42
4.1.2.4 Pengujian Kadar LumpurLempung Agregat Halus
Pengujian kadar lumpurlempung agregat halus dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian kadar lumpurlempung agregat kasar yang ditabulasi pada
Tabel 4.2, diperoleh hasil pengujian sebesar 0,563, sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu persentase kadar
lumpurlempung maksimum 1. 4.1.3 Pengujian Filler
4.1.3.1 Pengujian Berat Jenis Filler
Pengujian terhadap berat jenis filler dilakukan sebanyak dua kali. Dari pengujian berat jenis filler, diperoleh hasil rata-rata pengujian adalah 2,548.
4.2 Pengujian Aspal
Aspal yang digunakan adalah aspal keras penetrasi 6070 Pertamina. Adapun pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah pengujian penetrasi aspal, titik lembek
aspal, kehilangan berat aspal, daktilitas aspal, berat jenis aspal serta titik nyala dan titik bakar aspal. Ringkasan hasil pengujian aspal ditabulasi pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil pengujian aspal penetrasi 6070
Jenis Pengujian Satuan
Hasil Spesifikasi
Pengujian Penetrasi Aspal 0,1 mm
66,25 60 – 70
Pengujian Titik Lembek Aspal °C
51,50 minimum 48
Pengujian Kehilangan Berat Aspal 0,593
maksimum 0,8 Pengujian Daktilitas Aspal
Cm 130,5
minimum 100 Pengujian Berat Jenis Aspal
grcm³ 1,044
minimum 1 Pengujian Titik Nyala dan
°C 322
minimum 232°C Titik BakarAspal
°C 327
minimum 232°C Sumber : Hasil Penelitian 2014
4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal
Pengujian penetrasi aspal dilakukan dengan membuat dua buah benda uji yang masing-masing diperiksa dengan alat penetrometer sebanyak lima kali. Dari hasil rata-
rata pengujian penetrasi aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh hasil penetrasi sebesar 66,25 satuan 0,1 mm sehingga hasil pengujian memenuhi spesifikasi, yaitu nilai
penetrasi minimum 60 sedangkan nilai maksimum 70.
43
4.2.2 Pengujian Titik Lembek Aspal
Pengujian titik lembek dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian titik lembek aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh titik lembek
aspal adalah 51,5°C sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu titik lembek aspal minimum 48°C.
4.2.3 Pengujian Kehilangan Berat Aspal
Pengujian kehilangan berat aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata- rata pengujian kehilangan berat aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh
kehilangan berat aspal sebesar 0,593 sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu persentase kehilangan berat aspal maksimum 0,8.
4.2.4 Pengujian Daktilitas Aspal
Pengujian daktilitas dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian daktilitas aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh nilai daktilitas aspal adalah
130,5 cm sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu daktilitas aspal minimum 100 cm.
4.2.5 Pengujian Berat Jenis Aspal
Pengujian berat jenis aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian berat jenis aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh berat jenis aspal
sebesar 1,044 sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu berat jenis minimum aspal penetrasi 6070 adalah 1,0.
4.2.6 Pengujian Titik Nyala Aspal dan Titik Bakar Aspal
Pengujian titik nyala dan titik bakar aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3,
diperoleh titik nyala aspal adalah 322°C dan titik bakar aspal adalah 327°C sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu titik nyala dan titik bakar aspal
minimum 232°C. 4.3
Pengujian Crumb Rubber 40 mesh
Pada penelitian ini bahan yang digunakan sebagai substitusi sebagian agregat halus adalah crumb rubber 40 mesh atau parutan karet ban bekas yang lolos ayakan
no.40 0,425 mm dan tertahan ayakan no.50 0,30 mm dengan pengujian yang telah dibatasi yaitu pengujian berat jenis dan pengujian temperatur lembek. Ringkasan hasil
pengujian ditabulasi pada Tabel 4.4