68
No Nama
Ukuran
7 Ruang Perpustakaan
2 x 2,5 m 8
Ruang Ibadah 4 x 2 m
9 Gudang
2 x 1,5 m 10  Kolam Renang
7 x 4,5 m 11  Ruang Bilas
4 x 2,5 x 2 m 12  Ruang Kelas
40 m² Sarana  yang ada di  TK  Laboratori Pedagogia juga cukup memadai,
hal itu bisa dilihat dari kelengkapan media pembelajaran di kelas seperti kursi,  meja,  papan  tulis,  dan  alat  pembelajaran  seperti  balok,  majalah,
dan  pensil  warna  yang  digunakan  untuk  mendukung  proses  belajar mengajar.
2. Kompetensi Pedagogik Guru
a. TK Negeri 2 Yogyakarta
Kompetensi  pedagogik  merupakan  kemampuan  guru  dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Penelitian yang telah dilakukan
di  TK  Negeri  2  Yogyakarta  mengenai  kompetensi  pedagogik  guru mencakup  7  tujuh  sub-kompetensi  yaitu  pemahaman  wawasan  atau
landasan kependidikan,
pemahaman tentang
peserta didik,
melaksanakan atau
mengembangkan kurikulum,
perancangan pembelajaran,  komunikasi  dengan  peserta  didik  atau  pelaksanaan
pembelajaran  yang  mendidik  dan  dialogis,  pengembangan  potensi peserta didik, serta penilaian dan evaluasi. Berikut ini data yang didapat
69
dengan  menggunakan  teknik  pengumpulan  data  observasi,  wawancara, dan dokumentasi:
1 Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Guru  memiliki  latar  belakang  pendidikan  keilmuan  sehingga memilki  keahlian  secara  akademik  dan  intelektual.  Merujuk  pada
sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis kepada mata pelajaran, guru  seharusnya  memiliki  kesesuaian  antara  latar  belakang  keilmuan
dengan  subjek  yang  dibina.  Secara  otentik  hal  tersebut  dapat dibuktikan  dengan  ijazah  akademik  dari  lembaga  pendidikan  yang
diakreditasi  pemerintah.  Hal  ini  dijelaskan  oleh  MJ  selaku  wali  kelas B4 TK Negeri 2 Yogyakarta:
“Guru harus memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai untuk bisa menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif.
Kebetulan setiap guru disini sudah memenuhi kualifikasi dan sudah berkompeten dalam bidangnya, hal ini bisa dilihat dari
tingkat  pendidikannya  berkualifikasi  pada  S1  bahkan  ada
yang S2” 162016 Senada  dengan  yang  disampakan  oleh  ES  selaku  wali  kelas  B5
TK Negeri 2 Yogyakarta: “Semua  guru  di  TK  Negeri  2  Yogyakarta  rata-rata  sudah
memiliki  latar  belakang  pendidikan  yang  sesuai  sehingga dalam  proses  belajar  mengajar  dapat  berjalan  dengan  baik.
Hal tersebut juga didukung oleh guru senior sehingga dalam
hal pengalaman mengajar sudah cukup” Pemahaman  wawasan  atau  landasan  pendidikan  merupakan
fondasi  utama  dalam  pendidikan,  hal  ini  perlu  diperhatikan  untuk
70
dapat  meningkatkan  kompetensi  guru.  Dengan  memahami  wawasan pendidikan  dan  memiliki  landasan  pendidikan  yang  sesuai  seorang
guru bisa menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif, efektif, dan  efisien.  Hal  ini  dibuktikan  dari  data  sekolah  TK  Negeri  2
Yogyakarta  yang  memiliki  total  9  guru  berlatar  belakang  pendidikan yang sesuai ditambah dengan pengalaman-pengalaman mengajar yang
mereka miliki sehingga membuat belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
2 Pemahaman tentang peserta didik
Guru  harus  mengenal  dan  memahami  siswa  dengan  baik, memahami
tahap perkembangan
yang telah
dicapainya, kemampuannya,  keunggulan  dan  kekurangannya,  hambatan  yang
dihadapi  serta  faktor  dominan  yang  mempengaruhinya.  Hal  ini dijelaskan oleh MJ selaku guru TK Negeri 2 Yogyakarta:
“Sebagai  guru  memang  harus  atau  diwajibkan  mengenal karakter  masing-masing  anak.  Jadi  anak  yang  sikapnya
agresif  guru  selalu  mengingatkan  sedangkan  murid  yang pendiam  guru  harus  bisa  memotivasi  atau  memancing  anak
untuk mau berbicara, berkomunikasi, bermain dengan teman- temannya. Anak  yang susah bersosialisasi akan terlihat  pada
saat bermain dan bergerombol dengan teman.
” 0162016 Sama  halnya  dengan  apa  yang  dijelaskan  oleh  ES  selaku  wali
kelas B5 TK Negeri 2 Yogyakarta: “Anak didik pasti memiliki karakteristik yang berbeda, cara
saya  menyikapinya  dengan  memahami  satu  individu,  antara satu  anak  dengan  anak  yang  lain  cara  memahaminya  harus
71
berbeda.  Belajar  memahami  karakteristik  masing-masing anak didik tidak boleh di sama ratakan setiap anak, untuk hal
pembelajaran  memang  sama  namun  untuk  kekuatan, kecepatan,  dan  pemahaman  saya  tidak  boleh  menyamakan
karena  setiap  anak  memiliki  kemampuan  yang  berbeda.
” 3152016
Setiap  individu  peserta  didik  adalah  unik,  masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter masing-masing.
Penanganan  anak  dengan  berbagai  karakternya  tidak  bisa  disama ratakan,  seorang  guru  harus  memiliki  cara  yang  berbeda  dalam
menghadapi  anak  sesuai  dengan  karakter.  Hal  tersebut  sesuai  dengan observasi  peneliti  pada  saat  mengikuti  proses  pembelajaran  di  TK
Negeri 2 Yogyakarta. Pada saat proses pembelajaran ES memiliki cara untuk menangani anak yang pendiam dan agresif. Dalam pembelajaran
ES lebih sering memberikan kesempatan berbicara lebih kepada anak yang  pendiam  untuk  membiasakan  anak  berbicara  didepan  kelas,
sedangkan  anak  yang  agresif  atau  kurang  memperhatikan  guru menegur  dengan  halus  ketika  ada  anak  yang  berbicara  sendiri  disaat
anak-anak yang lain sedang menyanyikan lagu etika lalu lintas. Berbagai  karakteristik  anak  memang  bermacam-macam,  dalam
penanganan  anak  yang  memiliki  karakteristik  yang  tidak  bisa  diam atau  bisa  dikatakan  hyperaktif  seorang  guru  harus  memiliki  cara
masing-masing dalam penanganan anak dengan karakteristik tersebut. Sebagai guru apalagi guru TK tidak baik untuk menegur anak dengan
72
nada yang tinggi, dalam menegur peserta didik harus lebih dihaluskan. Guru  juga  perlu  menjadikan  peserta  didik  sebagai  mitra  kerja  atau
sahabat, dengan cara tersebut anak akan menjadi mudah untuk diatur. Hal ini dijelaskan oleh ES:
“Saya  tidak  mengatakan  itu  sebagai  hyper  aktif,  tetapi  saya katakan  anak  perlu  perhatian  khusus,  Intinya  adalah
menjadikan  anak  tersebut  sabagai  sahabat  atau  mitra  kerja kita  bukan  menjadi  musuh  kita,  apabila  menegur  anak
seharusnya tidak boleh dengan nada yang tinggi namun lebih dihaluskan lagi. Menjadikan murid sebagai teman atau mitra
kerja  namun  juga  kita  tetap  menanmkan  sikap  disiplin kepada  anak,  waktunya  belajar  digunakan  untuk  belajar,
waktu  bermain  digunakan  untuk  bermain,  apabila  guru konsisten nanti lama-kelamaan anak  akan nurut sama guru.
” 3152016
Untuk  mempermudah  memahami  karakteristik  peserta  didik sebagai guru harus bisa dekat dengan anak. Menjadi guru yang disukai
oleh peserta didik menjadi hal penting untuk mempermudah guru lebih mengenal  karakteristik  peserta didik. Kedekatan  dengan peserta didik
dibuktikan  oleh  hasil  observasi  peneliti  ketika  sepulang  sekolah,  ada seorang anak yang menangis karena belum dijemput oleh orangtuanya,
MJ  sebagai  guru  menenangkan  anak  tersebut  dengan  mengajak bermain di halaman.
3 Melaksanakan atau mengembangkan kurikulum
Kurikulum  merupakan  seperangkat  rencana  dan  pengaturan tentang  kompetensi  yang  dibakukan  dan  cara  penyampaiannya
disesuaikan  dengan  keadaan  dan  kemampuan  daerah.  Kurikulum
73
dilaksanakan  dalam  rangka  membantu  anak  didik  mengembangkan berbagai  potensi  baik  psikis  dan  fisik  yang  meliputi  moral  dan  nilai-
nilai  agama,  kognitif,  bahasa,  fisikmotorik,  kemandirian  dan  seni untuk  siap  memasuki  pendidikan  dasar.  Kurikulum  tidak  akan
memiliki  makna  jika  guru  tidak  mampu  meraciknya  menjadi  rencana kegiatan  yang  akan  digunakan  sebagai  panduan  pembelajaran.
Karenanya kreativitas
guru dalam
merancang pembelajaran
berdasarkan  kurikulum  yang  ada  sangatlah  dibutuhkan.  Untuk  guru TK  Negeri  2  Yogyakarta  pembuatan  silabus  dan  RPP  merupakan
peran  seorang  guru  dalam  pengembangan  kurikulum.  Pembuatan silabus dan RPP sudah tersusun beberapa bulan sebelum tahun ajaran
baru  dimulai.  Hal  ini  dijelaskan  oleh  MJ  selaku  guru  TK  Negeri  2 Yogyakarta:
“Iya beberapa bulan sebelumnya sudah harus tersusun RPP. Kita  tidak  RPP,  kita  itu  rencana  kegiatan  harian  RKH
karena  kita  masih  mengunakan  ktsp.    Kalau  yang  2013  itu sudah  rpph,rppm.
Kita  kalo  untuk  penyusunan,  ini  kan  mau tahun  ajaran  baru  masa-masa  seperti  ini  kita  menyusun
program  dari  silabus  yang  terdiri  dari  berbagai  macam,  ada program  semester,  tema  sub-tema,  rppm,  rpph,  dan  rencana
penilaian yang sudah ada. Besok sebelum ajaran baru dimulai itu semua sudah ditandatangani sama dinas pendidikan yang
namanya  kurikulum  ktsp.  Didalam  ktsp  itu  ada  dokumen  1 dan dokumen 2 yang dimiiki semua guru.
” 162016 Senada dengan penjelasan dari ibu ES selaku wali kelas B5:
“Pasti  menyusun  satu  bulan  atau  dua  bulan  sebelum  tahun ajaran  baru  dari  program  semester,  mingguan,  harian  harus
sudah agar kegiatan menjadi lebih lancar. ” 3152016
74
4 Perancangan pembelajaran
Sebagai  seorang  guru  harus  mengetahui  apa  yang  akan diajarkannya  pada  siswa.  Guru  menyiapkan  model  dan  media
pembelajaran  setiap  akan  mengajar.  Dalam  hasil  wawancara  di  TK Negeri  2  Yogyakarta  setiap  guru  memiliki  model  pembelajaran  yang
berbeda-beda. MJ selaku guru atau wali kelas B4 menggunakan model pembelajaran  sudut.  Peserta  didik  bebas  memilih  sudut  mana  yang
akan  mereka  kerjakan  terlebih  dahulu  sesuai  dengan  minat  mereka. Setiap  hari  akan  ada  3  sudut  yang  mereka  pilih  untuk  pembelajaran
inti.  Untuk  pembelajaran  pembuka  tidak  perlu  menggunakan  sudut, akan tetapi guru harus selalu menanamkan sudut ketuhanan dan sudut
budaya,  seperti  berdoa  dan  menyanyikan  lagu-lagu  daerah  untuk mengawali pembelajaran
“Pembelajaran  menggunakan  model  pembelajaran  sudut, setingnya dibentuk sudut setiap hari anak didik membukanya
tidak  setiap  sudut,  tetapi  beberapa  sudut  yang  dibuka,  anak- anak  bebas  memilih  sudut  mana  yang  mereka  inginkan
terlebih  dahulu,  guru  tetap  memberi  kebebasan  kepada  anak untuk memilih sudut mana yang akan dikerjakan. Sudut yang
ada  sudut  keagamaan,  sudut  budaya,  sudut  alam  sekitar, sudut  keluarga,  dan  sudut  pembangunan.  Paling  tidak  untuk
pelajaran  inti  ada  3  sudut  yang  dibuka,  anak-anak  bebas memilih apa yang ingin mereka kerjakan terlebih dulu dalam
sudut  manapun  yang  mereka  inginkan,  untuk  pembukaan tidak perlu diberi sudut namun sudut ketuhanan tetap masuk
dalam pembukaan. Sudut budaya juga harus diberikan setiap hari,  setiap  hari  guru  menanamkan  budaya  dan  karakter
kepada  anak  dengan  sikap  doa,  berdoa  sebelum  kegiatan, menyanyikan  lagu  kebangsaan  sebelum  pembelajaran,  dan
percakapan-percakapan dengan tembang budaya
” 162016
75
Berbeda dengan model pembelajaran yang dipakai oleh ES selaku
wali  kelas  B5.  ES  menggunakan  model  pembelajaran  sentra  dalam kegiatan  proses  belajar  mengajar.
Dengan  model  pembelajaran  sentra guru  berperan  aktif  dalam  pembelajaran.  Saat  pembelajaran
berlangsung  guru  terlihat  berkeliling  untuk  mengecek  satu  persatu pekerjaan  peserta  didik.  Peserta  didik  membentuk  sebuah  lingkaran
dan  guru  berada  di  tengah-tengah  peserta  didik.  Jadwal  untuk  sentra berbeda-beda  setiap  harinya.  Hal  ini  dijelaskan  oleh  ES  selaku  wali
kelas B5: “Model  pembelajaran  yang  kita  gunakan  sentra.  Setiap  hari
mempunyai  jadwal  sentra  yang  berbeda-beda,  Senin  MMP membaca  menulis  permulaan,  Selasa  Imtaq  atau  agama,
Rabu  sentra  bermain  peran,  Kamis  sentra  bermain  balok, Jumat bahan alam, dan Sabtu seni dan
musik”. 3152016 Sedangkan  untuk  media  pembelajaran,  setiap  guru  sudah
merancang  media  pembelajaran  masing-masing,  yang  bisa  membuat siswa  menjadi  aktif  dalam  pembelajaran.  Setiap  guru  sebisa  mungkin
untuk  membuat  atau  merancang  alat  peraga  yang  menarik  agar pembelajaran tidak monoton yang bisa membuat peserta didik menjadi
bosan.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  sebelum  pembelajaran  dimulai setiap  guru  sudah  merencanakan  media  atau  alat  peraga  yang  akan
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini dijelaskan oleh TH selaku Kepala Sekolah TK Negeri 2 Yogyakarta:
76
“Untuk  masalah  media  pembelajaran  setiap  guru  sudah memiliki  alat  peraga  masing-masing,  mereka  harus
merencanakan alat peraga atau media yang bisa menarik rasa ingin  tahu  peserta  didik.  Apabila  alat  peraga  yang  mereka
gunakan  menarik  dan  tidak  monoton  sudah  pasti  anak  akan antusias
dalam  mengikuti  pembelajaran  yang  ada.” 262016
5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pada anak-anak usia dini, inisiatif belajar harus muncul dari para guru,  karena  mereka  pada  umumnya  belum  memahami  pentingnya
belajar. Maka guru harus mampu menyiapkan pembelajaran yang bisa menarik  rasa  ingin  tahu  siswa,  yaitu  pembelajaran  yang  menarik  dan
tidak  monoton.  Stimulus-stimulus  seperti  pemberian  motivasi  dan pemberian  bonus  untuk  anak  yang  dapat  mengerjakan  tugas  akan
sangat  penting  untuk  merangsang  anak  menjadi  aktif  dalam pembelajaran. Hal ini disampaikan oleh MJ wali kelas B5:
“Stimulus  yang  digunakan  adalah  dengan  motivasi  yang berupa  ucapan-ucapan,  kemudian  reward  dan  bonus  berupa
bintang  yang  kemudian  ditempelkan  di  tempat  anak mengerjakan.  Bisa  juga  dengan  cara  pujian-pujian  lalu  bisa
juga dengan memperlihatkan alat peraga yang bisa membuat anak  menjadi  senang  dan  antusias  dalam  pembelajaran.
Kegiatan  dibuat  korelasi  misal  disudut  pembangunan  itu membangun bangunan yang tidak harus dengan balok-balok,
seperti  bisa  membuat  bentuk-bentuk  kertas  yang  kemudian potongan kertas tersebut ditempel atau dibentuk
” 162016 Berbeda  dengan  ES  selaku  wali  kelas  B5  yang  menggunakan
media seperti gambar yang ada dalam majalah. Gambar yang menarik akan membuat peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran
77
“Ketika proses pembelajaran berlangsung saya menggunakan suatu gambar untuk merangsang agar anak berani menjawab.
Dengan diberikan rangsangan gambar atau alat peraga anak- anak akan menanyakan dan menyebutkan apa yang ada pada
gambar tersebut..
” 3152016 Dalam pelaksanaan pembelajaran  yang mendidik kegiatan proses
pembelajaran  pasti  akan  memiliki  tujuan  pembelajaran  yang  akan dicapai.  Setiap  guru  pasti  akan  menginginkan  tercapainya  tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan tercapainya perubahan perilaku  atau  kompetensi  pada  siswa  setelah  mengikuti  kegiatan
pembelajaran. Guru
mempunyai cara
masing-masing untuk
menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
peserta didik.
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik bisa dengan memperkenalkan  tema  yang  akan  dipelajari.  Tentu  setiap  tema  akan
memiliki  tujuan  pebelajaran  yang  berbeda-beda.  Hal  ini  dijelaskan oleh MJ selaku guru TK Negeri 2 Yogyakarta:
“Iya kita mengenalkan tema. Setiap hari kita pagi pagi sudah menyambut  anak  dari  luar  itu  sudah  jadi  sop  kita  untuk
menyambut  kedatangan  anak.  Nanti  pada  saat  dikelas diabsen,  setiap  guru  mempunyai  cara  yang  berbeda  dalam
mengabsen  anak  didiknya.  Setelah  selesai  pembukaan sebelum masuk inti kita menanyakan tema pada hari kemarin
dan  menjelaskan  tema  pada  hari  ini,  kalau  ganti  tema  kita harus  bilang  kepada  anak-anak  karena  setiap  tema  akan
memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda” 162016 Hal  ini  sesuai  dengan  pengamatan  peneliti  saat  mengikuti  proses
pembelajaran  di  kelas  B4  dengan  wali  kelas  MJ.  Pada  awal pembelajaran MJ mengenalkan tema yang akan dibahas pada hari itu.
78
Tema pada saat itu adalah alam semesta dengan sub-tema hujan. Guru menjelaskan  berbagai  hal  mengenai  hujan  dengan  tujuan  agar  anak-
anak tahu apa yang harus mereka lakukan ketika sedang turun hujan. Berbeda  dengan  ES  selaku  wali  kelas  B5  TK  Negeri  2
Yogyakarta.  Setiap  pembelajaran  pasti  memiliki  tujuan  pembelajaran yang  harus  dicapai,  akan  tetapi  tujuan  pembelajaran  itu  tidak  perlu
disampaikan secara lisan atau langsung oleh guru kepada peserta didik apalagi untuk peserta didik usia dini seperti di TK. Peserta didik pada
akhirnya  akan  mengetahui  tujuan  pembelajaran  disaat  mereka  sudah mengikuti proses pembelajaran.
“Iya pasti ada tujuannya, tetapi kita tidak perlu menyebutkan atau menyampaikan tujuan itu kepada anak didik kita secara
langsung  namun  pada  akhirnya  anak  didik  akan  mengerti tujuan  pembelajaran.  Seperti  tadi  saya  menanyakan  ada
gambar apa saja kepada anak didik, tujuan saya supaya anak didik  menjadi  teliti  dalam  mengamati  gambar,  anak  cermat,
dan  berani  untuk  menyebutkan.  Semua  pasti  ada  tujuannya akan  tetapi  tidak  perlu  disampaikan  kepada  anak.
