50 Gambar 4.5 menunjukkan bahwa bertambahnya kadar aspal menyebabkan nilai
VIM cenderung semakin menurun. Hal ini disebabkan karena rongga-rongga udara dalam campuran terisi oleh aspal. Nilai VIM yang memenuhi spesifikasi adalah nilai
VIM dengan kadar aspal 7 sampai 8, sedangkan nilai VIM pada kadar aspal 8,5 dan 9 kurang dari spesifikasi minimum. Nilai VIM yang kurang dari spesifikasi dapat
mengakibatkan terjadinya bleeding. 4.8.6 Rongga Udara Terisi Aspal VFB
Rongga Udara Terisi Aspal merupakan persentase rongga terisi aspal pada campuran setelah mengalami proses pemadatan. Semakin tinggi nilai VFB
menunjukkan semakin banyak rongga dalam campuran yang terisi aspal sehingga kekedapan campuran terhadap air dan udara juga semakin tinggi. Namun jika nilai VFB
terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinya bleeding.
Nilai VFB untuk campuran latasir kelas A pada kadar aspal 7, 7,5, 8, 8,5, 9 berturut-turut adalah 71,366, 75,796, 81,374, 89,068, 94,388.
Spesifikasi VFB untuk campuran latasir kelas A adalah minimal 75.
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VFB rata-rata
Sumber: Hasil Penelitian 2014
Gambar 4.6 menunjukkan nilai VFB cenderung meningkat sesuai dengan penambahan kadar aspal. Nilai VFB pada kadar aspal 7 berada di bawah spesifikasi
minimum. Nilai VFB yang relatif kecil dipengaruhi oleh kadar aspal yang terlalu rendah, sehingga rongga di dalam campuran tidak terisi secara optimal, sedangkan nilai
VFB pada kadar aspal 7,5 sampai 9 memenuhi spesifikasi.
. .
. .
. VF
B
Kadar Aspal
Batas Mi i u Be da Uji
Be da Uji Be da Uji
VFB Rata-rata
51
4.9 Penentuan Kadar Aspal Optimum
Kadar aspal optimum adalah kadar aspal yang ditentukan dari rentang kadar aspal maksimum dan minimum yang memenuhi spesifikasi masing-masing karakteristik
antara lain nilai stabilitas, flow, Marshall Quotient, VMA, VIM dan VFB.
Gambar 4.7 Bar chart karakteristik campuran latasir kelas A dengan variasi kadar aspal
Sumber: Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan pada grafik perbandingan stabilitas, flow, Marshall Quotient, VIM, VMA, VFB dengan variasi kadar aspal didapatkan bar chart seperti Gambar 4.7. Pada bar
chart nilai stabilitas untuk kadar aspal 7 sampai 8,4 memenuhi spesifikasi minimum. Nilai flow memenuhi spesifikasi minimum dan maksimum pada kadar aspal
7 sampai 8,1. Nilai Marshall Quotient memenuhi spesifikasi minimum pada campuran dengan kadar aspal 7 sampai 7,75 sedangkan nilai VIM memenuhi
spesifikasi minimum dan maksimum pada kadar aspal 7 sampai 8,2. Untuk nilai VMA, campuran dengan kadar aspal 7,3 sampai 9 memenuhi spesifikasi minimum.
Nilai VFB yang memenuhi spesifikasi minimum adalah kadar aspal 7,35 sampai 9.
Berdasarkan rentang minimum yang memenuhi spesifikasi yaitu kadar aspal 7,35 dan rentang maksimum yang memenuhi spesifikasi yaitu kadar aspal 7,75,
didapat nilai tengah yaitu 7,5 yang sekaligus menjadi kadar aspal optimum KAO. 4.10 Pengujian Nilai Stabilitas Marshall Sisa pada Kadar Aspal Optimum
KAO 7,5
Pengujian nilai stabilitas Marshall sisa dilakukan untuk memperoleh nilai indeks kekuatan sisa dengan jumlah sampel yang dibuat sebanyak 3 tiga buah benda
KAO = 7,5
52 uji pada kadar aspal optimum. Pengujian dilakukan dengan cara merendam benda uji
selama ±24 jam dalam air yang bersuhu 60 ± 1°C sebelum dilakukan uji tekan Marshall. Nilai stabilitas Marshall sisa rata-rata adalah 232,62 kg.
Adapun perhitungannya sesuai dengan Persamaan 2.19 sebagai berikut: IRS =
MSI MSS x
IRS = ,
, x IRS =
,
Jadi, nilai stabilitas Marshall sisa untuk campuran latasir kelas A pada kadar aspal optimum KAO 7,5 adalah sebesar 96,20. Nilai ini telah memenuhi
spesifikasi, yaitu nilai stabilitas Marshall sisa minimum adalah 90. 4.11 Analisis Karakteristik Campuran Latasir Kelas A pada Kadar Aspal
Optimum
Dari semua pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada campuran, maka dibuat ringkasan hasil-hasil pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Nilai karakteristik campuran latasir kelas A pada kadar aspal optimum
Sumber: Hasil Penelitian 2014
4.12 Rancangan Campuran Latasir Kelas A dengan Crumb Rubber 40 mesh Sebagai Substitusi Sebagian Agregat Halus
Pada penelitian ini dibuat benda uji sebanyak 3 tiga buah untuk masing- masing variasi. Agregat halus yang lolos ayakan no.40 dan tertahan ayakan no. 50 akan
diganti dengan parutan karet ban bekas atau crumb rubber dengan ukuran 40 mesh. Persentase penggantian agregat halus dengan crumb rubber 40 mesh adalah 50 dan
Karakteristik campuran Hasil
Persyaratan Campuran Stabilitas
kg 241,80
Min. 200 Flow
mm 2,71
2,0-3,0 Marshall Quotient
kgmm 89,26
Min. 80 VIM
4,869 3,0-6,0
VMA 20,117
Min. 20 VFB
75,796 Min. 75