13
2.3.2 Penentuan Gradasi Agregat
Gradasi masing-masing jenis agregat kasar, halus dan filler mungkin saja ditentukan dalam spesifikasi suatu jenis campuran aspal panas. Demikian pula gradasi
agregat gabungannya. Gradasi agregat gabungan bisa diperoleh dengan mencampur blending agregat kasar, halus dan filler. Teknik mencampur blending agregat dapat
dilaksanakan secara analitis maupun secara grafis.
Perencanaan gradasi agregat untuk campuran aspal di laboratorium, bisa dilaksanakan tanpa memblending agregat, yaitu berdasarkan gradasi ideal batas
tengah spesifikasi gradasi agregat gabungan yang ditentukan. Masing-masing ukuran butir agregat diperoleh dengan mengayak agregat sesuai ukuran ayakan yang
ditentukan. Kemudian proporsi agregat dicari berdasarkan kumulatif persentase lolos gradasi ideal.
Selain itu, gradasi dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus modifikasi Kurva Fuller:
P=
n n
n n
D d
F 075
, 075
, 100
+F
2.1 Dimana:
P = material lolos ayakan d mm D = diameter agregat maksimum mm
F = filler n = nilai eksponensial yang mempengaruhi kecekungan garis gradasi
2.3.3 Estimasi Kadar Aspal Awal
Untuk menentukan kadar aspal awal terdapat beberapa formula pendekatan. Salah satunya adalah formula dari Depkimpraswil 2004:
Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 FF + K 2.2
dimana : P b
= kadar aspal awal terhadap berat total campuran CA = agregat kasar coarse aggregate terhadap berat total agregat
FA = agregat halus fine aggregate terhadap berat total agregat FF = filler terhadap berat total agregat
K = Nilai konstanta kira-kira 0,5 sampai 1,0 untuk Laston dan 2,0
sampai 3,0 untuk Lataston. Untuk jenis campuran lain digunakan nilai 1,0 sampai 2,5.
14
2.3.4 Pengukuran Volumetrik Sampel
Campuran beraspal panas pada dasarnya terdiri atas aspal dan agregat. Proporsi masing-masing bahan harus dirancang sedemikian rupa agar dihasilkan aspal beton
yang dapat melayani lalu lintas dan tahan terhadap pengaruh lingkungan selama masa pelayanan. Ini berarti campuran beraspal harus:
1. Mengandung cukup kadar aspal agar awet. 2. Mempunyai stabilitas yang memadai untuk menahan beban lalu lintas.
3. Mengandung cukup rongga udara VIM agar tersedia ruangan yang cukup untuk
menampung ekspansi aspal akibat pemadatan lanjutan oleh lalu lintas dan kenaikan temperatur udara tanpa mengalami bleeding atau deformasi plastis.
4. Rongga udara yang ada juga harus dibatasi untuk membatasi permeabilitas campuran.
5. Mudah dilaksanakan sehingga campuran beraspal dapat dengan mudah dihampar dan dipadatkan sesuai dengan rencana dan memenuhi spesifikasi.
Dalam Pedoman Teknik No. 028TBM1999, kinerja campuran beraspal ditentukan oleh volumetrik campuran padat yang terdiri atas:
1. Berat Jenis Bulk Agregat
Karena agregat total terdiri atas fraksi-fraksi agregat kasar, agregat halus dan bahan pengisi filler yang masing-masing mempunyai berat jenis yang berbeda maka
berat jenis bulk G
sb
agregat total dapat dihitung sebagai berikut: G =
P + P … + P P
G + P
G + ⋯ + P
G .
Keterangan: = Berat jenis bulk total agregat
, , = Persentase masing-masing fraksi agregat , , = Berat jenis bulk masing-masing fraksi agregat
Berat jenis bulk bahan pengisi sulit ditentukan dengan teliti. Namun demikian, jika berat jenis semu apparent bahan pengisi dimasukkan, maka penyimpangan yang
timbul dapat diabaikan. 2.
Berat Jenis Efektif Agregat
Berat jenis efektif campuran G
se
, rongga dalam partikel agregat yang menyerap aspal, dapat ditentukan dengan rumus berikut: