dari Aspek Sosiologi Cerpenis Faktor Kategorisasi TS T S R RS a. Kelas Sosial 0 siswa 45 siswa 48,9 47 siswa 51,1 0 siswa 0 siswa b. Latar Belakang Budaya 0 siswa 19 siswa 20,7 72 siswa 78,3 1 siswa 1,1 0 siswa c. Pendidikan 0 siswa 4 siswa 4,3 81siswa 88 7 siswa 7,6 0 siswa d. Mata Pencaharian 0 siswa 1 siswa 1,1 79 siswa 85,9 12 siswa 13 0 siswa Jumlah 75 303,3 21,7 Rata-rata 18,75 75,825 5,425 Resepsi siswa terhadap keterkaitan kelas sosial cerpenis laki-laki dengan unsur pembangun cerpen merupakan faktor yang paling banyak memperoleh skor, terbukti 1 siswa 1,1 termasuk kategori tinggi dan 79 siswa 85,9 termasuk kategori sedang, sedangkan keterkaitan mata pencaharian cerpenis dengan unsur pembangun merupakan faktor yang paling sedikit memperoleh skor, terbukti 12 siswa 13 termasuk kategori rendah. Berikut bentuk pie chart hasil rata-rata penghitungan kategorisasi skor siswa tiap faktor dalam resepsi tersebut. Gambar 10: Pie Chart Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki- Laki Dilihat dari Aspek Sosiologi Cerpenis Laki-Laki Pie chart di atas menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa 18,75 termasuk kategori tinggi, 70 siswa 75,825 termasuk kategori sedang, dan 5 siswa 5,425 termasuk kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dari keterkaitan aspek sosiologi cerpenis dengan unsur pembangun cerpen termasuk kategori sedang sebab mayoritas siswa termasuk kategori sedang. 3. Perbedaan Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan dengan Cerpen Karya Cerpenis Laki-Laki Setelah diketahui hasil resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpen karya cerpenis laki-laki, kemudian dilakukan perbandingan kedua resepsi siswa tersebut untuk mengetahui perbedaan hasil keseluruhan resepsi cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki. Data yang akan dibandingkan adalah Mean dan SD dalam data statistik 18,75 75,83 5,43 sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah 74 deskriptif. Perbedaan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki ini akan disampaikan dengan tabel dan histogram. Tabel 37: Perbedaan Hasil Keseluruhan Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan dan Cerpenis Laki-Laki Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki- Laki Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan Mean SD Mean SD 96,53 4,97 96,32 4,76 Tabel di atas menunjukkan bahwa resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan lebih rendah dibandingkan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki. Mean hasil keseluruhan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki adalah 96,53 dengan SD 4,97 yang berarti berada di atas Mean Ideal 90 danSD Ideal 18, sedangkan Mean hasil keseluruhan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan adalah 96,32 dengan SD 4,76 yang berarti berada di atas Mean Ideal 90 dan SD Ideal 18. Selisih rata-rata kedua resepsi tersebut sebesar 0,21 dan standar devisiasi sebesar 0,21. Setelah diketahui perbedaan hasil keseluruhan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki, kemudian dilakukan perbandingan kedua resepsi siswa dilihat dari keterkaitan aspek psikologi dan aspek sosiologi cerpenis dengan unsur pembangun cerpen untuk mengetahui perbedaan resepsi cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki dari aspek psikologi dan sosiologi cerpenis. Data yang akan dibandingkan adalah Mean dan SD dalam data statistik deskriptif. Perbedaan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki ini akan disampaikan dengan tabel. Tabel 38: Perbedaan Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan dan Cerpenis Laki-Laki Dilihat dari Aspek Psikologi Cerpenis Faktor Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki-Laki Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan Mean SD Mean SD Kecerdasan Emosional 12,61 1,26 11,92 1,25 Kecerdasan Intelektual 16,53 1,73 15,99 1,48 Religiusitas 6,30 0,75 5,97 0,96 Kreativitas 18,37 2,1 19,19 1,95 Total 53,82 3,00 53,07 3,43 Tabel di atas menunjukkan bahwa resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan lebih rendah dibanding dengan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki. Mean resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki dari keterkaitan aspek psikologi dengan unsur pembangun cerpen adalah 53,82 dengan SD 3,00 yang berarti berada di atas Mean Ideal 50, yaitu sepertiga SD Ideal 10, sedangkan Mean resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dari keterkaitan aspek psikologi dengan unsur pembangun cerpen adalah 53,07 dengan SD 3,42 yang berarti berada di atas Mean Ideal 50, yaitu sepertiga SD Ideal 10. Hal tersebut dibuktikan dari selisih rata-rata sebesar 0,75 dan selisih standar deviasi sebesar 0,43. Berikutnya, perbedaan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki dilihat dari keterkaitan aspek sosiologi dengan unsur pembangun cerpen.Data yang dibandingkan adalah Mean dan SD dalam data statistik deskriptif. Perbedaan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dan cerpenis laki-laki ini disampaikan dengan tabel. 76 Tabel 39: Perbedaan Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan dan Cerpenis Laki-Laki Dilihat dari Aspek Sosiologi Cerpenis Faktor Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Laki-Laki Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan Mean SD Mean SD Kelas Sosial 5,23 0,86 5,29 0,80 Latar Belakang Budaya 16,33 1,77 15,44 1,61 Pendidikan 10,61 1,59 10,87 1,17 Mata Pencaharian 10,49 1,28 11,63 0,91 Total 42,68 3,40 43,23 2,75 Tabel di atas menunjukkan bahwa resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan lebih rendah dibandingkan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki-laki. Mean resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis laki- laki dari keterkaitan aspek sosiologi dengan unsur pembangun cerpen adalah 42,68 dengan SD 3,40 yang berarti berada di atas Mean Ideal 40, yaitu setengah SD Ideal 8, sedangkan Mean resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dari keterkaitan aspek sosiologi dengan unsur pembangun cerpen adalah 43,23 dengan SD 2,75 yang berarti berada di atas Mean Ideal 40, yaitu sepertiga SD Ideal 8. Hal tersebut dibuktikan dari selisih rata-rata sebesar 0,55 dan standar deviasi kedua resepsi tersebut sebesar 0,65.

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan

Dari hasil penghitungan statistik lihat tabel 5 dan tabel 6 halaman 42, dapat diketahui bahwa 70,65 65 siswa mampu memahami keterkaitan aspek psikologi dan aspek sosiologi cerpenis perempuan dengan unsur pembangun cerpen. Cerpen Pemanggil Bidadari dan Ayah Pulang yang sudah diberi tanggapan oleh siswa termasuk dalam kategori sedang. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 4 Yogyakarta memberikan tanggapan yang beragam terhadap cerpen karya cerpenis perempuan. Resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan termasuk kategori sedang dikarenakan umumnya siswa kurang bahkan tidak mengenal cerpenis yang karyanya digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, kurangnya minat membaca siswa terhadap karya sastra. Umumnya siswa membaca karya sastra hanya ketika guru memberikan tugas. Siswa juga mengeluh ketika guru memberikan tugas untuk membaca karya sastra. Berikut pembahasan resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dilihat dari keterkaitan aspek psikologi dan sosiologi cerpenis perempuan dengan unsur pembangun cerpen. a. Resepsi Siswa terhadap Cerpen Karya Cerpenis Perempuan Dilihat dari Aspek Psikologi Cerpenis Resepsi siswa terhadap cerpen karya cerpenis perempuan dilihat dari keterkaitan aspek psikologi dengan unsur pembangun cerpen termasuk kategori sedang dengan persentase 80,43 74 siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu memahami keterkaitan aspek psikologi dengan unsur pembangun cerpen. Resepsi tersebut terdiri dari 4 pernyataan, yaitu 2 pernyataan butir nomor 1-2 mengenai pemahaman siswa terhadap kecerdasan emosional cerpenis dalam menggambarkan watak tokoh dan 2 pernyataan butir nomor 3-4 mengenai pemahaman siswa terhadap keterkaitan kecerdasan emosional cerpenis dalam menguraikan alur cerita. 78 Noviana Kusumawardhani cerpenis cerpen Pemanggil Bidadari menggambarkan watak tokoh Ratri dengan kuat. Dari hasil penelitian, 62 57 siswa sependapat dengan butir nomor 1. Cerpenis perempuan kuat dalam menggambarkan watak tokoh Ratri yang tegar dan penyayang dalam cerpen Pemanggil Bidadari butir nomor 1. Cara menggambarkan watak tokoh yang jelasmelalui perbuatan atau tingkah laku dan pikiran sang tokoh Ratri. Watak tokoh Ratri yang digambarkan konsisten atau tidak berubah-ubah. Watak tokoh Ratri yang tegar dan penyayang ditunjukkan dengan beberapa kalimat sebagai berikut. Kupanggil berkali-kali perempuan bermata sorga itu. Aku benar-benar rindu memanggil Bidadari. Aku rindu kunang- kunang yang keluar dari bumi. Aku rindu ibuku. Aku rindu malam. Aku rindu bersujud pada bumi. Aku rindu melihat wajah-wajah bahagia di desaku. Aku rindu hidup. Pada tahun ke 9 setelah kematian Simbah Ibu aku putuskan kembali ke desaku. Kusumawardhani, 2012 Beberapa kalimat tersebut menunjukkan bahwa Ratri begitu menyayangi nenek, ibu, dan desanya. Selain itu, dia juga sangat menyayangi warga desanya sehingga dia merindukan warga desanya hidup bahagia.Walaupun dia masih belum bisa menerima kematian neneknya, dia menunjukkan ketegaran hatinya dengan memutuskan kembali ke desanya untuk melanjutkan ritual memanggil Bidadari yang sudah lama ditinggalkan. Ratna Indraswari cerpenis cerpen Ayah Pulang juga menggambarkan watak tokoh Ayah dengan kuat.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 73,9 68 siswa sependapat dengan pernyataan nomor 2. Cerpenis perempuan kuat dalam menggambarkan watak tokoh Ayah yang penyayang keluarga dalam cerpen Ayah Pulang. Cara menggambarkan watak tokoh yang jelas melalui percakapan tokoh Ayah dengan putri-putrinya. Watak tokoh Ayah juga digambarkan secara konsisten atau tidak berubah-ubah. Watak tokoh Ayah yang penyayang keluarga ditunjukkan dengan beberapa kalimat sebagai berikut. Sungguh sejak dulu aku merasa, Ayah lebih mencintai Yu Ning, sekalipun Ayah selalu bilang, “Kalian berdua adalah harta yang tak ternilai bagiku. Aku kasihan dengan Mbakmu, sejak kecil harus berperan sebagai ibu kita. Ibrahim, 2009 Kutipan paragraf di atas menunjukkan bahwa tokoh Ayah sangat menyayayangi kedua putrinya. Bagi tokoh Ayah, Yu Ning dan tokoh Aku adalah hal yang sangat berharga. Ayah juga sangat menyayangi Yu Ning yang mampu berperan sebagai ibu setelah kematian ibunya. Hanya saja, tokoh Aku justru merasa bahwa tokoh Ayah lebih menyayangi Yu Ning. Selanjutnya, sebagian besar siswa sependapat dengan pernyataan pada butir nomor 3 bahwa cerpenis perempuan pandai mendeskripsikan secara jelas sehingga siswa merasakan hal yang dialami tokoh Ratri dalam cerpen Pemanggil Bidadari. Sebanyak 52,2 48 siswa juga sependapat bahwa cerpenis perempuan pandai mendeskripsikan secara jelas sehingga siswa merasakan yang dialami tokoh Ayah dalam cerpen Ayah Pulang butir nomor 4. Walaupun ada beberapa siswa yang tidak sependapat dengan kedua pernyataan tersebut, namun siswa masih memahami uraian alur cerita dalam kedua cerpen tersebut. Alur atau plot cerita yang digambarkan dalam kedua cerpen dideskripsikan secara jelas mulai dari awal perkenalan, ketika tokoh menghadapi konflik hingga konflik selesai.