15 G =
P + P … + P P
G + P
G + ⋯ + P
G .
Keterangan: G
se
= Berat jenis efektif agregat , ,
= Presentase masing-masing fraksi agregat ,
, = Berat jenis efektif masing-masing fraksi agregat
3. Berat Jenis Maksimum Campuran
Berat  jenis  maksimum  campuran,  Gmm  pada  masing-masing  kadar  aspal diperlukan untuk menghitung kadar rongga masing-masing kadar aspal. Ketelitian hasil
uji  terbaik  adalah  bila  kadar  aspal  campuran  mendekati  kadar  aspal  optimum. Sebaiknya  pengujian  berat  jenis  maksimum  dilakukan  dengan  benda  uji  sebanyak
minimum  dua  buah  duplikat  atau  tiga  buah  triplikat.  Selanjutnya  Berat  Jenis Maksimum  G
mm
campuran  untuk  masing-masing  kadar  aspal  dapat  dihitung menggunakan berat jenis efektif G
se
rata-rata sebagai berikut: G
= P
P G
P G
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .
Keterangan: G
mm
= Berat jenis maksimum campuran, rongga udara nol P
mm
= Persen berat total campuran = 100 P
s
= Kadar agregat, persen terhadap berat total campuran P
b
= Kadar aspal, persen terhadap berat total campuran G
se
= Berat jenis efektif agregat G
b
= Berat jenis aspal
4. Penyerapan Aspal
Penyerapan  aspal  dinyatakan  dalam  persen  terhadap  berat  agregat  total,  tidak terhadap berat campuran. Perhitungan penyerapan aspal P
ba
adalah sebagai berikut: P =
G − G G
.
G G
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .
Keterangan: P
ba
= Penyerapan aspal, persen total agregat G
sb
= Berat jenis bulk agregat G
se
= Berat jenis efektif agregat G
b
= Berat jenis aspal
16
5. Kadar Aspal Efektif
Kadar aspal efektif P
be
campuran beraspal adalah  kadar aspal total dikurangi jumlah  aspal  yang  terserap  oleh  partikel  agregat.  Kadar  aspal  efektif  ini  akan
menyelimuti  permukaan  agregat  bagian  luar  yang  pada  akhirnya  akan  menentukan kinerja perkerasan beraspal. Rumus kadar aspal efektif adalah:
P = P − P
P … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …    .
. Keterangan:
P
be
= Kadar aspal efektif, persen total campuran P
b
= Kadar aspal, persen total campuran P
ba
= Penyerapan aspal, persen total agregat P
s
= Kadar agregat, persen total campuran
6. Rongga di Antara Mineral Agregat VMA
Rongga di antara mineral agregat VMA adalah ruang di antara partikel agregat pada suatu perkerasan beraspal, termasuk rongga udara dan volume aspal efektif tidak
termasuk volume aspal  yang diserap agregat. VMA dihitung berdasarkan Berat Jenis Bulk  G
sb
agregat  dan  dinyatakan  sebagai  persen  volume  Bulk  campuran  yang dipadatkan. VMA dapat dihitung pula terhadap berat campuran total atau terhadap berat
agregat  total  lihat  rumus  2.13.  Perhitungan  VMA  terhadap  campuran  total  adalah dengan rumus berikut:
a.  Terhadap Berat Campuran Total =
− G xP
G … . … … … … … … … … … … … … … … … … … . …
. Keterangan:
VMA = Rongga di antara mineral agregat, persen volume bulk
G
sb
= Berat jenis bulk agregat G
mb
= Berat jenis bulk campuran padat P
s
= Kadar agregat, persen total campuran b.  Terhadap Berat Agregat Total
= −
G G x
+ P … … … … … … … … … … … … … .
. Keterangan:
VMA = Rongga di antara mineral agregat, persen volume bulk
G
sb
= Berat jenis bulk agregat
17 G
mb
= Berat jenis bulk campuran padat P
b
= Kadar aspal, persen total campuran
7. Rongga di Dalam Campuran VIM
Rongga  udara  dalam  campuran  VIM  dalam  campuran  perkerasan  beraspal terdiri atas ruang udara di antara partikel agregat yang terselimuti aspal. Volume rongga
udara dalam persen dapat ditentukan dengan rumus berikut:
= −
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . .
Keterangan: VIM  = Rongga udara campuran, persen total campuran
G
mb
= Berat jenis bulk campuran padat G
mm
= Berat jenis maksimum campuran
8. Rongga Terisi Aspal
Ronggi terisi aspal VFB adalah persen rongga yang terdapat di antara partikel agregat VMA yang terisi oleh aspal, tidak termasuk aspal yang diserap
oleh agregat. Rumus VFB adalah sebagai berikut:
VFB = − VIM
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . .
Keterangan: VFB = Rongga terisi aspal, persen VMA
VMA = Rongga di antara mineral agregat, persen volume bulk. VIM = Rongga di dalam campuran, persen total campuran
Gambaran volumetrik campuran beraspal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2
Gambar 2. 2 Komponen campuran beraspal secara volumetrik
Sumber: Dep. PU 1999
18
2.3.5  Uji Stabilitas Marshall dan Flow
Kinerja  campuran  aspal  dapat  diperiksa  dengan  menggunakan  alat  pemeriksa Marshall.  Pemeriksaan  Marshall  mengikuti  prosedur  RSNI  M-01-2003.  Pemeriksaan
ini  dimaksudkan  untuk  menentukan  ketahanan  stabilitas  yang  optimum  dikaitkan dengan  kategori  lalu  lintas  lalu  lintas  ringan,  lalu  lintas  sedang,  lalu  lintas  berat
terhadap  kelelehan  plastis  flow  dari  campuran  aspal  dan  agregat.  Kelelehan  plastis adalah  keadaan  perubahan  bentuk  suatu  campuran  yang  terjadi  akibat  suatu  beban
sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01 inci.
Alat Marshall merupakan alat tekan  yang berbentuk silinder berdiameter 4 inci 10,2  cm dan  tinggi 2,5 inci  6,35 cm  serta  dilengkapi  dengan proving  ring cincin
penguji  yang  berkapasitas  22,2  KN  dan flow meter.  Proving  ring dilengkapi  dengan arloji  pengukur  yang  berguna  untuk  mengukur  nilai  stabilitas  campuran.  Pembacaan
arloji  tekan  ini  dikalikan  dengan  hasil  kalibrasi  cincin  penguji  serta  angka  korelasi beban pada Tabel 2.6. Angka korelasi yang tidak tersedia pada tabel akan dicari dengan
cara interpolasi. Di samping itu terdapat arloji kelelehan flow meter untuk mengukur kelelehan  plastis  flow.  Selanjutnya  dari  perhitungan  diperoleh  Rongga  Di  Antara
Agregat  VMA,  Rongga  Dalam  Campuran  Beraspal  VIM,  Rongga  Terisi  Aspal VFB dan Marshall Quotient.
VMA   = Volume rongga di antara mineral agregat
V
mb
= Volume bulk campuran padat
V
mm
= Volume campuran padat tanpa rongga
VFB  = Volume rongga terisi  aspal VIM   = Volume rongga dalam
campuran V
b
= Volume aspal V
ba
= Volume aspal yang diserap agregat
V
sb
= Volume agregat berdasarkan berat jenis
bulk V
se
= Volume agregat berdasarkan berat jenis
efektif
19 Tabel 2. 5 Konversi pembacaan dial gauge stabilitas ke kN untuk alat uji tekan
Marshall model H-4454.100
kN Pembacaan Dial
Gauge Stabilitas 0,0001
kN Pembacaan Dial
Gauge Stabilitas 0,0001
0,000 0,6
2,222 52,1
0,089 2,6
2,311 54,1
0,178 4,7
2,4 56,2
0,267 6,8
2,489 58,3
0,356 8,8
2,578 60,3
0,444 10,9
2,667 62,4
0,533 12,9
2,756 64,5
0,622 15,0
2,845 66,5
0,711 17,0
2,934 68,6
0,800 19,1
3,023 70,7
0,889 21,2
3,111 72,7
0,978 23,2
3,2 74,8
1,067 25,3
3,289 76,9
1,156 27,3
3,378 78,9
1,245 29,4
3,467 81,0
1,333 31,5
3,556 83,1
1,422 33,5
3,645 85,1
1,511 35,6
3,734 87,2
1,600 37,6
3,823 89,3
1,689 39,7
3,911 91,3
1,778 41,8
4,000 93,4
1,867 43,8
4,089 95,5
1,956 45,9
4,178 97,5
2,045 48,0
4,267 99,6
2,134 50,0
4,356 101,7
Sumber: Humboldt 2010