Proporsi dan Kebutuhan Material
30 Tabel 3. 1 Gradasi agregat pilihan
No. Ukuran Ayakan
Berat Agregat yang Lolos Ayakan
mm Batas
Batas Batas Tengah
Tertahan Atas
Bawah Gradasi Pilihan
34 19
100 100
100 -
12 12,5
97 3
38 9,5
100 90
94 3
no. 4 4,75
85 9
no. 8 2,36
70 15
no. 16 1,18
53 17
no. 30 0,6
35 18
no. 50 0,30
21 14
no. 100 0,15
14 7
no. 200 0,075
15 10
11 3
Talam 11
Jumlah 100
Proporsi agregat yang didapat dalam gradasi pilihan tersebut adalah agregat kasar tertahan ayakan 4,75 mm sebanyak 15, agregat halus lolos ayakan 4,75 mm
tertahan ayakan 0,075 mm sebanyak 74 dan filler sebanyak 11. Ketiga proporsi agregat tersebut yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini.
Nilai variasi kadar aspal rencana dalam campuran diperoleh berdasarkan persentase penggunaan agregat kasar, agregat halus dan filler dengan menggunakan
Persamaan 2.6 Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 FF + k k antara 1,0 – 2,5 untuk latasir dan diambil nilai k = 2
Maka: Pb = 0,035 15 + 0,045 74 + 0,18 11 + 2
= 7,8 ≈ 8,0 dibulatkan ke 0,5 terdekat Maka didapat kadar aspal rencana sebesar 8,0 dari berat total campuran.
Untuk perhitungan volumetrik campuran, proporsi agregat perlu dikonversi berdasarkan berat total agregat menjadi berdasarkan berat total campuran, dengan
prinsip seperti diperlihatkan pada Tabel 3.2.
31 Tabel 3. 2 Konversi proporsi material
Material terhadap
Faktor Pengali terhadap
berat total agregat
berat total campuran
1 2
3 = 100-d100 4=23
Agregat Kasar a 15
0,92 13,80
Agregat Halus b 74
0,92 68,08
Filler c 11
0,92 10,12
Kadar Aspal Rencana d -
- 8
Total 100
100
Persentase terhadap berat total campuran akan berubah sesuai dengan variasi persentase kadar aspalnya, misalnya: 7, 7,5, 8, 8,5, 9 terhadap berat total campuran.
Contoh pada Tabel 3.2 di atas didasarkan atas persentase kadar aspal awal 8, di mana jumlah agregatnya 92 .
Maka berat aspal yang diperlukan untuk satu sampel adalah: 892 x 1200gr = 104,35 gr
Berat total campuran menjadi = 1200gr + 104,35 gr = 1304,35 gr Perincian kebutuhan material ditabulasi menjadi sebagai berikut:
32 Tabel 3. 3 Kebutuhan material untuk 1, 2 dan 3 buah sampel
Material Ayakan mm
Proporsi Tertahan
1 sampel gram
2 sampel gram
3 sampel gram
Agregat Kasar
19 12,5
3 36
72 108
9,5 3
36 72
108 4,75
9 108
216 324
2,36 15
180 360
540
Agregat Halus
1,18 17
204 408
612 0,6
18 216
432 648
0,30 14
168 336
504 0,15
7 84
168 252
0,075 3
36 72
108 Filler
lolos 0,075 11
132 264
396
Total 100
1200 2400
3600 Kebutuhan Aspal
7,00 7,0 100-7,0 x berat agg
90,32 180,65
270,97 7,50
7,5 100-7,5 x berat agg 97,30
194,59 291,89
8,00 8,0 100-8,0 x berat agg
104,35 208,70
313,04 8,50
8,5 100-8,5 x berat agg 111,48
222,95 334,43
9,00 9,0 100-9,0 x berat agg
118,68 237,36
356,04
3.6
Pembuatan Benda Uji Campuran Beraspal Panas
1 Pencampuran benda uji
1 Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1200 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5 mm ± 1,27 mm 2,5 ± 0,05
inci. 2 Wadah pencampur dipanaskan kira-kira 28
o
C di atas temperatur pencampuran aspal keras.
3 Agregat yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam wadah pencampur. 4 Aspal dituangkan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah
dipanaskan, kemudian diaduk dengan cepat sampai agregat terselimuti aspal secara merata.
33 2
Pemadatan benda uji 1 Perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dibersihkan
dengan seksama dan dipanaskan sampai suhu antara 90
o
C - 150
o
C. 2 Cetakan diletakkan di atas landasan pemadat dan ditahan dengan
pemegang cetakan. 3 Kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran diletakkan sesuai
ukuran dasar cetakan. 4 Seluruh campuran dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian campuran
ditusuk-tusuk dengan spatula yang telah dipanaskan sebanyak 15 kali di sekeliling pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya.
5 Kertas saring atau kertas penghisap diletakkan di atas permukaan benda uji dengan ukuran sesuai cetakan.
6 Campuran dipadatkan dengan jumlah tumbukan Kementrian PU, 2010: a. 75 kali tumbukan untuk campuran selain latasir
b. 50 kali tumbukan untuk campuran latasir atau Sand Sheet SS 7 Pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji, kemudian
cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi.
8 Permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tadi ditumbuk kembali dengan jumlah tumbukan yang sama sesuai dengan 6 dan 7.
9 Sesudah dilakukan pemadatan campuran, pelat alas dilepaskan dan alat pengeluar dipasang pada permukaan ujung benda uji tersebut.
10 Benda uji dikeluarkan dan diletakkan di atas permukaan yang rata dan diberi tanda pengenal serta biarkan selama kira-kira 24 jam pada
temperatur ruang. 11 Bila diperlukan untuk mendinginkan benda uji, dapat digunakan kipas
angin.