TK Negeri 2 Yogyakarta HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

105 mengikutsertakan anak yang memang berpotensi besar pada suatu bidang. Jadi intinya kendala yang dihadapi apabila anak tidak berpotensi di suatu bidang ekstrakurikuler maka tidak kita ikutsertakan dan kita akan alihkan ke bidang ek strakurikuler yang sekiranya dia memang berminat dan mempunyai bakat. ” 1462016 B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kompetensi pedagogik yang dimiliki guru TK Negeri 2 Yogyakarta dan TK Laboratori Pedagogia serta faktor penghambat kompetensi pedagogik di TK Negeri 2 Yogyakarta dan TK Laboratori Pedagogia. Guru yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan ketetapan pemerintah menjadi hal yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Berdasarkan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru professional harus memiliki kualifikasi akademik dan standar kompetensi. Standar kompetensi yang harus dimiliki guru selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bab VI pasal 28 yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

1. Kompetensi Pedagogik

A. TK Negeri 2 Yogyakarta

1 Pemahaman wawasan dan Landasan kependidikan Guru harus memiliki pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan yang 106 dimiliki oleh guru bisa didapat karena guru memiliki latar belakang pendidikan yang baik atau sesuai dengan bidang, dengan memiliki latar belakang pendidikan keilmuan yang baik seorang guru akan paham tentang hakikat pendidikan dan konsep pendidikan. Jejen musfah 2011:31 menjelaskan pemahaman yang benar tentang konsep pendidikan akan membuat guru sadar bagaimana harus bersikap di sekolah dan masyarakat, dan bagaimana cara memenuhi kualifikasi statusnya sebagai guru profesional. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pendidikan anak usia dini, bahkan ada seorang guru yang melanjutkan pendidikan hingga S2. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan merupakan fondasi utama dalam pendidikan, hal ini perlu diperhatikan untuk dapat meningkatkan kompetensi guru. Dengan memahami wawasan pendidikan dan memiliki landasan pendidikan yang sesuai seorang guru bisa menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif, efektif, dan efisien. Hal ini dibuktikan dari data sekolah TK Negeri 2 Yogyakarta yang memiliki total 9 guru berlatar belakang pendidikan yang sesuai ditambah dengan pengalaman- pengalaman mengajar yang mereka miliki sehingga membuat belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. 2 Pemahaman tentang peserta didik Pemahaman karakteristik siswa dilakukan dengan memahami keunggulan dan kekurangan siswa. Menurut Sukmadinata 2006: 197, 107 bahwa guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Setiap guru di TK Negeri 2 Yogyakarta diwajibkan untuk mengenal karakter masing-masing anak untuk bisa memahami keunggulan dan kekurangan peserta didik. Setiap anak didik memiliki karakter mereka masing-masing sehingga dalam hal belajar guru tidak bisa menyama ratakan. Guru harus selalu belajar mengenai karakter siswa dan yang lebih penting berlatih bagaimana cara menghadapi karakter tersebut agar tidak terjebak pada sikap yang merugikan masa depan siswa dan mencoreng integritas guru sebagai pendidik Jejen Musfah, 2011: 34 . Guru TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki cara yang berbeda dalam hal menangani peserta didik sesuai dengan karakteristik masing-masing. Dalam menangani anak yang pendiam guru akan lebih sering memberikan kesempatan berbicara di depan umum dibanding anak yang memang sudah aktif. Hal ini bertujuan untuk membiasakan anak pendiam untuk dapat berbicara dan menghilangkan rasa malu peserta didik itu sendiri, sedangkan untuk anak yang tidak memperhatikan pada saat pembelajaran atau hyperaktif guru dengan sabar mengingatkan. Tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pengajaran yang memberikan harapan, bukan yang menakutkan. Dalam proses mengajar dan mendidik itu, setiap guru perlu memiliki kesabaran dan kasih sayang 108 terhadap para siswanya, hingga mereka benar-benar telah menjadi pribadi dewasa Jejen Musfah, 2011: 33. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta menyadari bahwa tidak baik dalam menegur peserta didik dengan nada tinggi terhadap anak yang dianggap mengganggu pembelajaran. Guru perlu menjadikan peserta didik sebagai mitra kerja atau sahabat, dengan cara tersebut anak akan menjadi lebih mudah untuk diatur karena sudah merasa memiliki respek terhadap guru. 3 Pengembangan kurikulum Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu program rancangan belajar mengajar yang dipedomani oleh pendidik dan peserta didik. Sebagai seorang pendidik diharapkan untuk bisa mengembangkan kurikulum yang ada guna mendukung proses belajar mengajar agar lebih maksimal. Menurut Marselus R Payong 2011: 34, bahwa tugas para guru adalah mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam silabus dan rencana pelaksana pembelajaran RPP. Selain itu para guru diberikan kewenangan untu mengembangkan bahan ajar dan berbagai perangkat pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran yang optimal. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta dalam merencanakan silabus dan RPP sudah menjadi hal yang biasa. Pembuatan silabus dan RPP sudah tersusun beberapa bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta mengembangkan 109 silabus disesuaikan dengan tema agar tidak menyimpang terlalu jauh. Guru akan menyusun tema sesuai dengan kemampuan sumber daya dari guru dan lingkungan sekitar. 4 Perancangan pembelajaran Guru mengetahui apa yang akan diajarkannya pada siswa. Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran setiap akan mengajar Jejen Musfah, 2011: 36. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, model pembelajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta merencanakan model pembelajaran apa yang akan mereka pakai dalam satu semester, meskipun kurikulum yang dipakai oleh guru sama akan tetapi guru dibebaskan untuk menentukan model pembelajaran yang akan dipakai. Model pembelajaran yang dipakai guru TK Negeri 2 Yogyakarta berbeda-beda tergantung guru. Ada yang menggunakan model pembelajaran sentra dan ada yang menggunakan model pembelajaran sudut. Model pembelajaran sentra yang digunakan guru TK Negeri 2 Yogyakarta merupakan model pembelajaran yang membuat guru menjadi aktif dalam pembelajaran sebagai fasilitator. Pada proses pembelajaran peserta didik duduk membentuk lingkaran dan guru berada didalam 110 lingkaran, sedangkan untuk model pembelajaran sudut merupakan model pembelajaran yang setting atau alat bermain dikelompokkan di sudut masing-masing. Sudut yang ada adalah sudut keluarga, sudut keagamaan, sudut alam sekitar, sudut budaya, dan sudut pembagunan. Peserta didik akan dibebaskan dalam memilih sudut mana yang akan mereka kerjakan atau dibuka, akan tetapi tidak semua sudut akan dibuka dalam satu hari. Dalam satu hari sudut untuk pembelajaran inti ada 3 sudut yang akan dibuka atau dikerjakan peserta didik. Penggunaan media juga perlu direncanakan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki media atau alat peraga masing-masing. Sebelum proses belajar mengajar guru TK Negeri 2 Yogyakarta sudah merencanakan atau merancang media pembelajaran yang bisa menarik rasa ingin tahu peserta didik. Setiap guru sebisa mungkin untuk membuat atau merancang alat peraga yang menarik agar pembelajaran tidak monoton yang bisa membuat peserta didik merasa jenuh atau bosan dengan pembelajaran. 5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pembelajaran mendidik adalah pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan ketrampilan. Karena itu pembelajaran yang dibuat guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip motivasional yang baik, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk belajar Marselus R Payong, 2011: 111 36. Kemampuan guru untuk mempengaruhi siswa untuk mau belajar lebih aktif dapat dilihat dari pemberian stimulus atau rangsangan yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran untuk bisa memancing siswa menjadi aktif. Guru di TK Negeri 2 Yogyakarta selalu memberi motivasi berupa pemberian bonus atau reward untuk anak yang dianggap aktif dan bisa dalam pembelajaran berupa bintang yang kemudian dapat ditempelkan peserta didik di tempat duduk mereka, selain pemberian reward guru juga memanfaatkan alat peraga yang bisa memotivasi anak untuk mau belajar dengan antusias. Cara lain yang digunakan oleh guru TK Negeri 2 Yogyakarta untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang bisa memunculkan rasa ingin belajar siswa adalah dengan cara menggunakan media pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru berupa majalah yang didalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik bagi peserta didik. Gambar yang menarik tersebut akan membuat anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran. Mengajar adalah proses dua arah, yaitu dimana siswa dapat mengklarifikasi hal-hal yang belum dipahaminya dari apa saja yang sedang disampaikan guru dalam kelas. Jika mengajar merupakan proses satu arah, kita akan belajar dengan baik dan memuaskan dari buku dan video, dan kehadiran guru tidak dibutuhkan lagi Jejen Musfah, 2011: 38. Guru harus menggunakan pendekatan-pendekatan komunikasi yang lebih manusiawi dalam berinteraksi dengan para siswa karena siswa adalah partnernya. 112 Dalam kaitan dengan itu maka guru harus mengembangkan sikap yang positif terhadap siswa, memperlakukan mereka sebagai subjek yang sedang berkembang dengan segala keunikannya, dan membantu mereka dalam merealisasikan segenap potensi yang dimilikinya melalui interaksi pedagogis yang bermakna Marselus R Payong, 2011: 40. Guru di TK Negeri 2 Yogyakarta dalam hal berkomunikasi dengan peserta didik berjalan dengan baik. Guru menjadikan murid sebagai mitra kerja dan mengikuti apa keinginan anak tanpa menghilangkan nilai kedisiplinan. sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak canggung untuk berinteraksi dengan guru, dan kedekatan guru dengan peserta didik begitu terasa dalam pembelajaran. 6 Pengembangan potensi peserta didik Siswa sebagai individu memiliki berbagai bakat dan kemampuan yang beragam. Karena itu tugas guru adalah meciptakan kondisi sedemikian rupa agar berbagai potensi dan kemampuan yang beragam itu dapat dikembangkan secara optimal. Salah satu wahana untuk mengembangkan kemampuan, potensi, bakat atau minat siswa adalah melalui kegiatan- kegiatan ekstrakurikuler Marselus R. Payong, 2011:38. TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki banyak ekstrakurikuler sabagai wahana mengembangkan kemampuan peserta didik. Ekstrakurikuler yang ada di TK Negeri 2 Yogyakarta antara lain MMP Membaca Menulis Permulaan, bermain peran, membaca iqro, vocal atau bernyanyi, bermain drum, 113 renang, computer, Bahasa Inggris, melukis, senam, drumband, dan fashion show. Kegiatan ekstrakurikuler di TK Negeri 2 Yogyakarta sangat beragam, mulai dari yang wajib diikuti oleh semua peserta didik dan yang sesuai dengan bakat dan minat dari peserta didik. Para guru dapat melibatkan diri menjadi Pembina kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler secara spesifik sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Guru yang berbakat olahraga dapat menjadi Pembina olahraga siswa. Guru yang berbakat kesenian dapat menjadi pembina kesenian siswa Marselus R Payong, 2011: 38. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di TK Negeri 2 Yogyakarta menggunakan atau memanggil guru dari luar yang dianggap lebih ahli, meskipun menggunakan guru dari luar, guru TK Negeri 2 Yogyakart tetap memiliki peran sebagai koordinator dan pendamping kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu kegiatan ekstrakurikuler agar berjalan lancer dan maksimal. 7 Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru untuk mengukur dan menilai berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Marsel R Payong 2011: 40, bahwa salah satu tugas utama guru dalam pembelajaran adalah menilai proses dan hasil pembelajaran. Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara komprehensif. Guru TK Negeri 2 Yogyakarta melakukan evaluasi 114 dengan berbagai cara. Cara penilaiannya bisa menggunakan berbagai cara, diantaranya dengan observasi, percakapan, unjuk kerja, hasil karya, dan penugasan. Hasil-hasil penilaian ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan, mendiagnosis kelemahan-kelemahan atau kesulitan- kesulitan yang dialami peserta didik. Hal yang dievaluasi atau dinilai di TK Negeri 2 Yogyakarta tidak hanya dari hasil, akan tetapi proses perkembangan anak akan dilihat dari hari-kehari. Dengan catatan anekdot guru membuat catatan kegiatan perkembangan anak dari hari ke hari. Guru mengevaluasi hasil belajar anak dengan melihat bagaimana saat anak menyelesaikan tugas, apabila anak menyelesaikan tugas dengan mandiri akan diberikan nilai mulai berkembang. TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki penilaian dengan kategori mulai berkembang, belum berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik

B. TK Laboratori Pedagogia