13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Kepemimpinan
Rivai 2004,
mendefinisikan kepemimpinan
adalah proses
mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Thoha 2007, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Jenis-jenis gaya kepeminpinan menurut Hadawi 1993, terdapat tiga macam bentuk gaya kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin, yaitu:
1. Gaya kepemimpinan otoriter
Merupakan kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari
14
staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-
luasnya dan terbuka. 3.
Gaya kepemimpinan bebas Merupakan kepemimpinan yang memberikan kepercayaan bahwa anggota
organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian
petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
Gaya kepemimpinan sangat diperlukan dalam suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung seberapa baik pemimpin dapat
memainkan perannya agar organisasi tersebut terus hidup dan berkembang Nurjanah, 2008.
B. Budaya Organisasi
Stoner 1996, menyatakan bahwa budaya merupakan gabungan yang kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain
yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Menurut Armstrong 2009, budaya organisasi atau budaya perusahaan
adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal.