Pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dalam mendeteksi risiko fraud di PT Kaltim Industrial Estate.
1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate, budaya organisasi dan efektivitas sistem pengendalian internal terhadap risiko fraud dengan efektivitas sistem pengendalian internal sebagai variabel intervening.
Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive. Data primer berupa kuesioner, pengamatan langsung dan file dari departemen satuan pengawas internal. Jumlah sampel 36 responden terdiri dari enam divisi di PT Kaltim Industrial Estate yang berkaitan dengan pengadaan barang. Data dianalisis menggunakan PLS-SEM dengan program SmartPLS. Nilai siginfikansi (p) yang digunakan adalah 0.05.
Hasil penelitian yaitu (1) Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate adalah demokratis, (2) gaya kepemimpinan demokratis secara langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,030; (3) Budaya organisasi secara langsung berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dengan nilai P 0,029; (4) Efektivitas sistem pengendalian internal secara langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,050; (5) Budaya organisasi secara langsung tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,358; (6) Budaya organisasi secara tidak langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud melalui efektivitas sistem pengendalian internal dengan nilai P 0,017.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, budaya organisasi, efektivitas sistem pengendalian internal, risiko fraud.
(2)
2
ABSTRACT
Therefore the researcher would like to know the effect of leadership style used by PT Kaltim Industrial Estate, organizational culture, and the effectiveness of the internal control system towards fraud risk by using the effectiveness of the internal control system as an intervening variable.
This type of research using quantitative approaches. The sample is selected by using purposive sampling technique. The primary data uses questionnaires, direct observation, and data from internal control officer. The total of sample is 36 respondents which consists of 6 divisions in PT Kaltim Industrial Estate that related to the procurement of goods. The data is analyzed by using SmartPLS program. The value of siginificant (p) used is 0.05.
The research shows (1) The leadership style which is used by PT Kaltim Industrial Estate is democratic leadership style, (2) Democratic leadership style is not significant and negatively impacts the effectiveness of internal control systems. With the P value of 0,030. (3) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and positively impacts the effectiveness of internal control systems with the P value of 0,029. (4) The effectiveness of internal control systems in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts fraud risk with the P value of 0,050.(5) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts the fraud risk with the P value of 0,358. (6) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts the fraud risk through the effectiveness of internal control system with the P value of 0,017.
Keywords: leadership styles, organizational culture, the effectiveness of internal control systems, fraud risk.
(3)
i
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
DALAM MENDETEKSI RISIKO FRAUD
DI PT. KALTIM INDUSTRIAL ESTATE
TESIS
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Tyagita Dianingtyas Sudibyo 132222202
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
(4)
i
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN
DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
DALAM MENDETEKSI RISIKO FRAUD
DI PT. KALTIM INDUSTRIAL ESTATE
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI
DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Tyagita Dianingtyas Sudibyo
132222202
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
(5)
(6)
LEPIBAR PENGESAIIAN
PENGARUII GAYA EEIIEPEPlPNAN DAN BUDAYA ORGぶ
ISASI TERIIADAlll EFEKT11燿TAS SISTEPI PENGENDALhN INTERNAL
DALA翻
【]矮ENDETEKSI RISIKO FA45D
DI PT.KALTIBIINDUSTRIAL ESTATE
Oleh
Tvttgi‡a]DiRtti懇
蒙 as Sudibyo 1322222t12
Tesis illi tclall dipcttaltankan pada 24 Jllni 2016
Di dcpan Dcwatt Pcngu」i vttng tcrdiri dari:
Pcmbimbing i
Dr.Titus Odong Kusulllaitti,Ⅳ しヘ
IKctua Tim Pcng■
li
Br.Fr_Reni Rctno Angρraini、Nl Si_Ak Pcl■ bilttbing li
(7)
PERI\YATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjaflaal
di
suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemahditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
lv
Yogyakarta,22 JuJi20l6
4tl
,o
r
v(8)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
:TyagitaDianingtyas SudibyoNomor Mahasiswa : 132222202
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beq'udul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Dan
Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Dalam Mendeteksi Resiko FraudDi
PT.
Kaltim Industrial Estate , beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangk alar' data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
P ada tanggal: 24 Jili 20 I 6
Yang menyatakan
(9)
KATA PENGANTAR
Ptti dan sy■lkur penulis pttjatlcan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat,rahmat serta kasil■―Nya,sehingga penulis dapat rnenyelesaikan Tesis dengan
judul“
Pengaruh Gaya Kepemimpinall dan Budaya Organisasi Terhadap Efekt市 itas
Sistem Pengendalian hterllal dalam卜 Icndeteksi Risiko Frα レグdi PT Kaltim lndustrial
Estate''.Tesis ini bert司uan untuk mcmenuhi syarat dalam menyelesaikan studi
penulis di Ul■iversitas Sallata Dharma.
Sclcsainya penyustlnan Tesis llll tidak terlepas dan bantuan berbagai pihak, schingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerelldahan hati dan penuh rasa horlnat mengucapkan terlma kasih yang sebesar― besamya kcpada semua pihak yang
telah memberikan banman mOril maupun mate五 l secara langsllng maupun tidak
langsung kepada penulis dalampenyusunan Tesis illl hingga selesai.Untuk itu penulis
meng■lcapkan bal■ yak te五makasih kepada:
1. Bapak T. Handono Eko Prabowo, PIBA, Ph.D selalQ Kema PrOgram Studi 卜laglster ManaJemen Un市ersitas Sanata Dharlna.
2.Ibu Dr.Fransisca Ntt Yudiallti,Ⅳ I.Acc.,QIA.selaku dosen pembllnbing I.
3. Ibu]Dr.Fransisca Reni Remo Anggrallll,PII.Si.,Akt.selaktl dosen pembimbing
II.
4.Bapak Dr.Titus Odong Kusumaiati,MA Selaku ketua tim pensji ttian tesis.
5.Ibu Dr.Caccilia Wahyu Estilling Rahayu,M.§
1・
Selaku dosen pcntti ttian tesis.
6.Bapak Ⅳlcizar Effendi selaku Direktur Utalna PT Kaltim lndustrial Estate.
7. Bapak Sanhan selaku Kepala Satuan Pcngawasan lnterll PT Kaltim lndustrlal
Esttte.
8.Bapak Hartomo Budi Dwi Jatmiko seldα Kepala D市 isi Keuangan PT Kaltim
lnd■lstrial Estate.
9. Bapak Bcny Samosl selakll ManaJer SE)〕 √PT Kaltim lndust五 al Estate.
10.Ibu s五 suryam selaku Kepala Bagiall SDⅣI PT Kaltim lndustrial Estate.
H.MasYudi Hartono sclaku Auditor Keuangan PT Kaltim lndustrial Estatc.
12.Mbak Veni L.A selak■l Auditor Operasional PT Kaltim hdustrial Estate.
13.Terisimewa kcpada ayahanda(Ah.Bapak Yan Sudibyo)dan calon sualm penulis(Omansyah Ron)yang sclalu mendoakall,me血berikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segi mo五 1,mate五 kepada penulis schingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Tesis ini.
14.Restt Kumedeng selale sahabat penulis scrta Staf Alat Berat PT Kaltim
lnd■lstrial Estate.
Akhir kata penulis mengucapkan terlmakasih kepada semua pihak yang telah
mcmbanm dan penulis berharap scllnoga Tesis il■ i dapat be■■.■anfaat bagi kita seln■la.
0 y 6
島
2 0 ︲ S u d ︲ i s Vl
(10)
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Batasan Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Gaya Kepemimpinan ... 13
B. Budaya Organisasi ... 14
C. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 15
D. Risiko Fraud ... 15
E. Perumusan dan Pengembangan Hipotesis ... 17
F. Kerangka Penelitian ... 23
BAB III: METODE PENELITIAN ... 24
A. Desain Penelitian ... 24
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24
C. Populasi dan Sampel ... 24
D. Jenis dan Sumber Data ... 25
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 25
F. Metode Pengumpulan Data ... 26
G. Variabel Penelitian, Indikator Variabel dan Pengukuran Variabel ... 26
H. Metode Analisis Data ... 36
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Gambaran Umum PT Kaltim Industrial Estate ... 38
B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 42
C. Analisis Data dan Pembahasan ... 52
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Keterbatasan ... 76
C. Saran ... 76
(11)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Indikator Gaya Kepemimpinan ... 28
Tabel 3.2. Indikator Budaya Organisasi ... 30
Tabel 3.3. Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 31
Tabel 3.4. Indikator Risiko Fraud ... 32
Tabel 3.5. Pedoman Kategori Gaya Kepemimpinan ... 33
Tabel 3.6. Pedoman Kategori Budaya Organisasi ... 34
Tabel 3.7. Pedoman Kategori Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 35
Tabel 3.8. Pedoman Kategori Risiko Fraud ... 36
Tabel 3.9. Parameter Validitas Konvergen ... 37
Tabel 3.10. Parameter Realibilitas ... 38
Tabel 4.1. R-Square ... 55
(12)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian ... 24
Gambar 4.1. Peta Kota Bontang ... 39
Gambar 4.2. Struktur Organisasi PT Kaltim Industrial Estate ... 40
Gambar 4.3. Prosedur Pengadaaan Barang ... 42
(13)
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Rata-Rata Skor Masing-Masing Jenis Gaya Kepemimpinan Variabel Gaya Kepemimpinan ... 43 Grafik 4.2. Rata-Rata Skor Masing-Masing Jenis Gaya Kepemimpinan Variabel Gaya Kepemimpinan per Divisi ... 44 Grafik 4.3. Rata-Rata Skor per Dimensi Variabel Budaya Organisasi ... 45 Grafik 4.4. Rata-Rata Skor per Dimensi Variabel Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal ... 46 Grafik 4.5. Rata-Rata Skor per Dimensi Variabel Risiko Fraud ... 49
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Pernyataan Peneliti ... 82
Lampiran 2: Surat Persetujuan Menjadi Responden ... 83
Lampiran 3: Kuesioner ... 84
Lampiran 4: Variabel Gaya Kepemimpinan ... 92
Lampiran 5: Variabel Budaya Organisasi ... 93
Lampiran 6: Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ... 98
Lampiran 7: Variabel Risiko Fraud ... 102
Lampiran 8: Output Outer Loading ... 104
Lampiran 9: Output AVE (Average Variance Extracted) ... 105
Lampiran 10: Output Cross Loading ... 106
(15)
xii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate, budaya organisasi dan efektivitas sistem pengendalian internal terhadap risiko fraud dengan efektivitas sistem pengendalian internal sebagai variabel intervening.
Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive. Data primer berupa kuesioner, pengamatan langsung dan file dari departemen satuan pengawas internal. Jumlah sampel 36 responden terdiri dari enam divisi di PT Kaltim Industrial Estate yang berkaitan dengan pengadaan barang. Data dianalisis menggunakan PLS-SEM dengan program SmartPLS. Nilai siginfikansi (p) yang digunakan adalah 0.05.
Hasil penelitian yaitu (1) Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate adalah demokratis, (2) gaya kepemimpinan demokratis secara langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,030; (3) Budaya organisasi secara langsung berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dengan nilai P 0,029; (4) Efektivitas sistem pengendalian internal secara langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,050; (5) Budaya organisasi secara langsung tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud dengan nilai P 0,358; (6) Budaya organisasi secara tidak langsung berpengaruh negatif signifikan terhadap risiko fraud melalui efektivitas sistem pengendalian internal dengan nilai P 0,017.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, budaya organisasi, efektivitas sistem pengendalian internal, risiko fraud.
(16)
xiii
ABSTRACT
Therefore the researcher would like to know the effect of leadership style used by PT Kaltim Industrial Estate, organizational culture, and the effectiveness of the internal control system towards fraud risk by using the effectiveness of the internal control system as an intervening variable.
This type of research using quantitative approaches. The sample is selected by using purposive sampling technique. The primary data uses questionnaires, direct observation, and data from internal control officer. The total of sample is 36 respondents which consists of 6 divisions in PT Kaltim Industrial Estate that related to the procurement of goods. The data is analyzed by using SmartPLS program. The value of siginificant (p) used is 0.05.
The research shows (1) The leadership style which is used by PT Kaltim Industrial Estate is democratic leadership style, (2) Democratic leadership style is not significant and negatively impacts the effectiveness of internal control systems. With the P value of 0,030. (3) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and positively impacts the effectiveness of internal control systems with the P value of 0,029. (4) The effectiveness of internal control systems in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts fraud risk with the P value of 0,050.(5) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts the fraud risk with the P value of 0,358. (6) Organizational culture in PT Kaltim Industrial Estate is not significant and negatively impacts the fraud risk through the effectiveness of internal control system with the P value of 0,017.
Keywords: leadership styles, organizational culture, the effectiveness of internal control systems, fraud risk.
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun, nampaknya kasus-kasus fraud atau biasa disebut dengan kecurangan baik yang berasal dari instansi pemerintah (seperti Dinas Pemerintahan Kota ataupun Dinas Pemerintahan Provinsi) maupun instansi swasta (seperti bank dan perusahaan–perusahaan lainnya) selalu menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan masyarakat luas (Jatiningtyas, 2011). Berbagai jenis kasus fraud telah terungkap dan telah diproses oleh hukum, namun belum ada indikasi bahwa tindak fraud akan segera terhenti. Justru seiring berjalannya waktu semakin banyak tindak fraud yang terungkap bahkan pelakunya semakin banyak dan kompleks.
Semakin berkembangnya kompleksitas bisnis serta semakin terbukanya peluang usaha dan investasi menyebabkan risiko fraud pada perusahaan semakin tinggi. Pada kebanyakan kasus fraud yang dipublikasikan oleh media, seringkali tidak lepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan. Pada saat ini fraud di Indonesia semakin hari semakin meluas, di banyak media massa baik media elektronik maupun media cetak banyak membahas mengenai fraud. Salah satu risiko yang paling besar adalah risiko fraud dalam bidang pengadaan barang atau jasa (Jatiningtyas, 2011).
Tindak pidana korupsi sepanjang 2014 masih didominasi sektor Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ). Modus korupsi yang dilakukan dalam
(18)
2 pengadaan barang dan jasa adalah memainkan harga dan jumlah satuan (Kabarserasan.com, 2015). Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo dan Koordinator Divisi Kampanye Publik ICW, Tama S Langkun, dalam diskusi hukum dengan tema Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Korupsi Dalam Upaya Pencegahan Korupsi bersama Pemerintah Kabupaten Muara Enim di ruang Bappeda Muara Enim, Rabu (22/4/2015). Menurut Tama, tingginya kasus di bidang pengadaan barang dan jasa karena bidang ini sangat rentan terjadi permainan belanja barang terutama dalam hal harga dan jumlah satuan.
Pelaku korupsi terbanyak sepanjang 2015 adalah pejabat atau pegawai Pemda atau Kementerian. Pada semester dua urutan terbanyak pelaku korupsi adalah pelaksana proyek, PPTK, KPA dan PPK. Semester satu, urutan terbanyak kedua adalah direktur, komisaris, konsultan dan pegawai swasta. Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu berkata, perusahaan BUMN masih dekat dengan inefisiensi dan korupsi (Merdeka.com, 2015). Korupsi ini bisa atau mudah terjadi karena dalam pengadaan barang dan jasa di BUMN diatur oleh Direksi perusahaan itu sendiri.
Fraud menurut Sawyer (2006) adalah suatu tindakan penipuan yang mencakup berbagai penyimpangan dan tindakan illegal yang ditandai dengan penipuan yang disengaja. Menurut Dewi (2012), fraud adalah tindakan melawan hukum, penipuan berencana, dan bermakna ketidakjujuran. Hall (2007) mengatakan bahwa fraud adalah suatu kebohongan yang disengaja, ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva perusahaan atau manipulasi data
(19)
3 keuangan yang memberikan keuntungan kepada pihak yang melakukan manipulasi tersebut. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa fraud merupakan suatu tindakan kecurangan atau kebohongan melawan aturan yang berlaku dan dilakukan dengan sengaja. Risiko fraud adalah suatu risiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau intuisi karena faktor terjadinya tindakan kecurangan yang di sengaja, baik keugian materi maupun non materi (Bima, 2011).
Praktik fraud ini dapat dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun luar organisasi, untuk mendapatkan keuntungan, baik pribadi ataupun kelompok secara langsung atau tidak langsung, tindakan tersebut dapat merugikan pihak lain (Jatiningtyas, 2011). Bahkan fraud yang dilakukan selalu merugikan keuangan perusahaan atau negara. Pelaku fraud biasanya merupakan oknum pegawai atau orang yang bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan dimana tindakan fraud tersebut dilakukan.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi risiko fraud tertuang dalam teori segitiga kecurangan (fraud triangle) (Apriadi, 2014), yaitu (1) tekanan (pressure), (2) rasionalisasi (rasionalization), (3) kesempatan (opportunity).
Tekanan (pressure) adalah motivasi dari pribadi karyawan untuk melakukan tindak fraud dikarenakan adanya tekanan baik keuangan maupun non keuangan, tekanan dari pribadi maupun organisasi (kepemimpinan, tugas yang terlalu berat, dan lain-lain). Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain.
(20)
4 Rasionalisasi (rasionalization) adalah sikap atau proses berfikir dengan pertimbangan moral dari pribadi karyawan untuk merasionalkan tindak fraud (Subramaniam, 2008). Fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang mendorong atau memperbolehkan terjadinya fraud. Pertimbangan perilaku fraud sebagai konsekuensi dari kesenjangan integritas pribadi karyawan atau penalaran moral yang lain. Rasionalisasi terjadi dalam hal seseorang atau sekelompok orang membangun pembenaran atas fraud yang dilakukan. Pelaku fraud biasanya mencari alasan pembenaran bahwa yang dilakukan bukan pencurian atau fraud.
Kesempatan (opportunity) adalah peluang yang memungkinkan terjadinya fraud. Biasanya disebabkan karena internal kontrol suatu organisasi yang lemah (kelemahan sistem, kebijakan, prosedur, proses serta gagal dalam mendisiplinkan atau memberikan sanksi pelaku fraud), kurangnya pengawasan dan penyalahgunaan wewenang mengakibatkan seorang karyawan mempunyai kuasa dan kemampuan untuk memanfaatkan kelemahan yang ada, sehingga karyawan tersebut dapat melakukan perbuatan fraud (Zulkarnain, 2015).
Dari ketiga elemen fraud triangle, kesempatan merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk meminimalisir risiko fraud melalui penerapan proses, prosedur, kontrol dan upaya deteksi dini (Zulkarnain, 2015). Dalam penelitian ini yang membuka kesempatan (opportunity) risiko fraud adalah gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan efektivitas sistem pengendalian internal.
Jabatan, tanggung jawab, maupun otorisasi memberikan peluang risiko fraud (Suprajadi, 2009). Nurjanah (2008) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memadukan
(21)
kepentingan-5 kepentingan organisasi dan personalia guna mengejar beberapa sasaran. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung seberapa baik pemimpin dapat memainkan perannya agar organisasi tersebut terus hidup dan berkembang. Untuk itu seorang pemimpin sangat perlu memperhatikan gaya kepemimpinannya dalam proses mempengaruhi, mengarahkan kegiatan anggota kelompoknya serta mengkoordinasikan tujuan anggota dan tujuan organisasi agar keduanya dapat tercapai (Pramudita, 2013). Karyawan cenderung mengikuti peraturan perusahaan ketika dipimpin dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat (Pramudita, 2013). Gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada bawahannya. Motivasi dapat berupa pemberian reward, pujian, promosi jabatan serta pendelegasian tugas yang jelas (Nurjanah, 2008).
Kast (1990), mengungkapkan bahwa kebudayaan adalah seperangkat pemahaman penting yang sama-sama dianut oleh para anggota suatu masyarakat yang terdiri dari pola pikir bersama, merasa, menanggapi dan diperoleh dengan bahasa maupun lambang yang menciptakan keunikan di antara berbagai kelompok manusia. Budaya organisasi merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi suatu panutan bagi semua anggota organisasi (Robbins, 2008). Banyak organisasi saat ini yang merasa perlu untuk mengubah budaya pada instansi guna menjamin kelangsungan hidupnya atau untuk memperoleh manfaat yang lebih kompetitif (Adelin, 2013). Sulistiyowati (2007) mengatakan bahwa budaya organisasi yang baik tidak akan membuka peluang sedikit pun bagi
(22)
6 individu untuk melakukan fraud karena budaya organisasi yang baik akan membentuk orang-orang di dalam organisasi memiliki sense of belonging (rasa ikut memiliki) dan sense of identity (rasa bangga sebagai bagian dari organisasi).
Efektivitas sistem pengendalian internal juga mempengaruhi risiko fraud. Efektivitas sistem pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Parno, 2005). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2001), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain yang didesain untuk memeberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu (1) keandalan laporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Risiko fraud dipengaruhi adanya sistem pengendalian internal dan monitoring oleh aturan (Arifiyani, 2012). Wilopo (2006) menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif mengurangi risiko fraud.
Suatu perusahaan yang telah berjalan sebaiknya memantau seluruh kegiatan operasionalnya. Pengendalian dapat membantu memantau kegiatan-kegiatan perusahaan. COSO (2004) menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting, untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Bila pengelolaan dan penerapan pengendalian internal baik, maka suatu perusahaan akan lebih mudah dalam pencapaian tujuannya. Jika pengendalian internal lemah, maka akan mengakibatkan kekayaan perusahaan
(23)
7 tidak terjamin keamanannya, informasi akuntansi tidak dapat dipercaya kebenarannya, kegiatan-kegiatan operasional perusahaan tidak efisien dan efektif serta tidak dapat dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan.
Semakin tinggi efektifitas sistem pengendalian internal, maka akan semakin rendah kemungkinan risiko fraud (Sari, 2015). Hal ini sejalan dengan pendapat dari beberapa peneliti lainnya, seperti menurut Ratnayani (2014), Puspitasari (2012), Thoyibatun (2012) serta Najahningrum (2013). Meskipun terdapat perbedaan sistem pengendalian internal yang diterapkan pada setiap organisasi, namun pada dasarnya sistem pengendalian internal diberlakukan dengan tujuan yang sama yaitu untuk melindungi kekayaan perusahaan Najahningrum (2013).
Penelitian ini mengambil kasus di PT Kaltim Industrial Estate (KIE). PT Kaltim Industrial Estate adalah anak perusahaan dari PT Pupuk Kaltim yang bergerak dalam bidang pengelolaan kawasan industri, properti, water treatment, pengelolaan limbah industri, konstruksi, pengelolaan CRM dan beton precast. Hal ini membuat PT Kaltim Industrial Estate sering berhubungan dengan pihak luar (pemasok), sehingga terdapat risiko fraud. Risiko fraud ini dapat dipicu oleh gaya kepemimpinan manajer menengah, budaya organisasi dan tingkat efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh PT Kaltim Industrial Estate bagian pengadaan barang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti akan meneliti tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Guna Meningkatkan
(24)
8 Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Dalam Mendeteksi Risiko Fraud PT Kaltim Industrial Estate.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate? 2. Apakah gaya kepemimpinan di PT Kaltim Industrial Estate berpengaruh
negatif terhadap risiko fraud?
3. Apakah budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian internal?
4. Apakah efektivitas sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap risiko fraud?
5. Apakah budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap risiko fraud?
6. Apakah efektivitas sistem pengendalian internal memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap risiko fraud?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan di oleh PT Kaltim Industrial Estate. 2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan di PT Kaltim Industrial Estate
berpengaruh negatif terhadap risiko fraud.
3. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
(25)
9 4. Untuk mengetahui apakah efektivitas sistem pengendalian internal
berpengaruh negatif terhadap risiko fraud.
5. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap risiko fraud.
6. Untuk mengetahui apakah efektivitas sistem pengendalian internal memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap risiko fraud.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan teori-teori yang didapat dari perkuliahan dan sumber-sumber bacaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan agar mempertimbangan gaya kepemimpinan yang harus diterapkan, budaya organisasi, efektivitas sistem pengendalian internal dan tingkat risiko fraud di PT Kaltim Industrial Estate bagian pengadaan barang.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan bacaan dan acuan pustaka, yang dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berminat akan topik ini.
(26)
10
E. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi permasalahan agar penulis tidak terlalu luas dan menyimpang, juga agar lebih memudahkan penelitian ini. Batasan penelitian ini antara lain, yaitu:
1. Gaya kepemimpinan yang diteliti terbatas pada tiga macam gaya kepemimpinan menurut Hadawi (1993), yaitu (a) Gaya kepemimpinan otoriter, (b) Gaya kepemimpinan demokratis, dan (c) Gaya kepemimpinan bebas.
2. Budaya organisasi yang diteliti terbatas pada empat dimensi menurut Robbins (2003), yaitu perencanaan, pelaksanaan, kontrol dan karakteristik dan keterampilan pimpinan.
3. Efektivitas Sistem pengendalian internal yang akan diteliti terbatas pada lima dimensi menurut COSO (2004), yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, sistem informasi dan pemantauan.
4. Risiko Fraud yang akan diteliti terbatas pada sebelas indikator menurut ACFE-Fraud Risk Assessment, modul 13, yaitu Kebijakan perusahaan mengenai penerimaan hadiah, diskon, jasa dan sejenisnya, baik dari pelanggan maupun supplier; Kebijakan perusahaan mengenai proses tender atau bidding pembelian; Review terhadap proses pembelian; Review terhadap syarat-syarat penawaran tender; Manajemen kontrol, Hubungan kerja yang dekat; Menjaga informasi dokumen penawaran; Review terhadap kualifikasi peserta tender; Aturan pemenang tender.
(27)
11
F. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Bab ini menguraikan penjelasan atas teori-teori pendukung berkaitan dengan penelitian dan digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembahasan.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan cara yang akan digunakan dalam melakukan penelitian, meliputi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, jenis dan data penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan gambaran secara umum tentang PT Kaltim Industrial Estate, menjelaskan deskripsi data yang diperoleh, hasil uji validitas dan reliabilitas, analisis data dan hasil penelitian serta interprestasi. Analisis dan pembahasan didasarkan pada teori yang telah dikemukakan.
(28)
12 Bab V. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
Bab ini merupakan bagian akhir penelitian yang mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian serta saran penulis.
Daftar Pustaka
Bagian ini merupakan urutan daftar dari acuan-acuan yang digunakan ketika melakukan penelitian, baik dari jurnal maupun teori di buku.
(29)
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Kepemimpinan
Rivai (2004), mendefinisikan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Thoha (2007), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
Jenis-jenis gaya kepeminpinan menurut Hadawi (1993), terdapat tiga macam bentuk gaya kepemimpinan yang digunakan oleh para pemimpin, yaitu: 1. Gaya kepemimpinan otoriter
Merupakan kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari
(30)
14 staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3. Gaya kepemimpinan bebas
Merupakan kepemimpinan yang memberikan kepercayaan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
Gaya kepemimpinan sangat diperlukan dalam suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi tergantung seberapa baik pemimpin dapat memainkan perannya agar organisasi tersebut terus hidup dan berkembang (Nurjanah, 2008).
B. Budaya Organisasi
Stoner (1996), menyatakan bahwa budaya merupakan gabungan yang kompleks dari asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Menurut Armstrong (2009), budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal.
(31)
15
C. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan koordinasi dan ukuran yang diadopsi dalam suatu usaha atau bisnis untuk melindungi aset-aset, memeriksa akurasi dan keandalan laporan keuangan, mendorong efisiensi kegiatan dan kepatuhan pada kebijakan manajerial yang telah ditetapkan (Subramaniam, 2008). Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan (Siagian, 2001).
Efektivitas sistem pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Parno, 2005).
D. Risiko Fraud
Fraud menurut Sawyer (2006) adalah suatu tindakan penipuan yang mencakup berbagai penyimpangan dan tindakan illegal yang ditandai dengan penipuan yang disengaja. Fraud merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya (Dewi, 2010).
Salah satu risiko penting yang dihadapi oleh organisasi adalah risiko fraud (Dewi, 2010). Ketika fraud itu muncul, baik itu fraud internal, fraud pihak
(32)
16 ketiga maupun fraud kolusi, dapat menimbulkan kerugian yang signifikan serta merusak reputasi serius pada organisasi. Risiko fraud adalah risiko yang di alami oleh suatu perusahaan atau intuisi karena faktor terjadinya tindakan kecurangan yang di sengaja, baik keugian materi maupun non materi (Bima, 2011).
Teori segitiga kecurangan (fraud triangle theory) menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat tiga faktor yang mendorong risiko fraud (Apriadi, 2014), yaitu:
1. Faktor tekanan (perceived pressure), adalah motivasi dari pribadi karyawan untuk melakukan tindak fraud dikarenakan adanya tekanan baik keuangan maupun non keuangan, tekanan dari pribadi maupun organisasi (kepemimpinan, tugas yang terlalu berat, dan lain-lain). Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain.
2. Faktor alasan pembenaran (rationalization), adalah sikap atau proses berfikir dengan pertimbangan moral dari pribadi karyawan untuk merasionalkan tindak fraud (Subramaniam, 2008). Fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang mendorong atau memperbolehkan terjadinya fraud. Pertimbangan perilaku fraud sebagai konsekuensi dari kesenjangan integritas pribadi karyawan atau penalaran moral yang lain. Rasionalisasi terjadi dalam hal seseorang atau sekelompok orang membangun pembenaran atas fraud yang dilakukan. Pelaku fraud biasanya mencari alasan pembenaran bahwa yang dilakukan bukan pencurian atau fraud.
(33)
17 3. Faktor kesempatan atau peluang (perceived opportunity), adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya dan tidak adanya efektivitas kontrol sehingga membuka peluang terjadinya fraud. Adanya faktor penyebab fraud adalah adanya adanya kelemahan di dalam suatu organisasi antara lain kelemahan sistem, kebijakan, prosedur, proses serta gagal dalam mendisiplinkan atau memberikan sanksi pelaku fraud yang mengakibatkan seorang karyawan mempunyai kuasa dan kemampuan untuk memanfaatkan kelemahan yang ada, sehingga karyawan tersebut dapat melakukan perbuatan fraud.
Untuk mendeteksi risiko fraud, manajer, auditor, pegawai dan pemeriksa harus mempelajari indikator atau tanda-tanda atau symptoms (red flags) dan mengejarnya (menindaklanjutinya) sampai semua bukti terkumpul. Pemeriksa harus menemukan apakah tanda-tanda tersebut merupakan hasil dari suatu tindakan fraud atau hal yang lain. Keberadaan tanda-tanda risiko fraud harusnya dapat disadari dan selanjutnya menjadi indikator yang dapat ditindaklanjuti untuk menemukan dan membuktikan adanya fraud.
E. Perumusan dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan di PT Kaltim Industrial Estate terhadap
Risiko Fraud
Perilaku karyawan terbentuk dari cara pemimpin dalam mencapai sasaran organisasi dan memberikan motivasi (Subramanian, 2008).
(34)
18 Karyawan cenderung mengikuti peraturan perusahaan ketika dipimpin dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat (Pramudita, 2013). Gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada bawahannya. Motivasi dapat dilakukan dengan memberikan reward, pujian, promosi jabatan serta pendelegasian tugas yang jelas (Nurjanah, 2008). Sehingga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan yang tepat akan berpengaruh terhadap risiko fraud. Semakin tepat gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin akan menurunkan risiko fraud.
Pada peneliti terdahulu yang menyelidiki dampak gaya kepemimpinan terhadap risiko fraud seperti yang dikemukakan oleh Pramudita (2013), bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap risiko fraud. Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan yang tepat di suatu organisasi dapat memberikan motivasi kerja sehingga menurunkan risiko fraud. Lebih lanjut, Zulkarnain, 2013 dan Faisal, 2013 berpendapat bahwa terdapat pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan terhadap risiko fraud. Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Gaya kepemimpinan di PT Kaltim Industrial Estate berpengaruh negatif terhadap risiko fraud.
(35)
19
2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal
Budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan (Armstrong, 2009). Efektivitas sistem pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Parno, 2005). Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal yang efektif dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan suatu hal yang bisa dilakukan.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa efektifitas sistem pengendalian internal dipengaruhi oleh budaya organisasi. Peneliti merumuskan hipotesis kelima sebagai berikut:
H2: Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap efektifitas sistem pengendalian internal
3. Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Internal terhadap Risiko
Fraud
Efektivitas sistem pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan
(36)
20 terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Parno, 2005). Fraud dipengaruhi adanya sistem pengendalian internal dan monitoring oleh aturan (Arifiyani, 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal yang efektif akan berpengaruh terhadap risiko fraud. Semakin efektif sistem pengendalian internal akan menurunkan risiko fraud.
Pada penelitian terdahulu yang menyelidiki dampak efektivitas sistem pengendalian terhadap risiko fraud seperti yang dikemukakan oleh Pramudita (2013), bahwa efektivitas sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap risiko fraud. Hal ini berarti sistem pengendalian internal yang efektif membuat karyawan mematuhi aturan perusahaan sehingga menurunkan risiko fraud. Lebih lanjut, Beasley et al., (2001), Abbot et al., (2002) dan Ratnayani (2014) berpendapat bahwa terdapat pengaruh negatif antara efektivitas sistem pengendalian internal terhadap risiko fraud. Hal ini berarti semakin tinggi efektivitas sistem pengendalian internal, maka akan semakin rendah risiko fraud (Sari, 2015). Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:
H3: Efektivitas sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap risiko fraud.
4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Risiko Fraud
Budaya organisasi yang kuat akan meningkatkan kinerja karena menciptakan suatu motivasi yang luar biasa dalam diri pegawai (Kotter,
(37)
21 1997). Tidak jarang nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa nyaman dalam bekerja untuk sebuah organisasi, berkomitmen yang membuat orang berusaha lebih keras.
Budaya organisasi yang baik adalah budaya organisasi yang akan membentuk para pelaku organisasi untuk memiliki sense of belonging (rasa ikut memiliki) dan sense of identity (rasa bangga sebagai bagian dari organisasi) (Sulistiyowati, 2007). Hal ini dapat menekan risiko fraud. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik atau tidaknya suatu budaya organisasi akan berpengaruh terhadap risiko fraud. Semakin baik budaya organisasi akan menurunkan risiko fraud.
Hasil penelitian yang dilakukan Apriadi (2014); Pramudita (2013); Adelin (2013); Sulistiyowati (2007) dan Arifin (2000), menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara budaya organisasi dengan risiko fraud. Semakin kuat budaya organisasi akan menekan risiko fraud. Dengan demikian peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut:
H4: Budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap risiko fraud
5. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal memediasi Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Risiko Fraud.