” 3152016
Proses  belajar  mengajar  dibutuhkan  komunikasi  yang  baik  antar guru  dan  peserta  didik  untuk  dapat  mewujudkan  proses  pembelajaran
yang  dialogis.  Peserta  didik  berkomunikasi  secara  langsung  dengan guru,  dan  guru  memeriksa  dan  mendampingi  saat  siswa  mengerjakan
tugas.  Agar  supaya  guru  dapat  berinteraksi  dengan  siswa  dan  dapat melaksanakan
pembelajarannya secara
efektif, kemampuan
komunikasi  merupakan  salah  satu  syarat.  Guru  harus  bisa
79
berkomunikasi  secara  efektif  dengan  siswa  agar  pesan-pesan pembelajarannya  dapat  dipahami  oleh  para  siswa.  Sikap  saling
menghargai juga akan membuat peserta didik merasa nyaman dan akan menghargai  guru  yang  telah  memberi  kenyamanan  tersebut.  Hal  ini
dijelaskan oleh ES selaku wali kelas B5: “Menjadikan  murid  sebagai  teman  atau  mitra  kerja  namun
juga  kita  tetap  menanmkan  sikap  disiplin  kepada  anak, waktunya  belajar  digunakan  untuk  belajar,  waktu  bermain
digunakan untuk bermain, apabila guru konsisten nanti lama- kelamaan anak akan nurut sama guru.
” 3152016 Hal ini sejalan dengan pengamatan peneliti saat mengikuti proses
belajar  mengajar  di  kelas  B5.  ES  selaku  guru  di  kelas  sangat  dekat dengan peserta didik  yang ada di kelas. Peserta didik terlihat nyaman
berinteraksi  dengan  guru.  Kedekatan  yang  terjadi  membuat  peserta didik  aktif  dalam  pembelajaran,  semua  peserta  didik  terlihat  tidak
takut untuk menanyakan sesuatu yang ingin diketahui.
6 Pengembangan potensi peserta didik
Sebagai seorang guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik
harus mampu
membantu peserta
didik untuk
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Peserta didik sebagai individu
memiliki  berbagai  bakat  dan  kemampuan  yang  beragam.  Salah  satu wahana  untuk  mengembangkan  potensi  peserta  didik  adalah  dengan
kegiatan  ekstrakurikuler.  Guru  tidak  hanya  menjadi  fasilitator  belajar di kelas, tetapi juga harus menjadi fasilitator belajar di luar ruang kelas
80
pada  situasi-situasi  non  pembelajaran.  Di  TK  Negeri  2  Yogyakarta sendiri  terdapat  banyak  sekali  ekstrakurikuler  yang  dapat  membantu
anak  dalam  mengembangkan  potensi  dirinya.  Seperti  yang  dijelaskan oleh ES selaku guru B5 TK Negeri 2 Yogyakarta:
“TK  Negeri  2  Yogyakarta  memiliki  banyak  wadah  untuk masalah  pengembangan  potensi.  Pengembangan  potensi
peserta  didik  disini  ada  pembelajaran  MMP  Membaca Menulis Permulaan  yang pandai  dalam  akting bisa bermain
peran  bawang  merah  bawang  putih  kemudian  ada  membaca iqro, vokal atau bernyanyi, bermain drum, renang, komputer,
bahasa  Inggris,  melukis,  senam,  drumbband,  dan  fashion show.  Kegiatan  tergantung  dari  minat  anak  sendiri.
” 3152016
Kegiatan  ekstrakurikuler  di  TK  Negeri  2  Yogyakarta  sangat beragam,  mulai  dari  yang  wajib  diikuti  oleh  semua  peserta  didik  dan
ada  juga  yang  sesuai  dengan  bakat  dan  minat  dari  peserta  didik. Kegiatan  ekstrakurikuler  yang  wajib  diikuti  oleh  semua  peserta  didik
diantara  lain  adalah  komputer,  Bahasa  inggris,  dan  melukis. Sedangkan  ekstrakurikuler  seperti  menari,  vocal,  senam,  dan  fashion
show itu tergantung minat  dan bakat  peserta didik. Hal  ini dijelaskan oleh MJ selaku wali kelas B4 TK Negeri 2 Yogyakarta:
“Di  ekstrakurikuler  masing-masing  itu  ada  yang  tetap  atau wajib dan ada juga yang bisa memilih, jadi apabila ada siswa
yang  berpotensi  di  fashion  show  dan  orangtuanya mendukung  dia  akan  kita  masukan  ke  ekstrakurikuler
tersebut  begitu  juga  dengan  drumband,  apabila  anak  ingin masuk ekstra drumband nanti pada saat kegiatan akan terlihat
potensinya,  misal  anak  yang  tidak  mau  ikut  drumband  nanti dia  juga  pasti  akan  tidak  nyaman  untuk  ikut.  Anak  yang
berminat  pada  suatu  ekstrakurikuler  akan  kita  bombing sedangkan  untuk  anak  yang  tidak  berminat  akan  kita
81
konfirmasikan  kepada  orangtua  anak  tersebut.  Kalau  untuk ekstrakurikuler  yang  wajib  disini  ada  komputer,,  bahasa
inggris,  dan  melukis  berbeda  dengan  menari  yang  kita masukan  ke  ekstrakurikuler  yang  tidak  wajib  karena  tidak
semua  anak  berpotensi  atau  memiliki  minat  pada ekstrakurikuler menari.
” 162016 Dalam  kegiatan  ekstrakurikuler,  TK  Negeri  2  Yogyakarta
kebanyakan  mendatangkan  guru  ektrakurikuler  dari  ISI  karena dianggap  lebih  ahli  dalam  bidangnya  agar  kegaiatan  pengembangan
potensi  peserta  didik  lebih  maksimal.  Guru  TK  Negeri  2  Yogyakarta berperan
sebagai koordinator
dan pendamping
kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dijelaskan oleh TH selaku kepala sekolah TK
Negeri 2 Yogyakarta: “Disini  untuk  pengembangan  diri  sudah  ada  kegiatan
ekstrakurikuler yang
menjadi wadah
peserta didik
mengembangkan  potensinya.  Peran  guru  disini  hanya mendampingi  saja  dikarenakan  sudah  ada  guru  dari  luar
untuk  kegiatan  ekstrakurikuler.  Untuk  kegiatan  ekstra melukis  memang  semua  guru  bisa  dan  mengetahui  cara
mengembangkan  diri  akan  tetapi  untuk  kegiatan  ekstra seperti  fashion  dan  renang  kita  mengambil  guru-guru  yang
memang kami anggap ahli, kebanyakan kami mengambil dari ISI.
” 262016
7 Penilaian dan evaluasi hasil belajar
Salah  satu  tugas  utama  guru  dalam  pembelajaran  adalah  menilai dan  mengevaluasi  hasil  belajar  peserta  didik.  Hasil  evaluasi
dimaksudkan untuk
mengukur ketercapaian
tujuan-tujuan pembelajaran  tertentu.  Cara  penilaiannya  bisa  menggunakan  berbagai
cara,  diantaranya  dengan  observasi,  percakapan,  unjuk  kerja,  hasil
82
karya,  dan  penugasan.  Hasil-hasil  penilaian  ini  kemudian  dapat dimanfaatkan  untuk  melakukan  perbaikan,  mendiagnosis  kelemahan-
kelemahan atau kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik. Hal ini dijelaskan oleh ES selaku wali kelas B5 TK Negeri 2 Yogyakarta:
“Cara  kita  mengevaluasi  berkaitan  dengan  tujuan pembelajaran tadi, apakah anak sudah berani menyampaikan
pendapat, teliti, rapi, dan komunikatif. Cara menilai di TK ini dibagi  menjadi  beberapa  kriteria  mulai  dari  mulai
berkembang,  belum  berkembang,  berkembang  sesuai harapan,  dan  berkembang  sangat  baik,  menilainya  sesuai
dengan  indikator  yang  kita  gunakan.  Alat  penilaiannya adalah dengan cara observasi, percakapan, unjuk kerja, hasil
karya,  dan  penugasan.  Rapor  yang  diberikan  nanti  berupa narasi.
” 3152016 Hal yang dievaluasi atau dinilai di TK Negeri 2 Yogyakarta tidak
hanya  dari  hasil,  akan  tetapi  proses  perkembangan  anak  akan  dilihat dari  hari-kehari.  Dengan  catatan  anekdot  guru  membuat  catatan
kegiatan  perkembangan  anak  dari  hari  ke  hari.  Guru  mengevaluasi hasil belajar anak dengan melihat bagaimana saat anak menyelesaikan
tugas,  apabila  anak  menyelesaikan  tugas  dengan  mandiri  akan diberikan nilai mulai berkembang. TK Negeri 2 Yogyakarta memiliki
penilaian  dengan  kategori  mulai  berkembang,  belum  berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik. Hal ini yang
dijelaskan oleh MJ selaku wali kelas B4: “Kita disini tidak hanya menilai hasilnya, prosesnya juga kita
nilai. Dengan catatan anekdot kita membuat catatan kegiatan anak sehari-sehari, untuk kurikulum 13 yang dicatat dari pagi
sampai akhir tetapi untuk saat ini kita masih belum mencatat
83
keseluruhan  hanya  untuk  hal-hal  yang  luar  biasa  saja, misalnya  ada  anak  yang  belum  bisa  membuat  sesuatu
akhirnya  bisa  membuat  sesuatu,  anak  yang  belum  bisa ngomong  sudah  bisa  ngomong,  tidak  hanya  yang  jelek  saja
yang  baik  juga  akan  dicatat.  Kita  mengevaluasi  dengan melihat  saat  murid  menyelesaikan  tugas,  seandainya  ada
murid  yang  hasil  melingkari  atau  menghitungnya  bagus namun  dia  melihat  pekerjaan  teman  ata  saat  disuruh
menghitung  sendiri  masih  belum  bisa  tidak  mandiri  itu  kita beri nilai  baru mulai  berkembang. Disini  menilainya dengan
baru
mulai berekembang,
belum berkembang,
dan berkembang  sesuai  harapan,  apabila  anak  sudah  bisa  sendiri
dan  cepat  dalam  menyelesaikan  tugas  berarti  dia  sudah berkembang
sesuai  harapan  atau  berkembang  sangat  baik” 162016
Dalam  proses  evaluasi  perkembangan  anak  usia  dini  apabila ditemukan  anak  yang  hasil  belajarnya  belum  mencapai  kompetensi
yang sesuai, maka guru akan memberikan perbaikan pengayaan untuk mendorong  anak  mencapai  potens  yang  optimal.  Sebaliknya  jika  ada
anak  yang  sudah  mencapai  standar  kompetensi  yang  telah  ditetapkan maka guru akan memberikan reward agar anak termotivasi untuk dapat
berkembang  lebih  baik  lagi.  Hal  ini  dijelaskan  oleh  MJ  selaku  wali kelas B5:
“Untuk anak yang sudah mempunyai kemampuan tinggi akan diberikan bonus dan untuk anak yang kurang atau belum bisa
akan ada perbaikan pengayaan ” 162016
Seorang  guru  harus  bisa  membimbing  dan  mengarahkan  peserta didik  untuk  menjadi  lebih  baik  dalam  kegiatan  belajar  mengajar
maupun  dalam  proses  perbaikan  pengayaan  atau  evaluasi.  Perbaikan pengayaan diberikan dengan cara mendampingi dan memberi petunjuk
84
kepada  anak  yang  belum  bisa  mencapai  standar  kompetensi.  Peserta didik  diberi  petunjuk  dan  diberi  motivasi  lebih  dalam  mengerjakan
sesuatu supaya dapat lebih teliti. Hal ini dijelaskan oleh ES selaku wali kelas B4:
“Untuk anak yang sudah paham kita minta untuk lanjutkan, namun  untuk  anak  yang  belum  ya  kita  motivasi,
mendampingi,  dan  memberi  petunjuk  supaya  dalam mengerjakan  sesuatu  untuk  lebih  teliti  dengan  tidak
membantu  anak  mengerjakan  tugasnya.  Kita  sebagai  guru tidak  boleh  langsung  membantu  mengerjakan  tugas  anak
didik,  tetapi  harus  dengan  cara  memberi  petunjuk  supaya siswa bisa berusaha sendiri dan tidak bergantung pada orang
lain atau dengan kata lain mandiri
” 3152016
b. TK Laboratori Pedagogia