20
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi Parno, 2005. Fraud dipengaruhi adanya sistem pengendalian
internal dan monitoring oleh aturan Arifiyani, 2012. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal yang efektif akan berpengaruh
terhadap risiko fraud. Semakin efektif sistem pengendalian internal akan menurunkan risiko fraud.
Pada penelitian terdahulu yang menyelidiki dampak efektivitas sistem pengendalian terhadap risiko fraud seperti yang dikemukakan oleh Pramudita
2013, bahwa efektivitas sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap risiko fraud. Hal ini berarti sistem pengendalian internal yang efektif
membuat karyawan mematuhi aturan perusahaan sehingga menurunkan risiko fraud. Lebih lanjut, Beasley et al., 2001, Abbot et al., 2002 dan
Ratnayani 2014 berpendapat bahwa terdapat pengaruh negatif antara efektivitas sistem pengendalian internal terhadap risiko fraud. Hal ini berarti
semakin tinggi efektivitas sistem pengendalian internal, maka akan semakin rendah risiko fraud Sari, 2015. Dengan demikian peneliti merumuskan
hipotesis ketiga sebagai berikut: H3: Efektivitas sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap
risiko fraud.
4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Risiko Fraud
Budaya organisasi yang kuat akan meningkatkan kinerja karena menciptakan suatu motivasi yang luar biasa dalam diri pegawai Kotter,
21
1997. Tidak jarang nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja untuk sebuah organisasi, berkomitmen
yang membuat orang berusaha lebih keras. Budaya organisasi yang baik adalah budaya organisasi yang akan
membentuk para pelaku organisasi untuk memiliki sense of belonging rasa ikut memiliki dan sense of identity rasa bangga sebagai bagian dari
organisasi Sulistiyowati, 2007. Hal ini dapat menekan risiko fraud. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik atau tidaknya suatu budaya organisasi
akan berpengaruh terhadap risiko fraud. Semakin baik budaya organisasi akan menurunkan risiko fraud.
Hasil penelitian yang dilakukan Apriadi 2014; Pramudita 2013; Adelin 2013; Sulistiyowati 2007 dan Arifin 2000, menunjukkan bahwa
adanya hubungan negatif antara budaya organisasi dengan risiko fraud. Semakin kuat budaya organisasi akan menekan risiko fraud. Dengan
demikian peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut: H4: Budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap risiko fraud
5. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal memediasi Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Risiko Fraud.
Beberapa penelitian tentang budaya organisasi dengan risiko fraud menunjukkan hasil yang berbeda antar peneliti yang satu dengan yang
lainnya. Apriadi 2014, menunjukkan adanya hubungan negatif antara budaya organisasi dengan risiko fraud. Hal ini selaras dengan penelitian yang
22
dilakukan oleh Pramudita 2013, Adelin 2013, Sulistiyowati 2007, Arifin 2000.
Namun ada beberapa penelitian yang memberikan hasil temuan sebaliknya, dimana tidak terdapat pengaruh antara budaya organisasi dengan
risiko fraud Najahningrum, 2013 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain 2013 dan Faisal 2013.
Peneliti menduga bahwa perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan dikarenakan adanya pengaruh faktor lain yang tidak tampak.
Dalam hal ini peneliti melihat faktor lain tersebut adalah efektivitas sistem pengendalian internal. Wilopo 2006 menyatakan bahwa salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tindakan kecurangan adalah melalui peningkatan sistem pengendalian internal adalah melalui peningkatan
sistem pengendalian internal. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah dijelaskan bahwa pengendalian internal merupakan proses yang intergral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Wilopo 2006 menyatakan bahwa
peningkatan efektivitas pengendalian internal akan mampu menekan risiko fraud. Dengan demikian peneliti merumuskan bahwa hipotesis ketujuh
sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI