Syarat Teknis Agregat pada Campuran Latasir

9 Tabel 2. 1 Ketentuan agregat kasar Pengujian Standar Nilai Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan SNI 3407:2008 Maks. 12 natrium dan magnesium sulfat Abrasi dengan mesin Campuran AC bergradasi SNI 2417:2008 Maks. 30 Los Angeles 1 Kasar Semua jenis campuran Maks. 40 aspal bergradasi lainnya Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439:2011 Min. 95 Angularitas kedalaman dari permukaan 10cm DoTs 9590 2 Pensylvania Angularitas kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm Test Method, 8075 2 PTM No. 621 Partikel pipih dan lonjong ASTM D4791 Maks. 10 Perbandingan 1:5 Material lolos ayakan no. 200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 Sumber : Dep. PU 2010 Revisi 2 Catatan :  1 Abrasi dengan mesin Los Angeles dengan 100 putaran harus dilakukan untuk mengetahui keseragaman mutu agregat dan nilai abrasi dengan 100 putaran yang diperoleh tidak boleh melampaui 20 dari nilai abrasi dengan 500 putaran  2 9590 menunjukkan bahwa 95 agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90 agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih. 2. Agregat halus a. Pasir atau hasil pengayakan batu pecah lolos ayakan no. 4 4,75 mm. b. Berat jenis specific gravity agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2 Tabel 2. 2 Ketentuan agregat halus Pengujian Standar Nilai Nilai setara pasir SNI 03-4428-1997 Min. 60 Kadar lempung SNI 3423:2008 Maks. 1 Angularitas kedalaman dari permukaan 10cm SNI 03-6877-2002 Min. 45 Angularitas kedalaman dari permukaan ≥10cm Min. 40 Sumber: Dep. PU 2010 Revisi 2 10 3. Bahan pengisi filler a. Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu kapur limestone dust, Calcium Carbonate, CaCO3 atau debu kapur padam yang sesuai dengan AASHTO M303-89 2006, semen atau mineral yang berasal dari asbuton yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika digunakan aspal modifikasi dari jenis asbuton yang diproses maka bahan pengisi yang ditambahkan haruslah berasal dari mineral yang diperoleh dari asbuton tersebut. b. Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering serta bebas dari gumpalan- gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI 03-1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos ayakan no. 200 75 mikron tidak kurang dari 75 terhadap beratnya dan bersifat non plastis. c. Kapur yang tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian dapat digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan dengan proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1,0 dari berat total campuran beraspal. Kapur yang seluruhnya terhidrasi yang dihasilkan dari pabrik yang disetujui, dapat digunakan maksimum 2 terhadap berat total agregat.

2.1.1.2 Persyaratan Campuran Latasir

Gradasi campuran latasir harus memenuhi persyaratan dalam Tabel 2.3 Tabel 2. 3 Persyaratan gradasi campuran latasir kelas A dan latasir kelas B No. Ukuran Ayakan Berat Agregat yang Lolos terhadap Ayakan mm Total Agregat dalam Campuran Kelas A Kelas B 34 19 100 100 12 12,5 38 9,5 90-100 No. 4 4,75 No. 8 2,36 75-100 No. 16 1,18 No. 30 0,6 No. 50 0,3 No. 100 0,15 No. 200 0,075 10-15 8-13 Sumber: Dep. PU 2010 Revisi 2 11 2.1.1.3 Persyaratan Sifat-sifat Latasir Campuran latasir harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Tabel 2.4 Tabel 2. 4 Persyaratan sifat-sifat campuran latasir kelas A dan latasir kelas B Sifat-sifat Campuran Latasir Kelas A Kelas B Penyerapan aspal Maks. 2,0 Jumlah tumbukan per bidang 50 Rongga dalam campuran Min. 3,0 Maks. 6,0 Rongga dalam agregat Min. 20 Rongga terisi aspal Min. 75 Stabilitas Marshall kg Min. 200 Pelelehan mm Min. 2 Maks. 3 Marshall Quotient kgmm Min. 80 Stabilitas Marshall Sisa setelah perendaman selama 24 jam, 60 o C Min. 90 Sumber: Dep. PU 2010 Revisi 2

2.2 Crumb Rubber

Crumb rubber adalah istilah yang biasanya digunakan untuk ban kendaraan bekas yang melalui proses penggilingan hingga berbentuk parutan. Crumb rubber biasanya diklasifikasikan menurut ukuran partikel. Cara mengukur besarnya butiran- butiran tersebut adalah dengan melewatkannya melalui ayakan. Ukuran ayakan yang biasa digunakan adalah mesh Suhaemi, 2013. Satuan mesh menunjukkan banyaknya lubang setiap satu inci persegi Sigmaaldrich, 2004. Gambar 2.1 Butiran crumb rubber 40 mesh Sumber: Suhaemi 2013