Beberapa penelitian tentang budaya organisasi dengan risiko fraud menunjukkan hasil yang berbeda antar peneliti yang satu dengan yang lainnya. Apriadi (2014), menunjukkan adanya hubungan negatif antara budaya organisasi dengan risiko fraud. Hal ini selaras dengan penelitian yang
(38)
22 dilakukan oleh Pramudita (2013), Adelin (2013), Sulistiyowati (2007), Arifin (2000).
Namun ada beberapa penelitian yang memberikan hasil temuan sebaliknya, dimana tidak terdapat pengaruh antara budaya organisasi dengan risiko fraud (Najahningrum, 2013) Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain (2013) dan Faisal (2013).
Peneliti menduga bahwa perbedaan hasil penelitian tersebut kemungkinan dikarenakan adanya pengaruh faktor lain yang tidak tampak. Dalam hal ini peneliti melihat faktor lain tersebut adalah efektivitas sistem pengendalian internal. Wilopo (2006) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tindakan kecurangan adalah melalui peningkatan sistem pengendalian internal adalah melalui peningkatan sistem pengendalian internal. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dijelaskan bahwa pengendalian internal merupakan proses yang intergral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efesien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Wilopo (2006) menyatakan bahwa peningkatan efektivitas pengendalian internal akan mampu menekan risiko fraud. Dengan demikian peneliti merumuskan bahwa hipotesis ketujuh sebagai berikut:
(39)
23 Gambar 2.1. Kerangka Penelitian H5: Efektivitas sistem pengendalian internal memediasi pengaruh budaya
organisasi terhadap risiko fraud.
F. Kerangka Penelitian
Dari landasan teori di atas dapat dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut:
Gaya Kepemimpinan
Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal
Risiko Fraud
Budaya Organisasi
(40)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis peneitian ini adalah penelitian empiris dengan tujuan untuk memperoleh gambaran pengaruh gaya kepemimpinan terhadap risiko fraud serta budaya organisasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dan risiko fraud di PT Kaltim Industrial Estate.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah manajer tingkat menengah (middle manager) serta seluruh staf bagian pengadaan barang di PT Kaltim Industrial Estate.
2. Objek penelitian adalah gaya kepemimpinan, budaya organisasi, efektivitas sistem pengendalian internal dan risiko fraud di PT Kaltim Industrial Estate.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT Kaltim Industrial Estate. 2. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Sampel yang diambil hanya pada bagian pengadaan barang di PT Kaltim Industrial Estate dengan jumlah sampel sebesar 36 orang. Peneliti hanya meneliti pada bagian pengadaan barang dikarenakan tindak pidana korupsi sepanjang 2014 masih didominasi sektor pengadaan barang dan jasa (Kabarserasan.com, 2015).
(41)
25
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer.
2. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari kuesioner yang diisi oleh manajer tingkat menengah (middle manager) serta seluruh staf bagian pengadaan barang di PT Kaltim Industrial Estate, pengamatan langsung dan file dari departemen satuan pengawas internal.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Data yang dikumpulkan, yaitu jawaban responden tentang gaya kepemimpinan, budaya organisasi, sistem pengendalian internal, dan fraud yang dituju adalah seluruh manajer tingkat menengah (middle manager) serta karyawan bagian pengadaan barang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 36 orang.
Untuk mengukur sikap responden terhadap setiap pernyataan atau pernyataan menggunakan skala likert 1-5 sebagai berikut :
1 = Sangat tidak sesuai 2 = Tidak sesuai 3 = Cukup Sesui 4 = Sesuai
5 = Sangat sesuai
Responden cukup memberi tanda centang (√) pada kotak pilihan pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
(42)
26 2. Observasi
Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap obyek data (keadaan dan kegiatan bagian pengadaan barang di PT Kaltim Industrial Estate guna mendapatkan keterangan yang akurat). Peneliti mengamati hubungan antara bawahan dengan atasan, serta mengamati SOP (Standard Operating Procedure) dengan kenyataan pada bagian pengadaan barang di PT Kaltim Industrial Estate.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data yang digunakan adalah data primer. Data Primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama (Sarwono, 2006). Data primer didapat dengan metode kuesioner yang disebarkan kepada karyawan-karyawan bagian pengadaan barang di PT Kaltim Indutrial Estate. Pernyataan yang diajukan bersifat tertutup dengan menggunakan skala likert sebagai pilihan jawaban agar responden lebih leluasa dalam menjawab kuesioner.
G. Variabel Penelitian, Indikator Variabel dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu:
(43)
27
Tabel 3.1
Indikator Gaya Kepemimpinan
a) Variabel terikat (dependent variable)
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka yang akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah risiko fraud.
b) Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu gaya kepemimpinan dan budaya organisasi.
c) Variabel Mediasi
Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah efektivitas sistem pengendalian internal.
2. Indikator Penelitian a) Gaya Kepemimpinan
Jenis Gaya
Kepemimpinan Indikator
Nomor Pernyataan
Gaya kepemimpinan
otoriter
1. Wewenang mutlak terpusat pada
pimpinan 1
2. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan 2 3. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh
pimpinan 3
4. Komunikasi berlangsung satu arah dari
pimpinan kepada bawahan 4 5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya selalu dilakukan secara ketat.
5 6. Prakarsa selalu datang dari pimpinan 6 7. Kaku dalam bersikap 7,8 8. Tidak ada kesempatan bagi bawahan
untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.
9 9. Tanggung jawab keberhasilan organisasi
(44)
28 Sumber: Nawawi, 2004
Tabel 3.1
Indikator Gaya Kepemimpinan (sambungan)
Jenis Gaya
Kepemimpinan Indikator
Nomor Pernyataan
Gaya kepemimpinan
demokratis
1. Wewenang pimpinan tidak mutlak 11 2. Pimpinan bersedia melimpahkan
sebagian wewenang kepada bawahan 12 3. Keputusan dibuat bersama antara
pimpinan dan bawahan 13 4. Kebijaksanaan dibuat bersama antara
pimpinan dan bawahan 14 5. Komunikasi berlangsung timbal balik,
baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan
15 6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan
maupun bawahan 16
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat
17, 18 8. Terdapat suasana saling percaya, saling
hormat menghormati dan saling menghargai
19 9. Tanggung jawab keberhasilan organisasi
dipikul bersama pimpinan dan bawahan 20
Gaya kepemimpinan
bebas
1. Pimpinan melimpahkan wewenang lebih
banyak sepenuhnya kepada bawahan 21 2. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para
bawahan 22
3. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila
diperlukan oleh para bawahannya 23 4. Hampir tidak ada pengawasan tehadap
sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh para bawahan
24 5. Hampir tidak ada pengarahan dari
pimpinan 25
6. Kebijaksanaan banyak dibuat oleh para
bawahan 26
7. Prakarsa banyak dibuat oleh bawahan 27, 28 8. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam
kegiatan kelompok 29
9. Tanggung jawab keberhasilan organisasi
(45)
29
Tabel 3.2
Indikator Budaya Organisasi
b) Budaya Organisasi
Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Perencanaan
1. Prosesnya melibatkan penyusunan perencanaan strategis, bersifat formal dan memiliki langkah-langkah jelas yang telah ditetapkan dan terdapat batas waktu
1, 2, 3
2. Semua manajer terlibat dalam semua
tahap penyusunan perencanaan strategis 4 3. Strategi utama perusahaan diungkapkan
kepada semua manajer 5
4. Anggaran disusun secara partisipatif dengan partisipasi manajer senior dan operasional
6
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan tindakan para manajer
didorong oleh anggaran 7
2. Manajer memiliki otonomi penuh dalam mengambil keputusan yang diperlukan untuk melaksanakan anggaran di daerah mereka
8
3. Keputusan yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan dibuat setelah terlebih dahulu konsultasi dengan semua manajer
9
4. Ketika menerapkan anggaran, manajer selalu menekankan tujuan utama perusahaan, bahkan jika itu berarti "kerugian" untuk daerah mereka sendiri
10
5. Jumlah anggaran digunakan sebagai parameter untuk mengevaluasi kinerja manajer di perusahaan
11
Kontrol
1. Terdapat komitmen yang kuat dari manajer untuk memantau dan mengontrol pencapaian target yang direncanakan
12
2. Manajer harus menyampaikan ke atasan mereka penyimpangan antara yang direncanakan dan hasil yang dicapai
13 3. Perusahaan membuat pertemuan khusus
dengan para manajer untuk
mengevaluasi hasil
(46)
30 Sumber: Robbins, 2003
Tabel 3.3
Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Tabel 3.2
Indikator Budaya Organisasi (sambungan)
c) Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Lingkungan Pengendalian
1. Nilai integritas dan etika 1
2. Sistem penilaian kinerja 2
3. Recruitment dan pengembangan karir 3
4. Komitmen terhadap kompetensi 4
5. Struktur organisasi 5
6. Pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab 6
7. Manual mutu dan prosedur kegiatan 7 Penaksiran
Risiko
1. Identifikasi risiko 8
2. Analisis risiko 9
3. Mengelolah risiko 10
Aktifitas Pengendalian
1. Pemisahan fungsi 11
2. Review fungsi 12
3. Pengendalian fisik atas aset 13
4. Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern dan transaksi serta kejadian penting lainnya
14
5. Pengecekan aset 15
6. Tanggung jawab dalam pengelolaan aset 16
7. Log book kendaraan 17
Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Karakteristik dan Keterampilan
Pimpinan
1. Perusahaan mendorong dan mendukung
pelatihan karyawan, membayar untuk
semua atau sebagian dari
pelaksanaannya
15, 16
2. Perusahaan menghargai ide-ide dari
karyawan 17
3. Dewan manajemen secara eksplisit
membangun sebuah hubungan
interpersonal yang menyenangkan
dengan para manajer senior
(47)
31 Sumber: ACFE-Fraud Risk Assessment, modul 13
Sumber: Coso, 2004
Tabel 3.4
Indikator Risiko Fraud Tabel 3.3
Indikator Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (sambungan)
Dimensi Indikator Nomor
Pernyataan
Aktifitas Pengendalian
8. Update data karyawan 18
9. Tanda tangan pada blanko cek yang
kosong 19, 20
10.Rekonsiliasi bank 21
11.Pertanggung jawaban penggunaan dana 22 Informasi dan
Komunikasi
1. Eksistensi 23
2. Keakuratan 24
3. Klasifikasi 25
4. Pengikhtisaran 26
Pemantauan
1. Pemantauan atau monitoring terus menerus terhadap kegiatan yang sedang berjalan
27
2. Evaluasi internal 28
3. Evaluasi eksternal 29
d) Risiko Fraud
Variabel Indikator Nomor
Pernyataan
Risiko Fraud
1. Kebijakan perusahaan mengenai penerimaan hadiah, diskon, jasa dan sejenisnya, baik dari pelanggan maupun supplier
1
2. Kebijakan perusahaan mengenai proses
tender atau bidding pembelian 2
3. Review terhadap proses pembelian 3, 4 4. Review terhadap syarat-syarat penawaran
tender 5
5. Manajemen kontrol 6
6. Hubungan kerja yang dekat 7
7. Menjaga informasi dokumen penawaran 8 8. Review terhadap kualifikasi peserta tender 9
9. Aturan pemenang tender 10
10.Rotasi pada penanggung jawab proses
pembelian 11
(48)
32 Sumber: Data Primer diolah berdasarkan Irianto, 2015
Tabel 3.5
Pedoman Kategori Variabel Gaya Kepemimpinan 3. Pengukuran Variabel
a) Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan terdiri dari tiga jenis gaya kepemimpinan dengan masing-masing gaya kepemimpinan memiliki sembilan indikator (lihat hal 27-28, tabel 3.1)). Indikator-indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-5.
Berikut adalah tabel pedoman kategori variabel gaya kepemimpinan yang menunjukkan rentang skor dari masing-masing kategori.
Rentang skor (tabel 3.5) menunjukkan bahwa seberapa besar gaya kepemimpinan yang diterapkan di PT Kaltim Industrial Estate bagian pengadaan barang. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata skor tertinggi dari masing-masing jenis gaya kepemimpinan.
Skala Likert
Rentang Skor Skala Likert
Deskripsi Skala
Likert Kategori
1 1,00 – 1,80 Sangat tidak sesuai Sepenuhnya tidak diterapkan
2 1,81 – 2,60 Tidak sesuai Sebagian besar tidak diterapkan 3 2,61 – 3,40 Cukup sesuai 50% diterapkan 4 3,41 – 4,20 Sesuai Sebagian besar
diterapkan 5 4,21 – 5,00 Sangat sesuai Sepenuhnya
(49)
33 Sumber: Data Primer diolah berdasarkan Irianto, 2015
Tabel 3.6
Pedoman Kategori Variabel Budaya Organisasi
b) Budaya Organisasi
Budaya organisasi diukur dengan empat dimensi (lihat Hal 29-30, tabel 3.2). Dimensi pertama yaitu perencanaan diukur menggunakan empat indikator, dimensi kedua yaitu pelaksanaan diukur menggunakan lima indikator, dimensi ketiga yaitu kontrol diukur menggunakan tiga indikator dan dimensi keempat yaitu karakteristik dan keterampilan pimpinan diukur menggunakan tiga indikator.
Indikator-indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Berikut adalah tabel pedoman kategori variabel budaya organisasi yang menunjukkan kategori dari masing-masing dimensi pada budaya organisasi.
Pedoman kategori variabel budaya organisasi (tabel 3.6) menunjukkan bahwa seberapa setujunya budaya organisasi yang ada di PT Kaltim Industrial Estate dikaitkan dengan dimensi-dimensi budaya organisasi (lihat Hal 29-30, tabel 3.2). Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata skor dari masing-masing dimensi budaya organisasi.
Skala Likert
Rentang Skor Skala Likert
Deskripsi Skala
Likert Kategori
1 1,00 – 1,80 Sangat tidak sesuai Sangat tidak setuju 2 1,81 – 2,60 Tidak sesuai Tidak setuju 3 2,61 – 3,40 Cukup sesuai Cukup setuju
4 3,41 – 4,20 Sesuai Setuju
(50)
34
Tabel 3.7
Pedoman Kategori Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Sumber: Data Primer diolah berdasarkan Irianto, 2015 c) Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal diukur berdasarkan lima dimensi (lihat hal 30-31, tabel 3.3). Dimensi pertama yaitu lingkungan pengendalian diukur menggunakan tujuh indikator, dimensi kedua yaitu penaksiran risiko diukur menggunakan tiga indikator, dimensi ketiga yaitu aktivitas pengendalian diukur menggunakan sebelas indikator, dimensi keempat yaitu informasi dan komunikasi diukur menggunakan empat indikator dan dimensi kelima yaitu pemantauan dikur menggunakan tiga indikator.
Indikator-indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Berikut adalah tabel pedoman kategori variabel efektivitas sistem pengendalian internal yang menunjukkan kategori dari masing-masing dimensi pada efektivitas sistem pengendalian internal.
Pedoman kategori variabel efektivitas sistem pengendalian internal (tabel 3.7) menunjukkan bahwa seberapa efektif sistem
Skala Likert
Rentang Skor
Skala Likert Deskripsi Skala Likert Kategori
1 1,00 – 1,80 Dokumen tidak ada & belum
dilaksanakan
Sangat tidak efektif
2 1,81 – 2,60 Dokumen tidak ada &
pelaksanaan berjalan baik Tidak efektif
3 2,61 – 3,40 Dokumen ada sebagian &
pelaksanaan berjalan sebagian Cukup efektif
4 3,41 – 4,20 Dokumen cukup lengkap dan
pelaksanaan berjalan sebagian Efektif
5 4,21 – 5,00
Dokumen lengkap & pelaksanaan berjalan sepenuhnya
Sangat efektif
(51)
35
Tabel 3.8
Pedoman Kategori Variabel Risiko Fraud
Sumber: Data Primer diolah berdasarkan Irianto, 2015
pengendalian internal yang ada di PT Kaltim Industrial Estate. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata skor dari masing-masing dimensi efektivitas sistem pengendalian internal.
d) Risiko Fraud
Risiko fraud diukur menggunakan sebelas indikator (lihat hal 31, tabel 3.4). Indikator-indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Berikut adalah tabel pedoman kategori variabel risiko fraud yang menunjukkan kategori dari masing-masing indikator pada risiko fraud.
Pedoman kategori variabel risiko fraud (tabel 3.8) menunjukkan bahwa seberapa besar risiko fraud di PT Kaltim Industrial Estate. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata skor dari masing-masing indikator risiko fraud.
Skala Likert
Rentang Skor Skala Likert
Deskripsi Skala Likert Kategori
1 1,00 – 1,80 Dokumen tidak ada & belum
dilaksanakan Sangat besar
2 1,81 – 2,60 Dokumen tidak ada &
pelaksanaan berjalan baik Besar
3 2,61 – 3,40 Dokumen ada sebagian &
pelaksanaan berjalan sebagian Cukup kecil
4 3,41 – 4,20 Dokumen cukup lengkap dan
pelaksanaan berjalan sebagian Kecil
5 4,21 – 5,00
Dokumen lengkap & pelaksanaan berjalan sepenuhnya
(52)
36
Tabel 3.9
Parameter Validitas Konvergen
Sumber: Jogiyanto, 2011
H. Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk rerata skor. Analisis inferensial menggunakan PLS-SEM (Partial Least Squares-Structural Equation Modeling) dengan menggunakan program SmartPLS 3.0 (Smart Partial Least Squares). Alasan memilih PLS-SEM karena dalam penelitian terdapat empat jenis variabel yaitu variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen dengan sampel sebanyak 36 orang karyawan.
Dengan demikian penggunaan PLS-SEM dengan menggunakan program SmartPLS 3.0 akan mampu menguji dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis PLS-SEM dengan menggunakan program SmartPLS 3.0 menggunakan dua sub model, yaitu:
1. Outer Model
Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model, yaitu:
a) Validitas
1) Validitas Konvergen (Convergent Validity)
No Validitas Konvergen Nilai
1 Outer Loading >0,7
(53)
37
Tabel 3.10 Parameter Reliabilitas
Sumber: Jogiyanto, 2011
2) Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)
Nilai loading dari masing-masing item terhadap konstruk nya lebih besar dari pada nilai cross loading nya dan nilai cross loading >0,7 (Jogiyanto, 2011).
b) Reliablitas
Composite reliability mengukur nilai reliabilitas sesungguhnya dari suatu variabel sedangkan cronbach's alpha mengukur nilai terendah reliabilitas suatu variabel.
2. Inner Model
Uji pada inner model dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten. Beberapa uji untuk inner model, yaitu (Jogiyanto, 2011): a. Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen.
R-Square (R2) digunakan untuk mengukur tingkat variabilitas perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Parameter ini digunakan untuk mengukur kelayakan model prediksi dengan rentang nilai 0 sampai dengan 1.
b. Path Coefficients (Koefisien Jalur) menunjukkan seberapa besar hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan prosedur bootstrapping.
No Realibilitas Nilai
1 Composite Reliability > 0,7 2 Cronbach's Alpha > 0,6
(54)
38 Gambar 4.1. Peta Kota Bontang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT Kaltim Industrial Estate
PT Kaltim Industrial Estate (KIE) adalah anak perusahaan PT Pupuk Kaltim yang bergerak dalam bidang pengelolaan kawasan industri, properti, water treatment, pengelolaan limbah industri, konstruksi, pengelolaan CRM dan beton precast memiliki 130 karyawan dengan empat divisi dan beberapa bentukan tim untuk menangani beberapa proyek. KIE berada di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Bontang.
(55)
39
1. Struktur Organisasi PT Kaltim Industrial Estate
(56)
40 Bagian-bagian yang terlibat di dalam proses pengadaan barang adalah Rekons Department, Procurement Department, Finance Department, Accounting Department, Satuan Pengawas Internal dan Tim Tender. Rekons Department merupakan bagian yang melakukan pengecekan terhadap barang-barang apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Procurement Department merupakan bagian yang melakuan pemesanan barang kepada pemasok dan mendistribusikan pemasanan kepada user. Finance Department merupakan bagian yang melakukan pembayaran atas pembelian barang-barang dari pemasok. Accounting Department merupakan bagian yang melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi pembelian yang terjadi. Satuan Pengawas Internal merupakan bagian yang melakukan review atas pembelian, pendistribusian dan pemilihan pemasok, apakah sudah sesuai prosedur, aturan serta dokumen yang berlaku. Tim Tender merupakan bagian yang menilai dan memilih pemasok mana yang akan digunakan dalam suatu pengadaan barang.
(57)
41
2. Prosedur Pengadaan Barang PT Kaltim Industrial Estate
(58)
42
Grafik 4.1
Rata-Rata Skor Masing-Masing Jenis Gaya Kepemimpinan Variabel Gaya Kepemimpinan
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif variabel merupakan upaya dari penulis untuk menggambarkan secara umum tentang data yang diperoleh selama penelitian, sehingga akan mengetahui makna dan keadaan yang sebenarnya dari yang diteliti.
1. Analisis Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan
Analisis deskriptif variabel gaya kepemimpinan bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate dan masing-masing divisi di PT Kaltim Industrial Estate yang berkaitan dengan pengadaan barang.
a) Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial
Estate
Jawaban dari kuesioner gaya kepemimpinan menunjukkan hasil sebagai berikut:
3.16 3.39
3.78
1 1.8 2.6 3.4 4.2 5
Otoriter Demokratis Bebas Sepenuhnya Tidak Diterapkan Sebagian Besar Tidak Diterapkan 50% Diterapkan Sebagian Besar Diterapkan Sepenuhnya Diterapkan
(59)
43
Grafik 4.2
Rata-Rata Skor Masing-Masing Jenis Gaya Kepemimpinan per Divisi
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Gaya kepemimpinan dinilai dari skor berdasarkan rentang skor pada tabel 3.5 (lihat hal 32). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh PT Kaltim Industrial Estate adalah demokratis.
b) Gaya Kepemimpinan per Divisi
Berikut adalah tabel rata-rata skor dari masing-masing jenis gaya kepemimpinan pada enam divisi di PT Kaltim Industrial Estate.
Divisi accounting department menerapkan gaya kepemimpinan otoriter dengan rata-rata skor 4,37. Divisi satuan pengawas internal menerapkan gaya kepemimpinan bebas dengan rata-rata skor 3,58. Divisi procurement department, finance department, rekons departmen dan tim tender menerapkan gaya kepemimpinan demokratis dengan rata-rata skor berturut-turut 3,91, 3,92, 3,82 dan 3,69.
3
.0
0
3
.2
0 3.60
4 .3 7 2 .7 0 2 .9 9 3 .0 5 3 .9 1 3 .9 2 3 .7 7 3 .8 2 3 .6 9 3 .5 8 3 .4 3 3 .6 0 3 .3 3 3 .5 2 3 .2 1 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 Satuan Pengawas Internal Procurement Department Finance Departement Accounting Department Rekons Department Tim Tender
(60)
44
Grafik 4.3
Rata-Rata Skor per Dimensi Variabel Budaya Organisasi
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa empat dari enam divisi yang berkaitan dengan pengadaan barang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis.
2. Analisis Deskriptif Variabel Budaya Organisasi
Analisis deskritif variabel budaya organisasi bertujuan untuk mengetahui tingkatan dimensi-dimensi pada budaya organisasi (lihat hal 29, tabel 3.2) di PT Kaltim Industrial Estate pada pengadaan barang yang diperoleh dari hasil jawaban responden. Berikut adalah grafik rata-rata skor per dimensi untuk variabel budaya organisasi.
Dimensi perencanaan pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,00. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi perencanaan masuk kategori setuju. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki budaya
3.96 3.92 3.95 4.22
1 1.8 2.6 3.4 4.2 5
Perencanaan Pelaksanaan Kontrol Karakteristik dan Keterampilan
Pimpinan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju
(61)
45 organisasi partisipatif dalam hal perencanaan. Maksud dari budaya organisasi partisipatif adalah semua manajer terlibat di dalam proses perencanaan.
Dimensi pelaksanaan pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 3,92. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi pelaksanaan masuk kategori setuju. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki budaya organisasi yang taat pada anggaran yang telah disepakati, taat pada aturan yang berlaku dan disiplin dalam melakukan suatu pekerjaan dalam hal pelaksanaan.
Dimensi kontrol pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 3,95. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kontrol masuk kategori setuju. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki budaya organisasi yang fokus terhadap pencapaian target, penyimpangan dan hasil evaluasi dalam hal kontrol.
Dimensi karakteristik dan keterampilan pimpinan pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi kontrol masuk kategori sangat setuju. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki karakteristik dan keterampilan pimpinan yang sangat mendorong atau mendukung pengembangan diri karyawan.
3. Analisis Deskriptif Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Analisis deskritif variabel efektivitas sistem pengendalian internal bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh PT Kaltim Industrial Estate pada pengadaan barang yang
(62)
46
Grafik 4.4
Rata-Rata Skor per Dimensi
Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
diperoleh dari hasil jawaban responden. Berikut adalah grafik rata-rata skor per dimensi untuk variabel efektif sistem pengendalian internal.
Dimensi lingkungan pengendalian pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,31. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi lingkungan pengendalian masuk kategori sangat efektif. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki sistem pengendalian internal yang sangat efektif dalam hal lingkungan pengendalian karena dokumen yang mengatur tentang nilai integritas dan etika, sistem penilaian kinerja, rancangan recruitmen dan pengembangan karir, struktur organisasi ter-update, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta manual mutu dan prosedur kegiatan lengkap dan dalam pelaksanaanya sudah berjalan baik.
Dimensi penaksiran risiko pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,35. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi penaksiran risiko masuk kategori sangat efektif. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki
4.15
4.31 4.35 4.27 4.29
1 1.8 2.6 3.4 4.2 5
Lingkungan Pengendalian
Penaksiran Resiko Aktifitas Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
Pemantauan Sangat Tidak Efektif Tidak Efektif Cukup Efektif Efektif Sangat Efektif
(63)
47 sistem pengendalian internal yang sangat efektif dalam hal penaksiran risiko karena dokumen yang mengatur tentang proses mengidentifikasi risiko perusahaan, análisis risiko dan pengelolaan risiko lengkap dan dalam pelaksanaanya sudah berjalan baik.
Dimensi aktivitas pengendalian pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,27. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi aktivitas pengendalian masuk kategori sangat efektif. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki sistem pengendalian internal yang sangat efektif dalam hal aktivitas pengendalian karena dokumen yang mengatur tentang tugas dan wewenang antar individu, aset tercatat dengan baik, review dilakukan secara berkala, data karyawan ter-update, rekonsiliasi bank dilakukan secara berkala lengkap dan dalam pelaksanaanya sudah berjalan baik.
Dimensi informasi dan komunikasi pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,27. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi informasi dan komunikasi masuk kategori sangat efektif. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki sistem pengendalian internal yang sangat efektif dalam hal informasi dan komunikasi karena dokumen yang mengatur tentang sistem keamanan data, password, penyimpan arsip dan data dan back up data secara berlaka lengkap dan dalam pelaksanaanya sudah berjalan baik.
Dimensi pemantauan pada variabel budaya organisasi memiliki rata-rata skor 4,22. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi pemantauan masuk kategori efektif. Artinya PT Kaltim Industrial Estate memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam hal pemantauan karena dokumen yang mengatur tentang peninjauan proyek yang sedang berjalan, tindak lanjut
(1)
98
LAMPIRAN 7
VARIABEL RISIKO FRAUD
Indikator No
Pernyataan
Kategori Jawaban
Jumlah
Rata-Rata Skor Per Pernyataan
1 2 3 4 5
f % f % f % f % f % N %
Indikator 1 1 3 8.33 0 0.00 2 5.56 26 72.22 5 13.89 36 100 3.83
Indikator 2 2 0 0.00 0 0.00 2 5.56 19 52.78 15 41.67 36 100 4.36
Indikator 3 3 0 0.00 0 0.00 7 19.44 9 25.00 20 55.56 36 100 4.36
Indikator 4 4 0 0.00 0 0.00 7 19.44 11 30.56 18 50.00 36 100 4.31
Indikator 5 5 0 0.00 0 0.00 1 2.78 12 33.33 23 63.89 36 100 4.61
Indikator 6 6 0 0.00 1 2.78 1 2.78 18 50.00 16 44.44 36 100 4.36
Indikator 7 7 0 0.00 1 2.78 1 2.78 11 30.56 23 63.89 36 100 4.56
Indikator 8 8 0 0.00 1 2.78 1 2.78 11 30.56 23 63.89 36 100 4.56
Indikator 9 9 0 0.00 0 0.00 1 2.78 20 55.56 15 41.67 36 100 4.39
Indikator 10 10 0 0.00 1 2.78 2 5.56 27 75.00 6 16.67 36 100 4.06
Indikator 11 11 0 0.00 0 0.00 2 5.56 19 52.78 15 41.67 36 100 4.36
Indikator 12 12 0 0.00 0 0.00 2 5.56 20 55.56 14 38.89 36 100 4.33
Total Frekuensi 3 0.69 4 0.93 29 6.71 203 563.89 193 44.68 432 617
(2)
99
LAMPIRAN 8
OUTPUT OUTER LOADING
GayaKepemimpinan Budaya Organisasi
Efektivitas Sistem Pengendalian
Internal
Risiko Fraud
Indikator Outer
Loading Indikator
Outer
Loading Indikator
Outer
Loading Indikator
Outer Loading
GK02 0,735 BO01 0,734 SPI01 0,846 FR1 0,812
GK05 0,924 BO04 0,776 SPI02 0,804 FR2 0,812
GK08 0,757 BO05 0,832 SPI03 0,764 FR3 0,867
GK14 0,905 BO06 0,841 SPI04 0,904 FR5 0,816
GK17 0,972 BO07 0,819 SPI05 0,891 FR6 0,747
GK20 0,769 BO08 0,866 SPI06 0,766 FR7 0,803
GK23 0,876 BO09 0,857 SPI07 0,717 FR8 0,813
GK26 0,946 BO10 0,873 SPI08 0,869 FR9 0,749
GK29 0,822 BO11 0,834 SPI09 0,839 FR10 0,809
BO12 0,747 SPI10 0,866 FR11 0,796
BO13 0,943 SPI11 0,744 FR12 0,858
BO14 0,786 SPI12 0,706 BO15 0,906 SPI13 0,766 BO17 0,910 SPI14 0,814 BO18 0,836 SPI15 0,807 SPI16 0,754 SPI17 0,903 SPI18 0,895 SPI20 0,712 SPI21 0,856 SPI22 0,819 SPI23 0,753 SPI24 0,777 SPI25 0,738 SPI26 0,864 SPI27 0,883 SPI28 0,931 SPI29 0,924
(3)
100
OUTPUT AVE (AVERAGE VARIANCE EXTRACTED)
Variabel AVE Nilai Kritis Evaluasi Model
Gaya Kepemimpinan 0,740
≥0,5
Valid
Budaya Organisasi 0,693 Valid
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal 0,674 Valid
(4)
101
LAMPIRAN 10
OUTPUT CROSS LOADING
Indikator GayaKepemimpinan Budaya Organisasi
Efektivitas Sistem
Pengendalian Internal Risiko Fraud
GK02 0,735 0,550 0,191 -0,309
GK05 0,924 0,777 0,373 -0,427
GK08 0,757 0,575 0,238 -0,302
GK14 0,905 0,890 0,020 -0,316
GK17 0,972 0,883 0,217 -0,397
GK20 0,769 0,629 0,153 -0,226
GK23 0,876 0,735 0,025 -0,281
GK26 0,947 0,880 0,138 -0,355
GK29 0,822 0,767 0,071 -0,313
BO01 0,594 0,734 0,012 -0,290
BO04 0,615 0,776 0,093 -0,297
BO05 0,828 0,832 0,156 -0,343
BO06 0,621 0,841 0,208 -0,353
BO07 0,591 0,819 0,226 -0,374
BO08 0,658 0,866 0,187 -0,342
BO09 0,795 0,857 0,092 -0,473
BO10 0,569 0,773 0,200 -0,271
BO11 0,773 0,834 0,073 -0,419
BO12 0,529 0,747 0,005 -0,254
BO13 0,859 0,943 0,090 -0,409
BO14 0,671 0,786 0,135 -0,283
BO15 0,869 0,906 0,139 -0,279
BO17 0,871 0,910 0,008 -0,340
BO18 0,876 0,836 0,368 -0,484
SPI01 0,195 0,080 0,846 -0,167
SPI02 0,186 0,059 0,804 -0,109
SPI03 0,193 0,012 0,764 -0,057
SPI04 0,217 0,135 0,904 -0,129
SPI05 0,230 0,159 0,891 -0,215
SPI06 0,061 0,120 0,766 -0,126
SPI07 0,076 0,126 0,717 -0,045
SPI08 0,098 0,042 0,869 -0,152
SPI09 0,093 0,022 0,839 -0,099
SPI10 0,094 0,024 0,866 -0,142
(5)
102 Kepemimpinan Pengendalian Internal
SPI12 0,071 0,183 0,706 -0,092
SPI13 0,005 0,042 0,766 -0,098
SPI14 0,070 0,061 0,814 -0,060
SPI15 0,127 0,185 0,807 -0,243
SPI16 0,130 0,048 0,754 -0,165
SPI17 0,236 0,199 0,903 -0,219
SPI18 0,209 0,161 0,895 -0,192
SPI20 0,138 0,050 0,712 -0,021
SPI21 0,075 0,042 0,856 -0,115
SPI22 0,219 0,161 0,819 -0,162
SPI23 0,096 0,141 0,753 -0,023
SPI24 0,104 0,035 0,777 -0,130
SPI25 0,167 0,223 0,738 -0,186
SPI26 0,186 0,038 0,864 -0,159
SPI27 0,249 0,134 0,883 -0,219
SPI28 0,234 0,145 0,931 -0,214
SPI29 0,213 0,159 0,924 -0,155
FR1 -0,440 -0, 515 -0, 053 0,812
FR2 -0,285 -0,394 -0,343 0,812
FR3 -0,242 -0,278 -0,011 0,867
FR5 -0,320 -0,352 -0,179 0,816
FR6 -0,271 -0,299 -0,018 0,747
FR7 -0,203 -0,273 -0,130 0,803
FR8 -0,205 -0,297 -0,060 0,813
FR9 -0,421 -0,338 -0,355 0,749
FR10 -0,319 -0,330 -0,208 0,809
FR11 -0,298 -0,341 -0,462 0,796
(6)
103