43
4.2.2 Pengujian Titik Lembek Aspal
Pengujian titik lembek dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian titik lembek aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh titik lembek
aspal adalah 51,5°C sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu titik lembek aspal minimum 48°C.
4.2.3 Pengujian Kehilangan Berat Aspal
Pengujian kehilangan berat aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata- rata pengujian kehilangan berat aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh
kehilangan berat aspal sebesar 0,593 sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu persentase kehilangan berat aspal maksimum 0,8.
4.2.4 Pengujian Daktilitas Aspal
Pengujian daktilitas dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian daktilitas aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh nilai daktilitas aspal adalah
130,5 cm sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu daktilitas aspal minimum 100 cm.
4.2.5 Pengujian Berat Jenis Aspal
Pengujian berat jenis aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian berat jenis aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3, diperoleh berat jenis aspal
sebesar 1,044 sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu berat jenis minimum aspal penetrasi 6070 adalah 1,0.
4.2.6 Pengujian Titik Nyala Aspal dan Titik Bakar Aspal
Pengujian titik nyala dan titik bakar aspal dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yang ditabulasi pada Tabel 4.3,
diperoleh titik nyala aspal adalah 322°C dan titik bakar aspal adalah 327°C sehingga aspal yang akan digunakan memenuhi spesifikasi, yaitu titik nyala dan titik bakar aspal
minimum 232°C. 4.3
Pengujian Crumb Rubber 40 mesh
Pada penelitian ini bahan yang digunakan sebagai substitusi sebagian agregat halus adalah crumb rubber 40 mesh atau parutan karet ban bekas yang lolos ayakan
no.40 0,425 mm dan tertahan ayakan no.50 0,30 mm dengan pengujian yang telah dibatasi yaitu pengujian berat jenis dan pengujian temperatur lembek. Ringkasan hasil
pengujian ditabulasi pada Tabel 4.4
44 Tabel 4.4 Hasil pengujian crumb rubber 40 mesh
Jenis Pengujian Hasil
Pemeriksaan Berat Jenis Crumb Rubber 40 mesh 0,918
Pemeriksaan Temperatur Lembek Crumb Rubber 40 mesh 161°C
Sumber : Hasil Penelitian 2014
4.3.1 Pengujian Berat Jenis Crumb Rubber 40 mesh
Pengujian berat jenis crumb rubber 40 mesh dilakukan dengan metode pengujian menggunakan piknometer seperti yang dilakukan pada pengujian berat jenis
aspal. Pengujian ini dilakukan sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian berat jenis crumb rubber 40 mesh yang ditabulasi pada Tabel 4.4, diperoleh berat jenis rata-
rata adalah 0,918. 4.3.2 Pengujian Temperatur Lembek Crumb Rubber 40 mesh
Pengujian temperatur lembek crumb rubber 40 mesh dilakukan untuk mengetahui suhu pada saat crumb rubber mulai melembek. Pengujian ini dilakukan
sebanyak dua kali. Dari hasil rata-rata pengujian temperatur lembek crumb rubber 40 mesh yang ditabulasi pada Tabel 4.4, diperoleh titik lembek crumb rubber adalah
161°C. 4.4
Pencampuran Agregat Setelah dilakukan pengujian terhadap material yang akan digunakan, yaitu:
agregat kasar, halus, filler, aspal dan crumb rubber 40 mesh, dilanjutkan dengan proporsi agregat. Metode memproporsikan agregat yang dipakai adalah berdasarkan
gradasi ideal yang telah ditentukan. Grafik gradasi campuran dapat dilihat pada Gambar 3.2. Adapun hasil proporsi yang diperoleh untuk masing-masing agregat adalah :
Agregat kasar : 15
Agregat halus : 74
Filler : 11
4.5 Perhitungan Kadar Aspal Awal
Setelah proporsi masing-masing agregat diketahui, maka dilakukan perhitungan kadar aspal awal yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam menentukan variasi
kadar aspal. Adapun perhitungannya sesuai dengan persamaan 2.6 sebagai berikut :
Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 FF + konstanta